8. NO MORE EXCUSES

4 5 0
                                    

"Lo ga akan bisa minta semua orang buat baik atau nggak benci sama lo, ya meski jelas-jelas lo gak ada salah ke mereka, itulah hidup."

"Lo percaya kan kalo semua masalah yang lo hadepin sekarang itu jadi jalan menuju ke sesuatu yang baik nanti? Dunia ini keras, ada rintangan yang harus dilewati buat bisa mencapai hal itu."

"An, lo nggak pernah nyusahin gue sedikitpun, apalagi keluarga lo, ga mungkin mereka ngerasa lo itu beban." Zidan diam sejenak, menyipitkan matanya ketika menatap langit. "Gue tulus temenan sama lo, serius, gue selalu enjoy tiap sama lo, ngerasa kurang kalo belom ketemu sama lo, dan yang paling penting, lo itu orang baik, makannya juga temen-temen banyak yang percaya dan mau curhat sama lo."

Matanya menatapku lekat. "Semua yang terjadi waktu itu sama sekali bukan salah lo, dan tunawicara itu bukan aib atau sesuatu yang bawa sial, malah itu sebuah kelebihan yang dititipin Tuhan ke lo karena Tuhan tau lo bisa hadepin kerasnya dunia dengan kelebihan itu."

"Lo masih bisa nikmatin pemandangan, dengerin guru jelasin materi, lari pagi, ngendarain sepeda, jalan-jalan, jangan sampai lo lupa bersyukur atas hal itu, An. Jangan sampai cuma karena apa kata manusia bikin lo ngerasa hidup nggak adil dan berakhir marah ke Tuhan. Semua yang ada di dunia ini berharga, apapun itu."

Hatiku menghangat. Benar, ada banyak hal di sekitarku yang perlu aku syukuri, sekecil apapun itu. Aku harus belajar untuk berhenti terfokus pada hal yang bisa membuatku lupa untuk bersyukur.

"Didepan gue sekarang ada perempuan cantik yang rambutnya pendek, baik hati, senyumnya manis, jago biologi, fisika, matematika juga, kim- bentar, lo kayaknya pinter semua mata pelajaran deh, An," ucap Zidan sok serius.

Aku tersenyum geli. Sifat mendramatisasinya kembali.

"Lo juga bisa jadi pendengar yang baik buat temen-temen, mandiri, dan tunawicara. Gila, kurang istimewa apalagi seorang Anindya Misha gue tanya."

Mataku terpaku pada netra cokelatnya yang juga sedang menatapku lekat, seakan-akan tidak mengizinkanku menatap ke arah lain, hanya dirinya.

"Gaada alasan lagi buat gue ga jatuh cinta sama lo, An."

BERSAMBUNG

19.43 pm / fri. oct 14, 2022

What's Less Special?Where stories live. Discover now