11: Rooftop Fight

264 45 46
                                    


"Haechan..."

"Bertahanlah."

"Jangan pergi ya, Nak."

Haechan menoleh ke belakang. Sebelah alisnya terangkat, tidak mengerti kenapa orang-orang yang berada jauh di belakangnya itu tengah menangisinya. Mereka berteriak disela isak tangis yang terdengar pilu, melarang Haechan untuk pergi ke tempat yang akan ia tuju. Entahlah, Haechan tidak tahu apa nama tempat itu. Haechan hanya mengikuti langkahnya yang membawanya ke tempat tersebut. Sebuah pintu yang menghubungkan tempat itu terbuka sangat lebar hingga memancarkan sinar yang sangat terang.

"Haechan..."

"Kembali, Nak. Jangan pergi!!"

Lihatlah, orang-orang itu. Mereka semakin berteriak ketika dirinya kembali melangkahkan kaki mendekati pintu itu. Haechan tidak tahu siapa mereka. Wajah mereka tidak terlalu jelas oleh penglihatannya. Silau, begitulah.

"Lee Haechan!!"

"Kumohon, bangunlah!!"

Suara siapa lagi itu?

Kenapa mereka terus melarangnya untuk pergi?

Tanpa mempedulikan mereka yang masih meneriakinya, Haechan kembali melanjutkan langkahnya. Pasti tempat itu sangat indah dan menyenangkan. Membayangkannya saja sudah membuat Haechan tersenyum.

Grep!

Seseorang baru saja meraih lengan Haechan, memaksanya untuk berbalik menghadap kembali orang-orang yang sedang menangisinya. Manik Haechan seketika membulat saat mengetahui orang tersebut adalah Heejoo. Gadis itu berulangkali menggelengkan kepalanya dan menatap Haechan dengan sepasang mata yang penuh dengan air mata.

"Heejoo, kenapa kau ada di sini?"

"Tidak! Jangan!" ucapnya sembari  menggeleng kuat.

"Kenapa? Bukankah dibalik pintu yang bersinar itu ada tempat yang sangat menyenangkan?" tanya Haechan.

Haechan mengarahkan telunjuknya ke tempat yang ia maksud, agar Heejoo juga melihatnya. Namun lagi-lagi gadis itu menggelengkan kepalanya kuat bersamaan dengan air matanya yang terus mengalir. Haechan semakin tidak mengerti. Kenapa Heejoo juga melarangnya untuk pergi ke tempat itu. Dan kenapa pula gadis itu menangis?

Entahlah, Haechan masih tidak mengerti. Haechan hanya ingin pergi ke tempat yang bersinar itu. Tidak peduli jika Heejoo juga akan melarangnya. Haechan akan tetap pergi ke sana. Ayolah, Haechan penasaran ada apa di tempat itu hingga sinarnya bahkan menyilaukan matanya.

"HAECHAN, JANGAN PERGI!"

Gadis itu kembali berteriak kencang ketika mendapati Haechan kembali melangkah meninggalkannya. Tak ingin kehilangan, gadis itu segera menarik lengan Haechan dan membawa Haechan ke dalam pelukannya yang erat.

"Kumohon, jangan pergi...."

Cahaya yang keluar dari pintu itu lenyap dan Haechan seakan merasakan adanya gravitasi yang menarik tubuhnya menjauh dari tempat yang terlihat sangat bersinar itu. Sesaat kegelapan kembali mengukungnya sebelum kemudian kedua matanya terbuka. Sepasang netranya seketika  membulat.

SUN AND MOON || HAECHANWhere stories live. Discover now