Medicine [M]

3.4K 325 49
                                    


11.00 A.M


Sunghoon kembali dengan sekantong kecil obat yang dibutuhkannya untuk Jake, pria mungil itu sudah terbangun, wajahnya masih memerah tapi keadaannya sudah jauh membaik, Sunghoon senang mengetahui nya, meskipun Jake masih belum banyak bicara.

"Kamu udah makan tadi pagi, kan? Lets drink your medicine so you can rest again"

Sunghoon mengatakannya sembari membawa segelas air putih dan obat yang sudah dipisahkan dari bungkusnya, hanya perlu untuk diminum. Jake mengiyakan dengan anggukan, memperhatikan setiap pergerakan Sunghoon karena hanya itu yang bisa dilakukannya. Wajah jake semakin memerah padam saat Sunghoon duduk tepat dihadapannya.

Jake menunggu aba-aba selanjutnya untuk obat yang harus diminum, tapi malah terkejut saat Sunghoon yang memasukkan obat itu ke mulutnya sendiri. Jake tidak paham, sebelum akhirnya Sunghoon menarik wajahnya untuk sebuah ciuman. A kiss with a medicine instead of candy. Parasetamol itu seharusnya tidak pahit, karena Jake selalu meminumnya dengan air dan itu membuatnya tidak menyadari rasa yang ada, tapi ketika Sunghoon memutuskan untuk menciumnya dan membuat obat itu tertahan selayaknya permen, itu pahit sekali.

Sang submissive memekik dengan menepuk nepuk pundak yang lebih tinggi, meminta untuk melepaskan tautannya karena Jake tidak menikmati itu karena ada sebutir obat diantara mereka. Sunghoon juga dapat merasakan pahit yang sama, namun menolak untuk peduli; Sebaliknya, kedua lengan nya pindah ke pinggang kekasihnya untuk memberikan beberapa usapan disana.

Butuh waktu yang cukup lama untuk obat itu akhirnya hilang, entah karena keduanya melumat pil pahit hingga habis, atau mungkin Jake sudah menelannya. Yang jelas, itu adalah cara ter-tidak masuk akal untuk minum obat. Jake tidak bisa menatap Sunghoon sepenuhnya, ia malu karena pria dihadapannya itu menatapnya intens sekali.

"Want me to make you feel much better?"

Jake memiringkan kepala nya bingung, ia tidak harus sepintar itu untuk memahami maksud Sunghoon, namun ia sedang sakit, kan? Jake berpikir mungkin Sunghoon sedang menunggu jawabannya, ternyata tidak. Sunghoon tidak memerlukan jawaban apapun. Pria yang lebih tinggi itu membuat ciumannya turun, ke leher, tulang selangka, membuka sedikit piyama Jake untuk menciumi sekitaran dada nya. Jake tidak menolak, namun ia tau kalau tubuhnya tidak didalam kondisi baik untuk melakukan hal seperti itu. Pria itu tidak mau memperburuk keadaan, jadi ia menutup mulutnya guna menahan desahan yang akan keluar, harap-harap Sunghoon akan segera menghentikan sentuhan yang diberikannya.

"No, Prince. Don't hold it."

Sunghoon membawa diri nya diantara paha Jake, mengusap Jake's private things dari luar piyama nya yang membuat sang empu mencoba menahan pergerakan Sunghoon untuk berhenti, meskipun tidak membuahkan hasil apa-apa. Sunghoon melucuti pakaian bawah kekasihnya, meninggalkan Jake dengan tatapan malu nya dari atas sana, sang Dominan memberikan usapan-usapan dan ciuman, namun menghindari titik sensitifnya hanya untuk menggoda. Itu membuat frustasi. Sangat.

Tanpa peringatan, Sunghoon mengulum kepemilikan Jake tiba-tiba. Membuat pria dibawahnya membusungkan dada dan membanting kepala nya ke belakang karena itu tiba-tiba sekali. Desahannya tidak dapat ditahan, ia bahkan tidak sadar kalau sedang mendesah keras sekali, itu berlebihan, Jake tidak bisa menyuruhnya berhenti disaat ini.

"Hoonㅡ aaah!"

Sunghoon menikmati nya, bagaimana Jake hanya meracaukan nama nya, bagaimana kekasihnya itu mendesah dengan manis, hanya untuknya. Sunghoon memaju-mundurkan kepala nya, memberikan blowjob yang membuat Jake hilang akal. Selimut-selimut disekelilingnya itu sudah dicengkram asal, Jake tidak bisa berhenti mendesah karena sejujurnya Sunghoon sangat ahli dalam hal seperti ini, namun ada sedikit masalah karena kepala nya pusing sekali. Pusing karena kenikmatan berlebih ini menyerang tubuh nya yang sedang tidak prima.

"A-aku, hnghh! Sunghoon, perlahan"

Kebalikannya, Sunghoon mempercepat pergerakannya, Jake tidak bisa menahan reflek untuk tidak bergetar putus-putus, menangis, atau bahkan sesekali mencoba untuk merapatkan kedua paha kanvas nya. Meskipun yang terakhir itu sia-sia karena Sunghoon menahan hal itu dengan kedua tangan nya yang menganggur.

Jake tidak lagi banyak memberontak meskipun sekarang tangan nya hanya mencengkram selimut-selimut malang itu. Jake sangat dekat dengan pelepasannya, sangat.

"Kumohon, berhentiㅡ Please, im so close"

Sunghoon tau kalau Jake tidak benar-benar serius dengan perkataannya, ia hanya berucap asal karena kepala nya penuh sekali, lagipula mana mungkin anak itu menyuruhnya berhenti ketika ia sudah dekat dengan pelepasannya. Sunghoon hanya melakukannya dengan tempo yang cepat dan stabil, dan Jake bergetar karena itu sudah dekat sekali.

Dari beberapa kuluman terakhir Sunghoon, Jake tidak sengaja mengeluatkan seluruh pelepasannya tepat di mulut sang Dominan. Dengan kepala yang mendongah, mulut yang terbuka dengan isakan itu, wajah yang memerah sempurna, dan mata yang berair. Sunghoon bangun dari posisi nya hanya untuk melihat keadaan kekasihnya, ia mengeluarkan ponsel dari saku dan membuka kamera.

Memotret setiap dan seluruh momen yang ada dihadapannya ini, untuk membuatnya abadi.




"I can publish it anytime i wanted to. So, try your best to never disobey me."



Slow DownㅡSungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang