|| - 42. TOXIC RELATIONSHIP

8.3K 1.2K 1.7K
                                    

Hewlo my gengz, Buni back!

Gengz, ngucap dulu.

Astagfirullahaladzim.

Inget, cuma fiksi jangan emosi. 🤣🤣

Happy Saturday & Happy Satnight tonight.

Mo cerita sedikit. Agak kaget, ya, ternyata banyak readers baru, huhu.

Readers lama, manggil aku Buni. Dan kalian bisa manggil dengan panggilan yang sama. Ayo, jadi akrab!

Jadi gini, After Aerglo adalah sekuel dari Aerglo. Bisa dibaca terpisah. Dan kalo mau lebih nyambung, bisa baca Aerglo dulu. Partnya masih lengkap. Di sana, cerita tentang masa SMA mereka.

Juga ada spin off nya. Ada Bright tentang Bumi, Mantan Balikan Yuk tentang Mars dan 56 Detik tentang Atlas.

Dan tentang chapter 41, cuma bisa dibaca di instagram dan akan pernah dipublish di wattpad. Ayo berteman juga di instagram, karena Buni lebih aktif di sana. Juga sering ngadain give away kecil-kecilan. Ntah itu pulsa, ebook, ataupun novel.

Huh, keknya uda lama nggak nargetin komen.

3K komen for next chapter, go! Nggak usah banyak-banyak biar updatenya cepet.

Happy reading ^_^

_________________________________________

"Nggak sama kamu, sakit. Tapi bareng kamu juga sakit." 

After Aerglo || Bintang

***

"GALAKSI, SINI KAMU!"

Galaksi melihat papanya masuk kamarnya. Ia baru selesai mandi. Dan akan menemui Bintang setelah ini karena ponsel gadis itu tidak aktif.

Atmadja membuka tali pinggangnya dengan tergesa-gesa, mendekati Galaksi penuh amarah.

Plak!

Anak itu langsung berlutut saat Atmadja mencambuk punggungnya. Ia menggigit bibirnya menahan rasa sakit. Galaksi sudah menebak hal ini sebelumnya. Kalau bukan dirinya, siapa lagi pelampiasan amarah Atmadja.

"KAMU LIAT, PEREMPUAN SIALAN ITU BERANI NGANCEM PAPA? DIA PIKIR DIA SIAPA, HAH?"

Tadinya emosi Atmadja sudah mereda. Tapi Lusia mengiriminya pesan agar Galaksi segera menikahinya, takutnya perutnya makin membesar. Lusia juga memberi sedikit ancaman.

"KAMU UDAH LEMPAR KOTORAN KE MUKA PAPA, SIALAN! FUCK! PAPA BENER-BENER NYESEL UDAH BESARIN KAMU, ANAK GOBLOK!"

Atmadja tidak berhenti dan Galaksi sama sekali tidak memohon untuk berhenti. Ia yakin, punggungnya sudah berdarah sekarang karena Galaksi sudah merasa punggungnya basah. SMA dulu, Galaksi sering mendapat pukulan seperti ini. Jadi ini bukan masalah besar untuknya. Kalau tidak tahan, paling mati, pikir Galaksi.

"AH, SIALAN!" Bruk! Atmadja menendang punggung Galaksi, sampai anak itu tengkurap di lantai. Gigi lelaki itu bertubrukan dengan lantai. Sial. Itu sakit.

Galaksi menggerakkan kepalanya sampai bunyi 'krek' saking sakitnya. Ia mencoba berdiri dengan pelan. Perlahan tatapannya naik, menatap Atmadja yang tengah tersengal. Mungkin kelelahan karena memukulinya. Yang mukul saja lelah, apalagi yang dipukul?

Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang