Pharmacy

2.1K 315 104
                                    

09.54 A.M



Jake sudah merasa jauh lebih baik dibanding hectic nya yang semalam, suhu tubuh nya mulai normal kembali setelah melewati beberapa jam dalam keadaan yang buruk. Untungnya, Sunghoon memiliki rasa simpati yang besar, berhubung ini disebabkan karena nya. Pria tinggi itu mengatur alarm lebih pagi dibanding biasanya, agar dapat dengan sigap melakukan banyak hal ketika Jake meminta nya. Sunghoon juga koki yang baik, sejujurnya. Pria itu hanya jarang memasak, jadi Jake tidak pernah menyadarinya. Ia membuatkan bubur polos dan sup pengar rumput laut untuk makanan pertama sebelum Jake minum obat.

Saat Jake tertidur, Sunghoon membawa diri nya ke Apotek terdekat untuk membeli beberapa tablet paracetamol dan stok obat lain darurat di Rumah. Mereka berdua tidak pernah memikirkan hal ini, dan Sunghoon cukup menyesalinya karena mereka akan repot sendiri jika salah satu nya jatuh sakit.

Apotek adalah tempat yang tidak pernah diminatinya, tidak sekalipun. Sunghoon nyaris tidak pernah datang kesini jika bukan dalam kondisi darurat.

"Tolong tiga parasetamol, danㅡ"

Sunghoon memotong perkataannya dan melihat ke arah Apoteker itu sebentar, sang empu melihat kearahnya saat merasa kata-kata Pasien nya terhenti.

"Dan? Atau sudah? Itu saja?"

"Itu saja"

Pria dengan label nama Kim Sunoo itu mengangguk dan bergegas untuk mengambil kepingan tablet parasetamol. Rambut nya bergerak ketika tubuhnya bergerak, itu cukup menggemaskan. Jas kerja yang dikenakannya juga tampak sedikit kebesaran, membuatnya harus menggulung lengan baju nya kapanpun ia mencoba meraih ujung yang terlalu dalam.

"Ini, ya! Tolong diminum sesuai anjuran Dokter, aku tulis kwitansi nya sebentar"

Sunghoon mengambil plastik kecil putih berisi obat itu, melihat lelaki manis didepannya mencatat total harga dan beberapa tulisan yang sejujurnya tidak dapat ia baca dengan jelas. Sunghoon mendekati tubuhnya sedikit ke arah Counter pembatas mereka bersamaan saat Apoteker itu memberikan kertas kwitansi nya. Membuat jarak mereka dekat sekali, Sunghoon juga dapat melihat semburat kemerahan di pipi pria manis itu, dan ia tersenyum karenanya.

"Tulis nomor telfon juga, kalau bisa"

Sang Apoteker masih terdiam, pikirannya blank karena Sunghoon tampak tinggi dan tampan disaat yang bersamaan, ia mengangguk dan menulis beberapa digit nomor di belakang kertas nya, memastikan hanya Sunghoon yang mendapatlan itu. Toh, ia tidak pernah tau jika Sunghoon sedang berada di hubungan yang lain.

"I-ini"

"Thank you, Sweet."

Sunghoon dengan suara renyah nya menjauh dari pandangan pria mungil itu, meninggalkannya dengan tangan yang bergetar sedikit, dan merona hingga ke kuping. Pria dengan nametag itu tidak pernah memberikan nomor ponsel nya ke sembarang orang, namun entah kenapa, Sunghoon menarik sekali.

Slow DownㅡSungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang