20: Tokoh utama yang menyedihkan

426 44 19
                                    

"Apa sekarang kau sudah melupakanku?"

Haechan akhirnya memberanikan diri untuk bersuara setelah sepanjang hari ini ia tak bertatap muka dengan Heejoo dan baru bertemu saat gadis itu dalam perjalanan pulang menuju rumah. Haechan sudah mencoba menahan diri agar tidak bertanya. Sebab Haechan sendiri tahu, pertanyaannya itu mungkin saja akan berakhir menjadi perdebatan yang panjang malam ini.

Tak ada jawaban sama sekali. Hal itu tentu saja membuat Haechan berkecil hati dan hanya bisa memandang sendu punggung Heejoo yang tak jauh di depannya. Hingga detik berikutnya, ketika gadis itu menghentikan langkahnya di bawah lampu jalanan yang remang-remang, Haechan seakan menemukan harapan untuk bisa berbicara dengan gadis itu.

Tapi nyatanya, Heejoo hanya berdiam diri di depan sana  tanpa menoleh sedikitpun ke belakang untuk menghargai eksistensi Haechan. Melihat itu, Haechan lantas tertawa sumbang. Ia benar-benar kehabisan kata-kata sekarang.

"Kau seharian ini sibuk menempel dengan anak baru itu. Kau mengabaikanku, berpura-pura tidak melihatku. Apa sekarang aku ini sudah tidak berguna lagi?"

Haechan tergelak pelan, menertawai dirinya. "Aku tahu, aku ini hanya arwah. Aku tahu posisiku. Tapi jika kau mengabaikanku seperti ini, kau sama saja dengan mereka yang tak bisa melihatku. Aku ...." Haechan menghentikan kalimatnya saat dirasa tenggorokannya tercekat. Hingga detik berikutnya, wajah yang tampak nelangsa itu perlahan menunduk. Meratapi dalam diam eksistensinya yang kurang lebih bagai angin lalu oleh orang lain. Haechan sendiri tak masalah jika orang lain menganggapnya begitu, tapi jika Heejoo yang melakukannya, entah kenapa dadanya terasa sesak.

"Lee Haechan ... kau menyukai Moon Heejoo, ya?" tanya gadis itu, sedikit terkekeh. Membuat Haechan seketika mengangkat wajahnya untuk kembali mengarahkan atensinya pada Heejoo yang baru saja bersuara.

Haechan membulatkan matanya, menatap setengah tak percaya pada apa yang dilihatnya sekarang. Bagaimana bisa Haechan tidak menyadarinya? Mulai dari cara gadis itu memandanginya, berbicara padanya, bahkan tersenyum padanya. Semuanya benar-benar berbeda.

"Kau bukan Heejoo. Siapa kau?" tanya Haechan yang mulai membawa langkahnya mendekati gadis itu. Sorot mata Haechan berubah tajam kala gadis itu menatapnya remeh.

"Kau tidak mengenalku? Aku Yongmi. Gong Yongmi," jawab gadis itu setengah tertawa.

Rahang Haechan seketika mengeras, kedua tangannya sudah mengepal kuat di bawah sana. Jika saja bukan raga Heejoo yang ada di hadapannya sekarang ini, mungkin kepalan tangan ini sudah melayang ke wajah gadis itu.

"Keluar kau sekarang juga!"

Yongmi dengan cepat menghindar ketika Haechan hendak meraihnya. "Nggak mau! Aku sudah mendapatkan izin dari Heejoo. Kenapa malah kau yang mengusirku?"

"Bukankah kau bilang kau ingin bertemu dengannya? Seharian ini kau sudah bersama anak itu, bukankah itu sudah cukup?!" balas Haechan yang tampak murka, namun tak sedikitpun membuat Yongmi takut. Sosok itu malah tergelak hingga membuat Haechan menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa kau tertawa? Apa kau pikir sekarang ini aku sedang melucu?"

Yongmi mengangguk. "Lee Haechan, aku penasaran. Apa seharian ini kau mengikutiku?"

"Iya,"

"Kenapa?"

"Tentu saja karena aku khawatir," jawab Haechan terdengar sewot.

SUN AND MOON || HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang