6. TIRE YOURSELF

9 5 0
                                    

Menyudahi lamunanku sebelum semakin tak terkendali, tanganku terulur mengambil buku yang berada paling dekat dengan jangkauan. Sebuah komik horor, sesuatu yang kubenci, tapi masa bodoh, ku letakkan buku itu di hadapanku dan mulai membacanya sembari tanganku bergerak membuka lembar ulanganku yang sudah berbentuk bola kecil karena remasanku, kemudian kulipat kembali lembaran itu dengan rapi sambil terus membaca meski otakku sama sekali tidak fokus dan terus mengulang bagian yang sama.

***

Zidan sepertinya sudah selesai membacanya. Ia melipat kertas ulanganku dan mengembalikannya padaku. Aku menuliskan semuanya dengan berbekal pensil sepanjang jari telunjuk yang ditemukan Zidan dibawah meja. Menceritakan apa yang terjadi di halaman kertas ulangan Biologi yang masih kosong.

Sebenarnya aku tidak suka berbagi cerita kepada orang lain. Tapi, aku sadar bahwa terkadang hal itu dibutuhkan. Sama seperti teman-temanku yang langganan bercerita kepadaku. Ya, meskipun sebenarnya mereka mempercayakan rahasianya padaku karena, aku berbeda.

"Lo kayaknya berbakat jadi penulis, gue kaya habis baca novel." Zidan tertawa kecil, mungkin berusaha mencairkan suasana.

Aku hanya diam sembari melamun. Bagaimana wajah Deya ketika memakiku, bagaimana makian itu langsung menusuk hatiku. Semuanya masih teringat sangat jelas.

"An," panggil Zidan sambil menyentuh lembut tanganku yang terlipat di atas meja.

Desiran kuat mengalir dari tanganku dan dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh. Jantungku berpacu lebih cepat. Aku menaikkan alis seolah bertanya ada apa, menghalau cepat-cepat perasaan aneh itu sebelum semakin meluas.

"Kadang, ada saatnya lo harus bodo amat sama apa kata orang tentang lo, emangnya mereka tau apa? Modal sok tau aja ditanggepin, gue sih berani taruhan, kalo mereka mau temenan sama lo dan tau lo sebenernya kaya gimana, mereka pasti betah deket-deket sama lo." Zidan menatapku lekat, terlihat sangat yakin dengan apa yang diucapkannya.

"Deya emang kaya gitu, ceplas ceplos, gatau malu, apa-apa dikomentarin, kalo lo terus-terusan mikirin apa kata dia, yang ada lo bakal capek sendiri."

Aku masih menunduk, setengah memikirkan omongan Zidan barusan.

"Omongan mereka gaakan berpengaruh sama gimana lo dimata gue, An."

BERSAMBUNG

12.47 pm / wed. may 11, 2022

What's Less Special?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora