14. Cloaked Man

768 60 71
                                    

.
.
.

Malam harinya...

Taehyung dan Xiaojun pun saat ini terlihat berada diruangan khusus kerajaan sembari menikmati Bir murni dengan kadar alkohol yang cukup rendah. Bahkan disekitar mereka terdapat beberapa pelayan dan juga prajurit yang terlihat menjaga mereka berdua sekarang.

Ckling!

Gelas yang mereka genggam tampak bersulang satu sama lain sembari meneguknya dengan santai.

"Kau tau Taehyung, saat berada di pengungsian. Aku berfikir menjadi salah satu dari mereka adalah hal yang aku inginkan selama ini." Ucap Xiaojun sembari tersenyum.

"Kenapa kau berfikir seperti itu?"

"Mereka hanyalah orang-orang biasa, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan kehidupannya nanti. Tidak, lebih tepatnya aku ingin menjadi salah satu dari anak-anak disana. Mereka terlihat menghabiskan masa kecilnya dengan bermain, tidak seperti kita yang harus dituntut untuk melakukan apapun demi masa depan kerajaan. Aku rasa kita semua tidak memiliki masa kecil yang indah kecuali Shotaro."

"Shotaro adalah pangeran yang spesial. Dia pun dapat bertindak sesuai umurnya walau pun terbilang sangat muda, dan kau lihat dia sekarang? Dia benar-benar memiliki masa depan cerah sebagai penerus raja nantinya."

"Sepertinya kau benar." Ucap Xiaojun yang kemudian kembali meneguknya sebentar. "Mungkin hanya aku saja yang terlalu iri."

Taehyung pun tersenyum mendengarnya. "Bahkan anak-anak yang kita temui disana ingin sekali seperti kita. Mereka menanggap bahwa menjadi seorang pangeran itu adalah hal yang sangat luar biasa. Kau harus tau itu."

Xiaojun pun terdiam mendengarnya. "Lalu bagaimana dengan Jaehyun, apakah dia memiliki hal yang spesial juga?"

"Bagiku Jaehyun itu sudah sepantasnya menjadi seorang Raja termuda. Dia dapat memimpin siapapun tanpa memerlukan seorang penasehat kerajaan. Sangat disayangkan jika gelar sebagai pangeran tidak dapat dia terima hanya karena status masa lalu mendiang ibunya. Tapi terkadang dia suka berbuat semaunya. Itulah sisi buruknya." Balas Taehyung sembari meneguk minumannya.

"Kau benar, aku fikir Jaehyun lebih pantas untuk meneruskan kepemimpinan dari ayah. Hanya saja dia perlu merubah sikapnya menjadi lebih sempurna."

"Dia akan tetap menjadi dirinya sendiri. Lagi pula tidak ada gunanya jika kau mengharapkan itu."

Suasana pun awalnya sempat canggung seketika. Hingga akhirnya, Xiaojun pun kembali membuka pertanyaan yang lain.

"Bagaimana dengan investigasimu, apakah ada hal yang mengejutkan lagi?" Tanya Xiaojun sehingga mendapat anggukan dari Taehyung.

"Tentu, kali ini kasusnya adalah bunuh diri massal. Ini benar-benar diluar akal sehatku, aku bahkan tidak mengerti apa yang diinginkan oleh penyihir yang berusaha mengutuk kota ini." Ucap Taehyung sembari menuang bir tersebut dan kembali meminumnya.

"Mereka hanya menginginkan balas dendam."

"Dengan merugikan rakyat yang tidak bersalah? Itu sungguh keterlaluan."

"Penyihir tetaplah penyihir, karena pada dasarnya mereka tidak memiliki hati. Untuk itu sangat sulit menemukan bangsa mereka." Jawab Xiaojun sembari mengangkat gelas miliknya. "Baiklah, ayo bersulang lagi."

Ckling!

Mereka berdua pun terlihat menghabiskan malam itu sembari bercanda tawa yang cukup ringan. Mereka sadar jika tanggung jawabnya semakin lama semakin berat, akan tetapi itu bukanlah hal yang harus membuat mereka menyerah. Tidak, mereka akan tetap melindungi negeri ini demi bisa melihat kebahagiaan rakyatnya sendiri.

KINGS (Jaeyong) {OnGoing}Where stories live. Discover now