New School

5 1 1
                                    

Pagi ini sama, dengan guyuran hujan yang sedari tadi memberi rasa dingin,
dan kicauan burung yang masih ada walau hujan tak kunjung reda, dengan diriku yang masih sama, juga dengan berjalan nya waktu, sesuai takdir yang  ada.

"Bi.. Hari ini bolos aja ya.. hujan nya tambah deras nih...".
Ujar ku yang mengeluh dengan manja pada bibi.

"Gak bisa non.., kan ini hari pertama non ke sekolah baru, nanti ibu marah loh.., berangkat nya juga pake mobil.. jadi gak kehujanan, berangkat ya non?"
Jawabnya lembut sambil menyisir rambut ku.

Aku hanya diam mendengar jawaban dari bibi, ya.. memang tak salah sih, ini sekolah baruku, dipikir pikir absen di sekolah lama juga jelek semua, aku takut kalau ibu dan ayah liat mereka kecewa, tapi ya mau gimana lagi, aku capek,.
huft.. hidup itu nyebelin.

Seperti yang kau tau, aku tinggal bersama bibi (Asisten) sedari kecil, jadi memang jauh dari orang tua, mereka pulang juga satu tahun sekali,
Rasanya sedih dari kecil gak bisa kayak anak anak lain nya, aku selalu bungkam kalo soal ini,
apalagi benci nya pas di tanya tentang masalah orang tua di sekolah, walau mereka gak kasar atau jahat sama aku, tapi tetep aja kan?
Siapa sih anak yang gak butuh kasih sayang orang tua nya? 
Setiap mereka pulang aku slalu di bawain oleh oleh dari sana, mainan dan apa pun yang aku pengin, juga yang gak aku minta gak jarang mereka beliin, ya.. bagiku itu kasih sayang mereka, walau yang aku butuh cuma waktu,.
Apa ini sama aja aku gak bersyukur?.

.
.
.

"Kring.. kring .. Kring.." 
Suara hp yang berdering seakan memecah keheningan pembicaraan diantara aku dan bibi,
Coba Ku lihat siapa orang yg pagi buta begini sudah menelpon?, aku cuma feeling tapi kayak nya emang 'dia', setelah aku tengok, ya.. Emng bener 'dia'.

"Woi... Nak mami...!!
Dah bangun belum lu?

"Udah Emita.., dari pagi subuh dah bangun aku..,

"Wkwkwkwk baguss!! gue kira Lo bakal bolos, yodah gue tunggu lu depan gerbang ya..
biasa.. gue nebeng:v

"Iya.. kayak gak biasa aja, nunggu ke dalem lah ya.. lagi hujan juga ini..
entar ku kasih sarapan..
Dengan ucap ku yang sedikit nyindir karna tau dia belum makan.

"Haha tenkyu boss gue masuk yak, dingin juga nunggu di gerbang:v

"Ya.. masuk aja.. kayak siapa aja..

Dia Emita, anak kelas X IPA 2
ya.. satu sekolah denganku, tapi gak sekelas, aku juga baru pindah ke sekolah Emi, Karna di sekolah sebelumnya aku gak nyaman, dan pagi ini kali pertama aku satu sekolah dengan Emi,
Emi itu kepribadian nya tomboy, dan lebih suka bar bar, bahkan bar bar nya melebihi cowok, tapi kau tau? Dia gak pernah biarin sahabatnya sedih, bahkan sampe nangis, itu gak akan terjadi kalau ada emi,
Dan itu aku, sahabat Emita sejak kecil, karna orang tua kita yang pertemuin aku dan Emi duluan,
dan entah kenapa aku cuma percaya sama dia semenjak kejadian itu.

Sarapan di meja makan pun sedikit meriah karna ada emi, ya walau hampir setiap hari dia kesini buat ikut kesekolah bareng,walau sebelum nya sekolah kita beda, tapi masih satu arah,
jadi suka ikut nebeng,
tapi kadang kalo orang tua nya pulang ya gak bisa kayak gini, dan seenggaknya walau aku kesepian aku masih bersyukur karna masih ada Emi disini,
seperti yang aku bilang diatas,  kau penasaran  gak sih?, kenapa Emi belum sarapan? Padahal dia sama kayak aku, anak orang kaya yang tinggal minta apa mau nya, dan tinggal tunjuk kalau dia mau,tapi dia punya satu dua alasan buat dia ga bisa sarapan di rumah, bukan karna dia mau minta makan ke rumah ku ya.. tapi ya Emng tu anak gak ada yang masakin, dia gak punya asisten dirumahnya, Karna terakhir dia punya asisten malah asisten nya gak amanah, dia nyuri beberapa berlian dan emas punya ibu Emi, jadi mungkin ibu Emi punya trauma tersendiri sama ART, dan Karna itu
terpaksa setiap hari dia makan diluar, makanya aku tau dia pasti belum makan,.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Dec 25, 2021 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Imagination FateOnde histórias criam vida. Descubra agora