14 | Trick

3.9K 373 36
                                    

.
.
.
.
Happy Reading❗

Suasana hening dalam mobil. Xavier menjemput dirinya di depan gerbang.

Ia sudah berpamitan dengan teman-temannya dan juga daisy. Untuk daddy nya ia hanya berpesan lewat chat, Xavier sudah di beri izin oleh Theo untuk menginap di apartement lelaki itu.

Thea berdehem mencoba untuk menutupi rasa gugupnya, Xavier menatap ke depan fokus menyetir.

Tiba-tiba Xavier memegang tangan Thea membuat dirinya tersentak.

"Ada apa, hm?"

Suara rendah yang Xavier keluarkan membuat Thea semakin gugup.

Thea hanya menggeleng kaku lalu menatap keluar kaca.

Mereka sampai di apartement Xavier. Lelaki itu menggandeng tangan Thea menuju lift, sedangkan Thea hanya diam saja.

Xavier menarik masuk lalu melepas gandengannya maju mendekati thea, sedangkan Thea melangkah mundur hingga punggung bertabrakkan dengan dinding dingin.

Astaga ia panas dingin sekarang.

"Bernafas Thea," ucap Xavier di sertai seringaian di bibirnya.

Sial! bagaimana ia bisa tenang melihat betapa rupawannya lelaki itu.

"Hei! Ini te-rlalu de-kat," ujar Thea gugup.

Xavier makin mendekatkan wajah nya hingga hidung mereka saling bersentuhan, nafas yang bertabrakan saling menyentuh kulit masing-masing.

Degupan Jantung Thea benar-benar menggila. Lelaki itu bergantian menatap matanya dan bibirnya, Thea menutup matanya.

Cup.

Xavier mengecup leher di belakang telinga gadia itu.

"Apa yang kau lakukan heh?"

Thea membuka matanya, ia melihat senyum mengejek dari lelaki di depannya.

Ia kelolosan karna pesona lelaki itu.

"Dasar lelaki menyebalkan," umpat Thea lalu mendorong mundur Xavier.

Entah muncul darimana tenaga untuk mendorong lelaki besi itu berhasil. Thea pergi menuju kamar mandi.

--

Xavier memerhatikan setiap inci dari wajah Thea. Gadis itu benar-benar cantik, tetapi tidak memiliki riwayat hubungan dengan lawan jenis selain dengan keluarganya.

Baguslah berarti ia menjadi yang pertama.

Ck, memikirkan Thea dengan lelaki lain membuat dirinya jengkel.

Bibir gadis di depannya ini begitu menarik perhatiannya, ahh sial. Iris mata coklat muda yang menatapnya.

Kenapa gadis ini menutup mata?

Dia ingin berfikir aku menciumnya? Oh tentu saja. Xavier terkekeh dalam hati.

Cup.

Xavier mengecup leher Thea. Belum saatnya ia mengecup bibir menggoda itu.

Ia memang menjadikan Thea miliknya tapi bukan Xavier untuk segala tentang Thea. Hubungannya dan Thea masih sebiji kacang kecil yang baru.

--

Thea keluar dengan ocehan di bibirnya.
"Aish! Menyebalkan sekali. Kenapa menutup mata dasar bodoh." Umpat Thea memaki diri sendiri.

Xavier duduk di pinggir kasur mengecek ponselnya tapi ocehan Thea membuat perhatiannya teralihkan.

Gadis itu keluar dengan baju hitam Xavier. Thea yang merasa peka di perhatikan menatap Xavier balik. Tatapan Thea seolah menantang lelaki itu,dasar menyebalkan.

Thea tidak akan pernah lupa betapa menyebalkan seringaian lelaki itu saat mengejeknya.

Thea masih menatap Xavier begitu juga sebaliknya tetapi air mata Thea lolos karna tidak berkedip, Thea tak kuat lagi karna air mata menghalangi pandangan gadis itu ia berkedip.

"Sial kenapa keluar sih!? Kan kalah tau." Gumam Thea kesal

Xavier tertawa dalam hati, gadis ini benar-benar.

"Kalah, heh?" Ejek Xavier

Thea memasang wajah galaknya berlalu pergi mendengus mengabaikan Xavier. Xavier berdiri menghampiri gadis itu. Ia menarik pinggang ramping Thea sampai menubruk dada bidangnya.

"Dasar gila! Apa yang kau lakukan!?"

Xavier mendekatkan wajahnya di telinga Thea, "Bukankah yang kalah ada hukumannya?"

Thea yang blank namun seperdetik ia sadar, "S-siapa yang bilang?"

"Aku Althea .... " Thea semakin menciut. Xavier membalik tubuh gadis itu menghadap dirinya.

Thea menunduk tapi ia juga mencuri pandang pada Xavier. Mereka terlalu dekat.

"Apa yang k-kau mau?" Ucap Thea sedikit gagap.

Xavier tersenyum nakal, "Hm ..... itu harus aku pikirkan dengan baik."

"Terserah, sekarang lepaskan aku."

Xavier langsung melepaskan tangannya dari pinggang gadis itu lalu pergi ke kamar.

Thea ambruk di kasur. Gila tadi itu bahaya sekali, "Ck, ketampanan sialan itu benar-benar bahaya."

Hubungan tidak jelas tapi berdekatan dengan Xavier bukanlah hal yang buruk. Miliknya kalimat andalan lelaki itu, yah ini bukan ide buruk.

Xavier keluar dari kamar mandi hanya menggunakan celana pendek tanpa kaos, ia menghampiri kasur lalu ikut berbaring dengan Thea. Gadis itu membelakangi Xavier.

Xavier membalik gadis itu lalu menariknya ke dalam pelukan ia mengecup kening Thea singkat lalu membawa gadis itu bersender di dada bidangnya. Thea tidak masalah ia malah nyaman dengan posisi ini.

"Selamat malam Althea."

^^

Setelah ini konfliknya akan segera hadir HAHAHAHA. 🤓

Semoga kalian gak bosen bacanya, cerita ini about to begint😈.

Alurnya juga udah siap mau di bawa kemana, okeh cut!

AntagonistWhere stories live. Discover now