4. EXTREMELY HATE

11 5 0
                                    

"Buat masuk ke jurusan kedokteran pastinya harus punya nilai yang bagus, terutama nilai di mata pelajaran wajibnya jurusan IPA," lanjutnya. "Gue selalu rajin belajar, hafalin materi, hafalin rumus, dan hasilnya selalu memuaskan, gue sering menang olimpiade juga, lo liat sendiri, kan, waktu gue naik podium buat nerima piala emas?" tanyanya. Aku memutar bola mata jengah tanpa bisa ditahan lagi.

"Tapi, semuanya berubah pas lo dateng ke sekolah ini, lo ambil tempat gue, tempat yang udah gue pertahanin mati-matian selama 1 tahun, An, dan sekarang, tiap ada olimpiade larinya ke lo, apa-apa yang dicari lo dulu, kayanya seorang Anindya sekarang udah jadi kesayangannya semua guru, deh," ucapnya kali ini menatapku.

"Ini juga udah ketiga kalinya gue ga jadi pemilik nilai tertinggi di ulangan Biologi, bahkan Fisika kemarin juga bukan gue yang tertinggi, lo kan yang paling tinggi?" tanya Deya. Aku tetap diam karena pertanyaan itu tidak lagi butuh jawaban.

"Sebenernya, gue masih gak percaya sekolah se-elit dan se-bergengsi ini nerima orang kayak lo, apalagi sekolah ini jarang banget nerima yang namanya murid pindahan." Gadis itu berhenti sejenak, menyeruput minumannya santai. "So, nyogok berapa nyokap bokap lo ke yayasan sampe bisa masuk sini?"

Aku mulai merasakan emosi dalam diriku yang seakan-akan bisa meledak kapan saja. Deya kembali terdiam, lalu tubuhnya sedikit condong kedepan, mendekat padaku.

"Sadar nggak sih kalo lo itu udah nyusahin Zidan? Gue suka kasihan sama tuh anak, dia harus dipertemukan sama lo, gue tau lo ga minta, tapi semua orang juga tau kalo lo berdua itu deket banget, and after all of that, ga mungkin dia ngebiarin lo kesusahan dan terpaksa bantu semua masalah lo."

Dadaku terasa sesak. Perkataan Deya memang ada benarnya.

"Lo itu ga lebih dari sampah masyarakat, pembawa sial, bisanya cuma nyusahin orang dan ngerebut kebahagiaan orang." Deya memelankan suaranya, namun penuh penekanan.

Aku menelan saliva dengan susah payah. Tubuhku terasa kaku, jantungku berpacu dua kali lebih cepat. Dari nada bicaranya, bisa ku tangkap dengan sangat jelas bahwa dia benar-benar membenciku.

BERSAMBUNG

11.36 am / sun. march 27, 2022

What's Less Special?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant