The Unwanted Queen || 22

Start from the beginning
                                    

Dengan sekejap Evan melesat menghampiri pria itu dan menarik kerah bajunya hingga tubuh pria itu sedikit terangkat. Alissya membulatkan matanya terkejut. Ia ingin menghampiri Evan tetapi ia sangat sulit untuk berjalan.

"Beraninya kau melukai ratuku!" Geram Evan menahan amarah. Namun bukannya merasa takut, pria itu tersenyum menyeringai menatap Evan.

"Beraninya kau menatap mata Yang Mulia Raja!" Ujar Steve yang berada di samping Evan yang tidak kalah tajam menatap pria itu.

"Harusnya anda bertanya pada Ratu anda Yang Mulia, kenapa dia menghalangi jalanku dan membuatku menabrak dirinya." Ujar pria itu dengan santai membuat manik mata Evan mengkilat penuh amarah.

"Kau!" Geram Evan tertahan saat ia mendengar suara Alissya.

"Evan hentikan." Ujar Alissya dengan sedikit pelan namun dapat di dengar oleh Evan.

"Tapi sayang.." belum selesai Evan berbicara namun ia dapat melihat raut wajah Alissya yang mulai memucat.

"Aku ingin pulang." Lirih Alissya.

Evan yang mendengar itu mengerang frustasi. Ingin rasanya ia melampiaskan semua kemarahannya pada pria itu, tetapi ia tidak bisa mengabaikan Alissya.

"Penjarakan pria itu!" Titah Evan.

"Baik Yang Mulia." Sahut Steve sambil menundukkan kepalanya hormat.

Saat itu juga Evan melesat menghampiri Alissya dan mengangkat tubuh gadis itu ala bridal style, lalu melesat dengan cepat menuju istana. Semua orang yang melihat kepergian Evan dan para prajurit lainnya langsung menegakkan tubuhnya dan kembali berbisik tentang kejadian itu. Mereka masih tidak percaya jika gadis yang mereka temui adalah seorang calon ratu kerajaan demon.

*****

"Aku sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Alissya." Ujar Thezza dengan senyuman yang tidak pernah hilang dari wajah gadis itu.

"Sebentar lagi kita akan sampai Tuan Putri." Ujar Flora sambil terkekeh pelan.

Kini mereka tengah berada di sebuah kereta kuda dalam perjalanan menuju istana kerajaan Demon. Wajah mereka tampak indah berseri saat mengetahui Evan menyetujui kunjungan mereka ke kerajaan miliknya. Bahkan mereka tidak pernah berhenti mengatakan betapa senangnya mereka.

Tak lama kemudian, kereta kuda yang ditumpangi Thezza dan Flora telah sampai di depan pintu gerbang istana kerajaan Demon. Setelah mengatakan tujuan mereka datang ke tempat itu, salah satu prajurit langsung membukakan pintu untuk mereka.

Flora yang baru pertama kali datang ke kerajaan Demon, seketika terpana dengan kemegahan istana itu. Istana tersebut jauh lebih besar dibandingkan istana kerajaan Vampire.

"Akhirnya kita sampai." Ujar Thezza sebelum akhirnya turun dari kereta kuda.

"Saya tidak menyangka jika saya bisa datang ke tempat yang sangat indah ini Tuan Putri." Ujar Flora terharu. Thezza yang mendengar itu langsung menimpalinya dengan sebuah tawa.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang pelayan datang menghampiri mereka dan menundukkan kepalanya.

"Hormat saya Tuan Putri Thezza, mari ikut dengan saya." ujar pelayan tersebut lalu mengajak Thezza dan Flora masuk ke dalam istana.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now