12 | Leon & Calista

4.2K 449 19
                                    

.
.
.
.
Happy Reading ❗

Sebuah kamar bernuansa laut biru yang menyegarkan. Seorang lelaki yang tertidur pulas di kasur empuk miliknya. Alarm mengganggu tidurnya.

"Sial! Jam berapa ini" suara serak itu menyapa pagi.

Leon mematikan alarm ia duduk di pinggir kasur mengecek ponselnya. Ada notifikasi dari gadis yang ia dekati belum lama ini.

Price

Price♡
Kak Leon bangun!
Hari ini jadi kan?

Iya, gua jemput jam 10.

Price♡
Oke Kak,
Hati - hati ya.

Leon tersenyum singkat membaca pesan itu, ia segera mandi dan bersiap.

Price gadis yang ia tolong saat di jambret, gadis manis yang membuat ia penasaran dengan kehidupan kecil gadis itu. Dan ternyata gadis itu satu sekolah dengan dirinya hanya berbeda tingkatan.

Berinteraksi dengan Price membuat ia merasa nyaman dengan gadis itu. Cerita yang keluar dengan senyum yang tidak pernah luntur itu menarik perhatiannya.

Leon memasuki perkarangan rumah Price.

"Hai kak!" Price berlari kecil membuka pagar.

"Ayo naik," Price mengangguk lalu naik motor Leon.

Hari ini ia menuju ke rumahnya untuk mengenalkan gadis itu pada orang tuanya.

"Turun," ucap Leon

Price turun di bantu Leon, ia tampak gugup sekarang. Leon yang sadar bahwa gadis itu gugup tersenyum tipis. Ia menggandeng Price lalu masuk ke dalam.

"Bunda Leon pulang!"

Leon terkejut melihat Tunangannya berdiri di samping bundanya. Apa lagi yang gadis itu rencanakan?

Leon tentu tidak senang dengan kehadiran Calista disini, apa lagi saat ini ia bersama Price. Namun Leon berusaha tetap tenang.

Sampai Angga membuat ketenangannya terusik, "selingkuhan baru kamu?"

Secara tidak langsung ayah nya mengatai Price selingkuhannya dan membuat gadis itu menangis.

Ia sedari awal acuh tak acuh dan tak peduli dengan pertunangannya dengan Calista. Ia juga tidak berminat untuk mengurusi hal itu. Calista yang terkenal dengan sikap angkuh dan pemarah di sekolah membuat ia malas untuk tau tentang gadis itu lebih dalam lagi.

Ia dan Calista memang kenal sejak dulu, gadis itu selalu mengejar dirinya.

Mendengar Calista memanggil dirinya, My Fiance itu pasti sengaja supaya Price bisa mendengar itu. Hati gadis periang itu pasti sakit, ia juga tidak bisa mengelak kalau ia memang tidak memutuskan pertunangan mereka secara resmi. Leon hanya bilang bahwa ia dan Calista tidak memiliki hubungan apa - apa.

Ketidakpedulianya sekarang malah jadi bomerang untuk dirinya, sialan.

"Gimana rasanya jadi perebut tunangan orang?" Tanya Calista tersenyum sinis menatap Price.

Leon emosi pendengar pertanyaan Calista, ia menampar gadis itu kuat. Sesuatu yang ia kira gadis itu akan menangis dan pergi ternyata hanya ilusi, Calista menampar dirinya berkali - kali lebih kuat. Gadis itu menangis memukuli dada nya mengeluarkan penyakit di hati.

Kata - kata yang terdengar menyakitkan itu mengetuk hati Leon namun ia hanya bisa diam.

"Kata lo kita bisa bahagia sama - sama."

Ia mengatakan itu untuk menenangkan gadis itu ternyata malah jadi salah paham.

Pukulan di dada nya berhenti karna jeritan Price gadis yang ia bawa itu menjerit untuk Calista. Setelah itu Calista pergi darisana.

Leon hanya diam lalu menoleh ke Price, "Pulang sama supir." Setelah itu Leon naik ke atas.

Tangisan Calista masih berbayang di otak nya. Sialan! Sialan! Otaknya benar - benar mau pecah. Ia nyaman dengan Price tapi pikirinya tertuju pada Calista.

🤑🤑🤑

"Mami Calista pergi dulu!"

"Iya sayang. Hati - hati nyetirnya."

Hari ini Calista pergi ke kediaman Raymnod, melakukan pembatalan pertunangannya dengan Leon. Ia sudah berbicara dengan orang tua nya dan mereka menyerahkan itu semua pada dirinya.

"Selamat Siang Bunda," sapa Calista pada Melinda yang memeluk dan mengecup pipinya.

"Siang sayang" balas Melinda tersenyum ramah.

"Leon nya ada di rumah?"

Melinda tersenyum lalu mengangguk, "Bunda panggil dulu kamu tunggu disini,"

Calista menunggu di ruang tamu, ia gugup sejujurnya masih ada secuil harapan memperbaiki hubungan ini. Namun ia tepis ia sudah lelah dengan pertunangan sepihak ini.

"Ada apa?" Leon datang duduk di sebrang Calista.

Calista memberikan surat pembatalan pertunangannya. "Tanda tangan,"

Leon terkejut ia fikit gadis ini tetap mengejar dirinya setelah kejadian kemarin. Ia mengambil surat tersebut lalu membacanya, ia ragu mengambil pen.

Kenapa lo gugup Leon? Ini kan yang lo mau.

Leon langsung menandatangani surat tersebut, Calista tersenyum kecut melihat lelaki itu yang terlihat santai. Apa yang ia harapkan dari lelaki ini?

Calista mengambil surat tersebut lalu berdiri, "Mulai sekarang kita gak punya ikatan apa - apa." Ucap Calista lalu berjalan pergi.

Calista berpamitan pada Melinda.

"Bunda harap kamu masih bisa nemenin bunda." ujar Melinda menatap sendu Calista.

Calista tersenyum lalu mengangguk, "Calista pasti main lagi sama bunda," balas nya.

Calista menitikkan air mata tak kuasa menahan pilu di hatinya. Melinda memeluk gadis itu mengusap punggung Calista yang terisak.

"Gak papa sayang, setelah ini kamu harus bahagia ya. Janji sama bunda, anak cantik." Tutur Melinda lembut.

Calista mengangguk di pelukan Melinda.

-

Halo Semua! Dengan ini hubungan Calista dan Leon udah selesai. Gua bakal buat versi novel aslinya. Setelah itu gua baru masuk ke cerita Xavier dan Thea.

Jangan lupa Vote and Comment❗

AntagonistWhere stories live. Discover now