The Unwanted Queen || 14

Start from the beginning
                                    

"Di mana putri kita?" Tanya Derix saat tidak melihat keberadaan Derrina.

"Dia bersama mommy di perustakaan. Tapi aku tidak melihat Alissya sedari tadi. Apa dia belum bangun tidur?" Ujar Cellina sambil mengedarkan pandangannya. Karena sejak ia berada di ruang tamu, ia belum juga melihat keberadaan Alissya. Bahkan saat sarapan, Alissya tidak ikut sarapan bersama di meja makan.

"Mungkin dia masih di kamarnya bersama Evan." Ujar Derix sambil mengangkat bahunya acuh.

"Tidak mungkin, tadi aku melihat Evan di ruang kerjanya. Lagi-lagi dia tidak memperdulikan matenya sendiri." Ujar Cellina sedih sambil menghela nafas pelan. Namun tidak dengan Derix yang terdiam mendengarkan ucapan Cellina. Karena dari kejauhan, ia dapat merasakan keberadaan Evan yang tengah memperhatikan mereka.

*****

Evan berjalan menyusuri lorong istana menuju kamarnya. Raut wajah pria itu terlihat sangat dingin. Semua pelayan yang berpapasan dengannya langsung menunduk takut. Namun dalam hati mereka sangat penasaran, apa yang telah terjadi pada raja mereka sehingga Evan sedingin itu.

Pintu kamar terbuka, Evan melangkah masuk dengan langkah tegas. Namun langkah pria itu terhenti saat melihat seorang gadis berbaring di atas lantai dekat perapian.

"Apa yang dia lakukan?" Ujar Evan tak habis pikir melihat Alissya berbaring di atas lantai sambil memeluk sebuah buku.

Evan yang tidak punya pilihan lain, akhirnya melangkah mendekati Alissya dan berhenti tepat di hadapan gadis itu. Evan pun mengambil buku yang ada di pelukan Alissya, lalu mengangkat tubuh gadis itu dan membaringkannya di atas ranjang.

Namun saat Evan ingin melangkah keluar, tiba-tiba ia mendengar suara lirihan yang berasal dari Alissya. Saat itu juga Evan melihat kening Alissya mengkerut dan bulir-bulir keringat mulai membasahi kening gadis itu.

'Apa dia bermimpi buruk?' Batin Evan.

Akhirnya Evan memutuskan untuk duduk di samping Alissya dan mengusap puncak kepala Alissya dengan lembut. Tak lama setelahnya, nafas Alissya mulai teratur. Mimpi buruk perlahan menghilang dan digantikan mimpi yang begitu indah. Namun itu tidak berlangsung lama, hingga akhirnya kelopak mata gadis itu perlahan terbuka. Evan yang menyadari Alissya terbangun dari tidurnya langsung menarik tangannya dari puncak kepala Alissya.

Alissya yang sudah memfokuskan pandangannya seketika terkejut saat melihat Evan yang berada di hadapannya. Saat itu juga Alissya beranjak dari tidurnya dan duduk bersandar di kepala ranjang.

"Apa kau yang memindahkanku ke sini?" Tanya Alissya gugup.

"Lalu siapa lagi?" Ujar Evan dingin. Alissya yang mendengar itu menekuk wajahnya sambil menundukkan kepalanya.

"Maaf karena sudah merepotkanmu. Lain kali aku tidak akan menyusahkanmu lagi." Ujar Alissya sebelum akhirnya turun dari atas ranjang meninggalkan ruangan itu dengan cepat. Sedangkan Evan terdiam sepeninggalan Alissya dari kamar mereka.

Alissya yang sedang menuruni tangga mengerutkan keningnya saat melihat suasana istana yang terlihat sangat sunyi.

"Tidak biasanya tempat ini sangat sepi. Kemana mereka semua?" Gumam Alissya.

Akhirnya Alissya memutuskan untuk menuju teras belakang istana. Di sana ia bisa menikmati secangkir teh sambil melihat salju turun.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now