25

873 85 1
                                    

Jeno dan Marko sekarang tengah berada di luar pagar kediaman Ard, dengan matahari yang masih bersinar terik, padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore

Marko tadi menyuruh Jeno untuk izin terlebih dahulu pada ayahnya /Haero/ tapi dia tidak mau, takutnya mengganggu ayahnya yang sedang bekerja, katanya.

Mereka berdua masuk ke dalam, mobilnya ia tinggal di depan karena gerbangnya hanya terbuka di bagian khusus yang lumayan sempit.

Tok..

Tok..

Tok..

Cek lek..

Pintu itu terbuka memperlihatkan Jeffrey yang ekspresinya terkejut saat melihat Jeno

"Ngapain lo kesini?"- tanya Jeffrey dingin

"Mau ngambil buku-buku yang dikasi kakek"- jawabnya tak kalah dingin

"Ck. Ngerusak mood gue aja sih lo"- ketus Jeffrey

"Gue cuma mau ngambil buku kak, ga akan gue ngeganggu lo"- ujar Jeno membranikan diri bersikap dingin pada kakaknya

"Terserah lo, sekalian bawa semua barang lo yang masi lo butuhin, ini terakhir lo gue izinin nginjekin kaki disini. Dan inget, jangan anggap gue sebagai kakak lo lagi, gue ga sudi punya adek kaya lo"- ujar Jeffrey penuh penekanan

Hatinya sangat sakit mendengar perkataan sarkas dari kakaknya itu, ia ingin menangis sekarang. Tapi dia hanya menghela nafas, menahan sesak didadanya

"Iya, setelah ini gue bakal pergi dari kehidupan kalian"

"Oh iya, bentar lagi gue lulus, yang artinya setelah itu gue ngurus perusahaan dari kakek"- belum selesai Jeno bicara Jeffrey sudah memotongnya

"Oh jadi lo terima? Lo ga tau malu ya, ngaca dong posisi lo disini tuh cuma anak haram"

Bughh

"Sekali lagi lo bilang Jeno anak haram, habis lo ditangan gue kak"- bukan Jeno yang meninjunya melainkan Marko

"MAKSUD LO APA ANJING!! GAUSAH IKUT CAMPUR URUSAN KELUARGA GUE!!"- Jeffrey sudah memegang kuat kerah Marko yang membuat sang empu berjinjit karena tinggi badannya lebih pendek dari Jeffrey

Bughh

Bukan, Jeffrey tidak meninju Marko, melainkan Marko yang menendang perut Jeffrey. Entah mendapat kekuatan dari mana, hingga ia bisa melawan Jeffrey yang jelas-jelas badannya jauh lebih kekar dibanding Marko.

"Apapun yang buat Jeno sakit, gue bakal ikut campur, Jeno udah gue anggap sodara gue dari dulu"- ujar Marko dingin, lalu menarik Jeno, maksudnya untuk menyuruh Jeno cepat-cepat untuk mengemasi barang-barang yang ada dikamarnya. Tapi sebelum itu Jeno berkata

"Lo tenang aja, selama gue ngurus perusahaan itu, gue bakal kirimin beberapa uangnya ke lo dan bunda setiap bulannya, gue ga akan makan uang perusahaan itu sendiri, karena itu milik kita semua, bukan cuma gue, gue cuma dikasi kepercayaan untuk ngurus doang sama kakek"

Meninggalkan Jeffrey yang meringis sambil memegang bibir dan perutnya karena tinjuan dan tendangan Marko

Setelah setengah jam, akhirnya Jeno dan Marko selesai men packing barang Jeno di 1 koper berisi baju, 1 koper berisi barang-barang bergunanya, dan 1 tas besar berisi buku-bukunya.

Setelah mengecek kembali dan dirasa sudah tidak ada barang-barang yang tertinggal, akhirnya mereka berdua segera keluar dari kamar itu. Melihat Jeffrey dan Nayun, dengan Nayun yang mengobati lebam di sekitar bibir Jeffrey

ℎ𝑖 𝑚𝑜𝑚.Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz