Afternoon

4.3K 330 206
                                    

18.23 P.M



Ini semua terjadi karena Sunghoon, namun tidak bisa diselesaikan tanpa nya. Jake tidak bisa berbohong jika salah satu alasan ia kesulitan untuk tidur adalah ketika ia menyadari bahwa ia benar-benar sendirian, Sunghoon tidak disana. Awalnya, pria manis itu berpikir mungkin ini memang tahap adaptasi yang sulit, mengetahui hubungannya dengan pria tinggi itu sudah memakan waktu yang cukup lama. Biasanya, jika mendapat mimpi yang buruk, Sunghoon akan langsung mengusap punggung nya untuk menenangkan, seperti yang dilakukannya beberapa hari yang lalu. Menjauh dari Sunghoon tidak membuat itu lebih baik juga.

Jake check out dari Hotel yang ditinggali nya selama beberapa hari ini tanpa sepengetahuan siapapun, melangkahkan kaki ke tempat-tempat yang dituju nya sebelum datang ke Brisbane. Ia menaiki bus dengan tujuan yang sebaliknya, kali ini. Ia akan pulang. Sunghoon benar, ia akan selalu pulang.

Keadaan Kota yang baru saja ditumpahi hujan membuatnya sedikit tenang, Jake tidak terlalu menyukai hujan karena ia mudah kedinginan dan Sunghoon selalu melarangnya untuk menyentuh butiran air-air itu, takut sakit, katanya. Namun hari ini, Jake bisa merasakan sensasi itu lagi, mencium wangi alam yang khas, meskipun ia tetap tidak menyentuh hujan tadi, ini sudah lebih dari cukup.

Perjalanan pulang akan selalu terasa lebih cepat dibanding saat berangkat. Jake dapat merasakannya. Pria dengan rambut coklat itu menyusuri perumahan yang menjadi tempat terakhirnya untuk pulang, membawa semua hal negatif yang tidak pernah lepas dari punggung nya. Memilih Sunghoon kembali, saat merasa tidak ada yang akan menerimanya lagi kecuali Sunghoon, tidak memiliki pilihan kapanpun ia menyadari bahwa harga diri nya telah selesai.

Pintu rumah itu diketuk, Jake sangat takut, sejujurnya. Tidak berselang lama, seseorang yang diharapkannya muncul. Selalu tinggi, dan wajahnya nampak selalu menarik. Jake tidak berbicara; Tidak tau harus bicara apa karena ia tidak mengabari Sunghoon untuk pulang, ia juga tidak bisa menatap pria itu lama-lama. Sunghoon tidak memulai percakapan sama sekali juga, namun ia melebarkan kedua tangan nya. Sebagai tanda untuk menyambut Jake ke pelukannya kembali.

Jake akan selalu memeluknya, melepaskan tangisannya yang telah ditahan sejak masih berada di Brisbane, memeluknya erat-erat seperti topangan hidupnya berada disana. Merindukan Sunghoon dan segala hal tentangnya, merindukan bagaimana rasanya dilindungi, dan tidak pernah dilepas.

"Im sorry- Hoon. I won't go"

Sunghoon menjawabnya dengan desisan kecil untuk menenangkan tangisan kekasihnya itu, namun si lawan bicara masih memiliki banyak hal di kepalanya.

"It- its all embarassing, im sorry for anythingㅡ don't want to go anymore."

"I told you, Love. Im the one that will always being on your side."

Jake mengangguk, setuju. Membuat Sunghoon membalasnya dengan senyuman. Pria Korea itu selalu tau kalau Jake akan kembali, bahkan tanpa disuruh. Sunghoon tidak pernah menyuruhnya, kan? Jake juga akan selalu tau tempatnya untuk kembali, dan Sunghoon akan selalu membuka pintu itu lebar-lebar untuk Jake, akan selalu menyambutnya dengan kehangatan. Sejujurnya, hal ini sedikit melampaui ekspektasi Sunghoon tentang Jake. Pria itu kembali dengan sukarela, bagaikan burung yang terus terbang kembali ke sangkar nya. Itu membuat suasana hati nya sangat baik, ketika Jake kembali patuh pada nya, dan percaya kalau Sunghoon adalah satu-satu nya orang yang akan selalu menerimanya di titik terendah sekalipun. Pria manis itu hanya tidak mengetahui fakta kalau sebenarnya Sunghoon tidak pernah mengirimkan foto-foto itu ke Ayah nya.






ㅡ Sun

"Kak Sunghoon, lets meet again tomorrow!"

"I love you, kak!"

"Lucunya, alright then"

"I love you too, Sun."













ㅡ♡ㅡ

Slow down, 2021. End.

Slow DownㅡSungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang