"Enak banget!" ujar Chiko.
"Norak lo!" katus Gael. Ia masih kesal karena kencan romantisnya gagal karena kehadiran Chiko.
"Dimakan, Bi," ucap Gael pada Abi. Abi mengangguk lalu mulai menyantap hidangan yang tersedia.
Disela-sela makannya, Gael tersenyum tipis melihat Abi yang nampak lucu karena pipinya menggembung.
"Pelan-pelan aja Bi, gak bakal gue rebut kok," ujar Gael. Abi nyengir karena malu.
"Abi ma, emang rakus kalo makan," celetuk Chiko.
"Berisik lo!" ketus Abi.
"HP gue berisik banget, sih!" Chiko merogoh kantong, mengeluarkan ponselnya yang terus bergetar sedari tadi.
"Siapa?" tanya Abi.
Chiko melirik Abi sekilas, "Biasa, doi gue kan, banyak." Abi memutar bola mata jengah, selalu saja.
Chiko membuka satu persatu chat, mulai dari yang paling bawah.
Ais (gebetan ke7)🤤
kamu kemana? Di telepon gak diangkat.
Chiko:
kenapa? Kangen ya? 😗
Ais (gebetab ke7) 🤤
iya nih.
Kalo aku kangen ama kamu, aku harus gimana?"
Chiko :
sholat
Ais (gebetan ke7) 🤤
habis solat ngapain?"
Chiko :
Menyadarkan diri kalo gue cuma khayalan lo.
Ais (gebetan ke7) 🤤
(.....)😗
Chiko membuka chat kedua.
Bella (gebetan ke1)🤩
kata Sasa dia liat kamu jalan sama cewek. Siapa itu? Katanya pacar kamh cuma aku!
Chiko:
Iya iya maaf, gak lagi.
Bella (gebetan ke1)🤩
pokoknya aku marah! 😤
Chiko :
Jangan marah dong, gue beliin skincare, mau ga?
Bella (gebetan ke1) 🤩
mau, tapi aku maunya skincare yang bisa mencerahkan masa depan 🙂
Chiko:
apa sih yang engga buat kamu 😘
Chiko terkekeh. Indahnya jika banyak gebetan. Kini chiko membuka chat ke tiga. Tidak ada namanya, artinya itu akan menjadi gebetan barunya.
+62xxx....
Hi!
Chiko kan?
Chiko:
Iya, kenapa?
Aku dapet no kamu dari temen, katanya kamu butuh gebetan baru. Btw, aku baru putus nih
Chiko :
owlh, iya. Salken.
boleh pap gak?
Dahi Chiko mengernyit. Baru kenal sudah minta pap.
Chiko :
Baru kenal udah minta pap, gak sekalian foto KTP, akte kelahiran, KK, sama foto kopi ijaza biar puas sekalian!
Setelahnya, Chiko meninggalkan aplikasi Whatsappnya. Melanjutkan makannya yang tertunda.
*****
Abi mendudukkan diri dikursi taman bersama teman-temannya yang lain. Abi mengusap dahinya yang berkeringat karena habis olahraga. Olahraga kali ini adalah bola basket.
"Boleh ke kantin gak sih? Gue haus banget!" celetuk Abi.
"Boleh, ini juga udah hampir mendekati jam istirahat. Pak Wigo juga udah izinin," sahut Dinda, wakil ketua kelas.
Abi berdiri dari duduknya. Hendak melangkah, namun urung karena teriakan salah satu temannya.
"Abi, lo bocor!"
Mata Abi melotot kaget. Ia melihat belakang celananya, namun tak nampak. Abi jadi panik sendiri, pasalnya ia tak membawa pembalut cadangan.
Abi lari ngebirit menuju kamar mandi. Kelakuan Abi itu mencuri perhatian yang melihatnya. Termasuk Gael yang tengah bermain basket bersama teman lainnya.
Gael melempar bola ditangannya sembarang arah. Ia berlari mengikuti Abi. Ia berhenti didepan pintu toilet cewek. Menimang apakah ia harus masuk atau tidak.
Khawatir apa yang terjadi pada Abi, Gael memilih masuk. Ia mengecek satu persatu bilik tolet itu.
"Abi?!" panggilnya.
"Gael?! Lo ngapain disini?!" sahut Abi. Ia menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
Gael kikuk. Ia mengusap belakang kepalanya. "Tadi gue liat lo lari, gue kira ada apa," ucapnya.
Abi tak membalas. Sebenarnya ia pun butuh bantuan. Tapi apakah harus Gael, ingin mengucapkannya saja, Abi malu rasanya.
"Hum... G-gue boleh minta tolong?" tanya Abi.
"Tolong apa?"
Abi mengulum bibir lalu berucap. "Gue bocor, tolong beliin softex," cicit Abi. Wajahnya memerah karena malu.
Gael meneguk ludah. Haruskah ia membelinya. Betapa malunya Gael bila harus membeli benda yang satu itu. Namun menolak pun, ia tak enak.
"Balinya dimana, Bi?" tanya Gael
"Supermarket ada kok," jawab Abi.
"Gue beliin dulu, lo tunggu sebentar," ucap Gael. Abi mengangguk lalu kembali menutup pintu.
Gael menuju parkiran untuk mengambil motor. Malajukannya menuju supermarket terdekat.
Tiba di supermarket, Gael bingung yang mana itu softex. Seumur umur, baru kali ini Gael disuruh membeli benda kebutuhan kaum hawa itu.
Tak mau salah pilih, Gael memilih bertanya saja pada mbak penjaga kasir.
"Maaf, mbak?"
"Iya kak, ada yang bisa saya bantu?" sahut mbak kasir.
"Saya mau beli soflen, ada?" ucap Gael pelan.
"Maaf kak, disini tidak menjual soflen," jawab si mbak kasir.
"Terus yang jual soflen dimana, ya, mbak? Temen saya butuh banget ini. Dia lagi bocor." Gael memelankan kalimat terakhirnya.
Mbak kasir nampaknya tak paham apa yang Gael ucapkan. "Maaf, bocor?"
"Itu loh, mbak, lagi dapet terus tembus gitu," ujar Gael menjelaskan.
Si mbak kasir mesem-mesem sendiri. Gael menggaruk tengkuknya bingung.
"Mungkin yang kakak maksud itu softex pembalut, kan?"
Gael mengangguk cepat. "Nah, iya itu maksud saya."
"Ada disebelah sana, kak," ujar si mbak kasir menunjuk bagian ujung.
Gael mengangguk, ia mengucapkan terima kasih, lalu menuju tempat dimana mbak kasir tunjuk tadi.
Gael menatap bingung berbagai macam merek pembalut dihadapannya. Bingung ingin memilih yang mana.
Gael berfikir sejenak, lalu ia mengambil salah satu softex disana.
****
Gael menyerahkan kantong kresek yang ia beli tadi pada Abi.
"Makasih banyak, ya, untung ada lo," ujar Abi tersenyum manis.
Gael menyandarkan diri pada wastafel. Ia menghela nafas, sungguh hal yang memalukan sekali tadi itu.
Baru saja hendak melangkah, teriakan Abi membuatnya meringis.
"GAEL, KENAPA LO BELINYA PAMPERS, SIH!"
*****
See you next part....
PenulisRR:')
Sabtu 30 Januari 2021 (19:49)
BINABASA MO ANG
I'm Yours
Random[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...
Part 25. Kecan 💕
Magsimula sa umpisa
