Mendekati pukul sebelas, setelah mendengarkan malas-malasan pidato penutupan dari Matt, kawanan itu akhirnya membubarkan diri. Setelah mengurus pembayaran di konter dengan Sully, mereka bersama-sama berjalan keluar kedai menuju tempat parkir.

Matt mengajak Andrea untuk pulang bareng, karena Sully harus mampir ke supermarket dulu untuk membeli titipan belanjaan yang cukup banyak dari ayahnya. Selagi melambai pada Fiona yang tengah merapikan meja dan kursi di luar kedai, Andrea mendengar Matt berbicara dengan Priscilla.

"Kau juga bisa ikut denganku, Pris." ajak Matt, menyampirkan ranselnya di bahu, "Rumahmu nggak terlalu jauh dari rumahku."

Dekat?

Priscilla mengangkat bahu kasual, "Oh, oke. Trims. Andy, nggak papa kan aku bareng kalian?"

"Itu mobil Matt." Andrea mendengus geli. Setelah berpisah dengan rombongan anak-anak baru yang menuju ke sisi lain area parkiran, Andrea dan Priscilla berjalan mengikuti Matt dan Sully, mereka memarkir mobil di tempat berdekatan. Andrea dan Priscilla hanya diam, sementara Sully menyerocos seru.

"Anak-anak baru itu kayaknya cool." Sully nyengir, "Robert punya koleksi kamera retro yang saking nerharganya sampai harus diasuransikan oleh ayahnya, dan Fonda bisa memulai rubrik fashion-nya sendiri di Hawkess. Aku berani bertaruh pakaian hebatnya adalah hasil jahitan sendiri. Pantas saja--"

"Kemarikan tasmu." Matt berkata.

Tangan Andrea secara otomatis meraih tali ransel di bahunya, hendak menyerahkannya pada Matt. Tapi kemudian dia melihat tatapan cowok itu tertuju pada Priscilla.

"Kursi depan agak sempit. Nggak nyaman kalau tasmu dipangku terus." cowok itu berkata.

"Oh, oke..." Priscilla melepas ranselnya.

Saat itu Andrea tanpa sadar telah menghentikan langkahnya, berusaha memproses serangkaian tindakan yang mencengangkan itu.

"Andy?" Sully ikut terhenti menyadari keanehan sikap temannya.

Apa yang baru saja terjadi?

Matt--yang sudah memegangi ransel Priscilla--tersadar bahwa Andy dan Sully sedikit tertinggal di belakang. Dia berbalik dan mengangkat alisnya, "Ada apa?"

Andrea mengerjap, butuh beberapa detik sebelum dia mampu menguasai dirinya. Di tengah-tengah rasa syoknya, Andrea berputar menghadap Sully, "Kau tahu... kayaknya aku perlu mampir ke supermarket dulu, jadi aku ikut denganmu."

Sully sempat kebingungan karena mendadak ditodong seperti itu. Tetapi untunglah dia terlahir dengan tingkat kepekaan luar biasa, sehingga cowok itu dengan cepat menangkap maksud Andrea.

"Ah... bahan-bahan untuk bikin pai daging yang kau bicarakan itu..." gumam Sully, tampak tak yakin sendiri dengan perkataannya.

"Kalian... um, kalian duluan saja. Sully nanti bakal mengantarku. Sampai besok!" Andrea melambai pada Matt dan Priscilla yang balas melambai. Kemudian dia buru-buru menyeret Sully ke Cadillac-nya.

"Aku nggak menyangka tiba-tiba dipaksa unjuk kemampuan improvisasi dan akting spontan seperti tadi..." Sully menghela napas ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Tak lama mobil Matt berlalu melewati mobil mereka.

Selama sekitar sepuluh menit berikutnya, mereka berkendara dalam diam. Sully sesekali melirik ke sampingnya, menyadari raut Andrea yang agak berbeda dari biasanya. Biar bagaimanapun, dia sudah mengenal sahabat ceweknya itu cukup lama.

"Kepikiran?" cowok itu akhirnya membuka suara.

"...tentang apa?" Andrea balas bertanya.

Sully memutar bola mata, "Mengapa Matt mengajak Pris, di antara begitu banyak pilihan."

The Boy Who Talked To The TreesWhere stories live. Discover now