Fourteen

4K 328 46
                                    

Sudah hampir 4 bulan Jaemin terus berusaha meluluhkan hati sang istri yang membeku akibat dirinya. Meskipun selalu mendapat penolakan dan usiran dari Yangyang tetapi tak membuat Jaemin jera akan usahanya. Seperti saat ini, ia sudah berada di depan yayasan dimana istrinya mengajar. Sudah menjadi rutinitasnya saat ini, menunggu istrinya di depan yayasan untuk kembali mengantarnya pulang meskipun selalu ditolak mentah-mentah.

Bel pulang sudah berbunyi, semua anak-anak taman kanak itu langsung berhamburan keluar dengan senyuman cerahnya. Tak lupa dengan teriakan kegembiraan kala orang tua mereka menjemput mereka disaat mereka pulang dari sekolahnya. Jaemin tersenyum kecil jika membayangkan dirinya akan menjemput sang anak di taman kanak-kanak dan melihat senyuman lebar dari anaknya bersama Yangyang. Begitu indah bukan?

Senyuman Jaemin semakin melebar tatkala ia melihat satu makhluk yang paling ia cintai sedang berbicara dengan wajah manisnya terhadap salah satu anak didiknya. Yangyang terlihat cantik dengan pakaian berwarna coklat susu itu apalagi perut buncitnya yang sudah mulai membesar. Begitu menggemaskan. Yangyang melambaikan tangannya kepada anak didiknya seraya menatapnya dengan senyuman hangat.

Ketika ingin masuk, tangannya dicekal oleh seseorang. Ia pun langsung menoleh karena terkejut mendapat cekalan sedikit kuat itu. Tapi wajah terkejutnya terganti dengan wajah datar tanpa senyuman hangat serta manis seperti beberapa menit yang lalu. Jaemin memaklumi itu.

"Lepaskan aku tuan Na. Jika kau tidak ada kepentingan disini, lebih baik pergilah. Pekerjaanku banyak saat ini"

Yangyang berucap begitu datar tanpa ada aksen hangat dan lembutnya. Jaemin merasakan sesak dan sedih karena lagi-lagi ia tidak mendapatkan afeksi yang biasa pemuda yang ia cintai ini. Tapi Jaemin tersenyum kecil seraya mengelus tangan yang ia cekal tadi. Yangyang yang diperlakukan itu ingin menangis saja, kenapa disaat seperti ini pria ini harus berubah menjadi lebih lembut dan perhatian.

"Maafkan aku mencekal terlalu kuat. Apa sakit? Maafkan aku" ucapnya tidak memperdulikan usiran sang istri.

Yangyang tak berani menatap manik hitam legam yang mengeluarkan tatapan penuh kasih sayang itu. Air matanya sudah jatuh dari pelupuk matanya karena perhatian lembut dari suaminya. Ia tidak mau munafik bahwa dirinya merindukan suaminya ini. Apalagi sering kali disaat malam, bayi dari perutnya menendang hingga membuat perutnya ngilu. Ia berusaha untuk berbicara dengan bayinya tetapi sepertinya bayinya ini merindukan ayahnya. Ketika Yangyang memberi janji akan bertemu dengan Jaemin, bayinya akan berhenti menendang. Memang, ikatan anak dan ayah terkadang sangat kuat.

"Aku begitu merindukanmu, Sayang. Sudah beberapa bulan ini kau tidak pulang ke rumah. Rumah terasa seperti tak berhuni, biasanya ada dirimu yang menyambutku dengan aroma masakanmu atau kau yang sedang menonton di ruang tengah. Aku sungguh merindukanmu. Rasanya aku ingin mati saja tanpamu disisiku"

"Aku tau maafku memang tak sebanding dengan apa yang aku lakukan padamu waktu dulu. Tetapi ketahuilah, aku sedang berjuang saat ini agar maafku menjadi sebanding dengan perlakuanku. Aku tau ini adalah sanksiku, tapi apa kau tidak mau berhenti memberiku sanksi sayang, hm? Aku benar-benar menderita saat ini"

"Ayah tau semua perbuatanku dan ia sudah mencoret namaku dari harta warisnya. Fasilitas yang diberi olehnya pun sebagian ditarik. Aku menerima itu semua karena ini sudah konsekuensiku. Yang terpenting aku masih mempunyaimu disisiku dan bayi kita. Aku begitu mencintaimu, Yuyu dan baby pumpkin tentu saja. Maka dari itu aku selalu merobek dan membakar kertas perceraian kita, aku tidak akan menandatangani itu semua"

Jaemin benar-benar tidak tau harus bagaimana lagi mengutarakan kesedihan dalam hatinya. Baru kali ini ia menceritakannya kepada sang istri dengan begitu pilunya hingga tetesan demi tetesan air mata jatuh dari mata hitam legamnya. Yangyang terkejut ketika tangannya yang masih dielus oleh Jaemin terasa basah. Ia menoleh ke arah Jaemin dan terkejut kala suaminya menangis dalam ceritanya. Tidak pernah ia melihat Jaemin serapuh dan sekacau ini. Tetapi entah kenapa egonya tidak mau berbuat apa-apa untuk menenangkan pria ini.

One Side [JAEMYANG]✔️Where stories live. Discover now