32

818 53 0
                                    

5 bulan berlalu..

Kini Jeno sudah resmi menjadi CEO, bahkan namanya sudah di kenal banyak orang.

Oh iya, mengingat kehamilan Ria, sekarang kehamilannya sudah berusia 20 minggu, perutnya pun sudah menggembung tapi belum terlalu besar.

"Cape ya ternyata, ga kebayang dulu ayah gimana capenya"- gumam seorang laki-laki berparas tampan sembari menaruh tas kerjanya di atas meja

Sesudah melepas kaus kakinya, ia segera membuka lemari yang terbuat dari kayu tersebut, diambilnya kaos hitam polos dan celana pendek berwarna khaki

Segera ia masuk ke ruang ganti, mengganti pakaian kerja yang ia pakai dengan baju santay yang di ambilnya tadi

Kenapa ia tidak mandi? Karena jam masih menunjukkan pukul 3 sore waktu setempat.

Setelah selesai mengganti pakaian, ia memutuskan untuk ke depan rumahnya, melihat keadaan tanaman yang ayahnya rawat dulu. Tidak ada tukang kebun? Tidak, rumah itu terlalu kecil untuk memperkerjakan orang sebagai tukang kebun atau pembantu. Halamannya juga bisa dibilang kecil, hanya ada garasi yang cukup untuk 1 mobil, dan taman kecil yang berisi rumput hijau dan tanaman mini yang jumlahnya bisa terhitung walau hanya dengan sekali tengok

"Eh mas Jeno, tumben udah di rumah jam segini?"- sapa seseorang yang berstatus sebagai tetangga dari laki-laki tampan yang kerap di panggil Jeno

"Iya nih pak, puji Tuhan lagi ga banyak kerjaan di kantor"- ujar Jeno pada seseorang tadi

Ia memang sangat akrab dengan Tetangga-tetangganya, berbeda dengan ayahnya dulu. Orang-orang disini menceritakan kepada Jeno, betapa dingin ayahnya selama tinggal disini, tidak pernah menyapa, bahkan untuk tersenyum sepertinya sangat jarang.

"Enak ya jadi bos muda"- gurau Bapak-bapak tersebut

"Cape pak, uban saya juga udah mulai tumbuh"- ujar Jeno di barengi dengan kekehannya

"Gapapa ubanan, yang penting dompet tebel, hahah"

"Yaudah saya mau pulang dulu, di tunggu sama istri saya"- selepas ucapannya di balas oleh Jeno, bapak tersebut mulai melajukan motornya menuju rumahnya -katanya-

"Huhh, kayanya tarohin pohon mawar bagus nih, silau banget mata gue ngeliat daun semua isinya"- gumamnya sembari memotong rumput yang mulai meninggi

Setelah selesai mengurusi taman mininya, Jeno memutuskan untuk bersepeda, siapa tau tidak sengaja bertemu dengan pedagang bibit tanaman, ia bisa membeli pohom bunga untuk mempercantik tamannya

Di goes nya sepeda itu dengan santay, banyak sapaan dari tetangganya saat ia melewati rumah-rumah yang di tinggali oleh orang yang Jeno kenal. Ia mulai keluar dari komplek nya, tujuannya saat ini adalah taman bermain, karena disana tersedia kawasan bersepeda yang tempatnya adem kata Jeno. Tempatnya tidak begitu jauh, hanya perlu limabelas menit jika menggunakan sepeda

"Wih, rame banget ada apaan dah?"- gumamnya

"Permisi, ini kok rame banget ya? Padahal saya mau sepedaan di sana"- tanya Jeno pada seseorang yang sedang duduk di salah satu kursi taman

"Oh itu lagi ada syuting mas, gatau juga tumbenan banget tempat kaya gini di pake syuting"- jawab seseorang yang Jeno tanyai tadi

ℎ𝑖 𝑚𝑜𝑚.Kde žijí příběhy. Začni objevovat