Gamau berkata kata...
Percuma, gak ada yang komen 🙂
Gih, baca!
7 bulan kemudian...
"Ngeliatin apa?"
Ressi tersentak kaget, menadapati All dibelakangnya. All duduk disebelah Ressi, membawanya dalam dekapan hangat.
"Dia neror lagi, ya?" tanya All. Ressi mengangguk. Sudah beberapa bulan ini, mereka terus saja mendapat teror, baik itu pesan atau paket yang isisnya sangat menjijikkan.
"Aku udah bilang, kan, untuk sekarang kamu jangan main handpone dulu, kalo kamu jadi sedih karena kepikirin kayak gini, debay ikut sedih juga, loh." All mencoba memberi pengertian. Sampai saat ini Rigel masih belum ditemukan, entah dimana ia sembunyi hingga para polisi hingga bodiguard All, daddy dan papanya tak ada yang berhasil menemukan keberadaannga.
"Aku takut All, di-dia bilang... Bakal culik Abi," lirih Ressi. Ia tidak bisa tenang bila menyangkut anaknya.
"Kamu gak usah khawatir, Abi ada yang jaga dua puluh empat jam. Disekolah pun ada orang yang aku suruh buat ngawad Abi." All mengusap kepala Ressi, lalu berpindah papa perut besar Ressi. Usianya sudah delapan bulan.
"Mommy?! Daddy?!"
Suara teriakan Abi disertai pintu yang dibuka kasar mengagetkan All juga Ressi.
"Astaga Abi, kenapa teriak? Kaget mommy!" Abi menyengir, menghampiri All dan Ressi lalu merangkak naik kepangkuan All.
"Oma suluh Abi panggil mommy sama daddy, disuluh tulun makan malam," ujar Abi.
"Yuk, kita makam!"
*****
Abi berjalan riang menyurusi koridor sekolah. Mulutnya tak henti menggumamkan nada-nada abstrak. Abi memasuki kelasnya yang sudah nampak ramai. Matanya mengedar, mencari seseorang yang sudah tiga hari ia tungga kedatangannya. Ramon. Sudah dua hari ia tak masuk sekolah, ditambah Chiko yang juga absen karena menjenguk omanya yang sakit.
Bahu Abi meluruh lesu karena tak mendapati kedua sahabatnya. Ia ingin menemui Ramon, namun tak diizinkan All. Pasalnya masalah teror itu makin hari makin parah.
Abi melangkah menuju mejanya. Menatap bangku sebelah yang sudah dua hari ini kosong. Entah kemana Ramon, hilang tanpa kabar. Abi resah, takut terjadi sesuatu pada Ramon.
Bel masuk berbunyi, disusul guru matematika memasuki kelas. Hari ini berlalu dengan kesepian lagi. Membosankan.
Serangkaian kegiatan pembelajaran telah dilakukan. Bel pulang berdering membuat siswa-siswi bersorak ria. Namun tidak dengan Abi. Wajahnya masih saja murung, memikirkan apa yang terjadi pada Ramon.
"Non Abi, ayo pulang!" Abi mengangguk, berjalan lesu diikuti bodiguard yang ditugaskan All untuk menjaganya disekolah.
Abi memasuki rumah omanya. Sudah berbulan-bulan lamanya ia tak pulang keruhmahnya. Dan sudah berbulan-bulan juga ia tak lagi bermain dengan ketiga sahabat-sahabatnya sepulang sekolah, hal yang mereka selalu lakukan dulu.
"Eh, Abi udah pulang sayang." Abi menghampiri omanya yang tengah menonton, lalu menyaliminya.
"Mommy mana oma?" tanya Abi.
"Dibelakang, lagi ngasih makan ikan."
"Abi mau ke mommy dulu, ya omma," ujar Abi seraya melepaskan tasnya, lalu meletakkannya begitu saja disofa.
"Enggak ganti baju dulu?" Abi menggeleng, lalu beranjak menuju halaman belakang. Cleo terus menatap punggung Abi hingga menghilang dibelokan. Ia tahu Abi sedang sedih, dilihat dari raut wajahnya saja sudah kelihatan sekali. Yang Abi butuhkan ketika sedih adalah bercerita dengan mommynya.
BINABASA MO ANG
I'm Yours
Random[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...
