8 - Mangsa

813 77 4
                                    

"Sialan pria itu...berani-beraninya dia mencuri mangsaku. Lihat saja, aku akan mengambil mangsaku kembali."

Pria yang sedari tadi menyaksikan kegiatan dua orang yang dimabuk cinta itu tersenyum licik.
.
.
.
.
"Ya sudah, kalo gitu kakak pulang ya. Catatan kakak tentang tanaman obat kemarin belum kelar jadi kakak harus lanjutin sekarang...kamu gapapa kan ke sawah sendiri?" tanya Boom dengan tangan yang mengelus kepala Awin lembut.

"Gapapa kak, kan aku udah biasa ke sawah sendiri, gimana sih."

*Cup

Boom mengecup bibir Awin, sebelum dia akhirnya kembali ke homestay.

"Bye bye ped kecilku..."

"Byeee serigalanya Awin...hihii."

Boom tersenyum lebar, ia menyukai panggilan sayang dari Awin padanya itu.

Setelah Boom pergi dari sungai, Awin hendak mencuci kakinya yang tadi terkena sedikit lumpur karena jatuh di semak-semak.

"Uhh isi kena lumpur segala.."

Saat mencuci kakinya itu, tangan besar terasa menepuk pundaknya.

Awin mengira Boom yang menepuk pundaknya . "Kak Boom kok balik lag-"

Bukan Boom yang menepuk pundaknya melainkan Daeng yang ternyata sedari tadi mengintai gerak-gerik Boom dan Awin.

"A-ada apa kak Daeng kemari?" perasaan Awin tidak enak, pasti Daeng akan bertanya hal yang sama seperti biasanya.

"Ehh..kakak mau bicara sesuatu.. ayo kita ke sana, akan lebih nyaman." tunjuk Daeng ke sebuah gubuk kecil dekat sungai.

Awin masih diam di tempat, "Kenapa tidak disini saja kak?!"

"AYO IKUT!!" Nada bicara Daeng meninggi, ia menarik kasar lengan Awin, menariknya menuju gubuk kecil yang ditunjuk tadi.

"Kak lepas!!...sakit kak.." Awin memberontak, ya dia memang kuat, tetapi tetap saja kekuatannya kalah dengan pria yang menariknya secara paksa itu.

"DIAM!!"

*Bruk..

"AHHH..."

Daeng melempar Awin yang memberontak ke dalam gubuk.

Daeng mendekat, menyentuh pipi Awin yang segera ditepis Awin.

"Ahh kamu kuat juga ya manis~"

"K-kakak m-mau ngapain?...hiks" Awin menangis, siapapun yang berada di posisi dia saat ini pasti ketakutan.

'Kak Boom...kakak dimana?...tolong aku kak.'
Awin saat ini hanya bisa berdoa dalam hatinya, menunggu keajaiban datang padanya.


•••••


Belum sampai di homestaynya, Boom hendak mengambil handphone di saku celananya.

"Loh dompet gue gaada, pasti jatuh pas gue duduk di pinggir sungai tadi...hahh.."

Boom berbalik kembali menyusuri jalan yang tadi ia lalui. Handphonenya ada di saku namun dompetnya mungkin terjatuh di pinggir sungai tadi.

Khao Luang - BxB [SELESAI] Where stories live. Discover now