|| - 49. BINTANG TAHU GALAKSI SAKIT || CHAPTER EKSKLUSIF

4.8K 240 1
                                    

"Jadi gitu kejadian sebenernya." Naraka menyelesaikan ceritanya.

Mendengar semua cerita Naraka, hati Bintang berdenyut pedih. Gadis itu menatap Reygan yang sedang menggendong Zylan. Anak itu sedang rewel karena sedang demam. Mereka sedang ada di rumah Reygan. Semenjak kehadiran Naraka, mereka bertiga : Bintang, Reygan dan Naraka memang semakin dekat.

Barusan Naraka menceritakan secara detail hubungan Lusia dan Reygan dimasalalu. Lengkap dengan kejadian Reygan yang menggantikan posisi Lusia sebagai tersangka atas kasus kelalaian dalam berkendara, padahal Reygan tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Dan Alandra Pasha—papa Bulan dan Bintang yang jadi korbannya.

"Kenapa Reygan bisa segitunya sama Lusia?" Bintang heran. Untuk urusan pengorbanan, Reygan dewanya.

"Nggak tau." Naraka ikutan memandang Reygan yang sangat terampil mengurus Zylan. "Lusia itu diperlakuin kayak Putri sama Reygan. Tapi dasarnya tuh cewek memang nggak bersyukur."

Bintang menyetujui itu. Kalau dirinya yang dicintai Reygan sebegitunya, mungkin Bintang memilih menghargai.

"Oh, iya, Bin, gue turut berduka cita atas meninggalnya bokap lo karna Kayla," tutur Naraka menyebut Lusia dengan nama panggilan saat mereka SMA. "Sorry banget gue nggak berani nyamperin lo langsung dulu, cuma berani dari jauh. Gue kecewa banget sama keputusan Reygan makanya gue langsung cabut ke Australia abis lulus."

"Makasih, Ka, gue sama Bulan juga udah baik-baik aja sekarang," ucap Bintang, itu tulus dari hatinya.

Naraka mengutas senyum. Tatapannya terfokus pada wajah cantik alami Bintang yang alami tanpa polesan make-up. Beberapa helai rambutnya berterbangan karena tiupan angin. Tapi justru itu menambah kecantikan Bintang dimata Naraka.

"Cantik."

Bintang menatap Naraka sedikit terkejut. "Cantik? Gue?"

Tanpa ragu Naraka mengangguk, Bintang mendengus geli.

"Lo cantik karena lo baik. Lo cantik karena lo tulus. Lo cantik karena lo sabar. Lo cantik karena lo nggak cengeng. Lo cantik karena lo kuat. Lo cantik karena lo Bintang. Makasih, Bin. Makasih karena udah ngasih tau gue arti cantik yang beda. Lo bener-bener cantik."

Seumur hidup, Bintang tidak pernah dipuji cantik dengan versi yang seperti Naraka utarakan. Setahunya, cantik itu ya fisik. Mengenal Naraka dan Reygan memberinya pelajaran yang baru tentang hidup.

"Ngobrolin apa lo berdua? Seru banget." Reygan datang setelah menaruh Zylan di kamar anak itu. Ia duduk ditengah-tengah sehingga Naraka harus bergeser memberi space.

"Ngobrolin cewek bangsat kesayangan loooo," ejek Bintang. Reygan berdecik. Terlihat sangat malas.

"Ati-ati kenak sawan dakjal lo pada nyeritain dia," respon Reygan. Bintang dan Naraka langsung tertawa.

"Btw, Gan, lo telaten banget, ya, ngurus Zylan. Gue yang cewek aja nggak bisa segitunya. Lo hebat sumpah mati gue."

"Ya mau mau gimana lagi? Zylan dari bayi sama gue."

Walau Zylan bukan darah dagingnya, Reygan sangat menyayangi anak itu. Bahkan Reygan sudah mengurus keperluan Zylan sampai dewasa. Mulai dari asuransi, sampai beberapa aset warisan. Lelaki itu memang sudah menata hidupnya di masa depan mulai dari sekarang.

"Gue kalo cewek pasti udah jatuh cinta ama lo," ucap Naraka. Reygan membalasnya dengan tatapan yang sangat sinis.

"Ntar kalo gue nggak panjang umur, lo berdua jaga Zylan, ya. Mama gue udah nggak mau semenjak dia tau Zylan bukan anak gue."

Naraka langsung pura-pura muntah. "Nggak bisa gue, nggak bisa. Gue nggak bisa pura-pura sayang ama Zylan. Kalo inget Mak Bapaknya gue jadi males." Naraka menunjuk Bintang dengan dagunya. "Bintang noh."

Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang