Part 24. Ramon 💕

58 14 1
                                        

Assalamualaikum...
Malam semua....
Apa kabar? 🙂

Author kembali dengan seseorang yang kalian Rindukan...

Part ini khusus Ramon ya:v

Tinggalin jejak dengan Vote juga komen..
Trims:)

Happy Reading....





Part 24.

Suara musik dj mengalun memekakkan telinga yang mendengarnya. Kerlap-kerlip lampu menjadikan suasana temaram. Wanita-wanita dengan pakaian kurang bahan, melanggak-lenggok mencari mangsa. Pria kaya tentu saja.

Disatu sisi, terdapat penari stripis yang tengah meliuk-liuk seksi tanpa busana. Asap rokok dan minuman alkohol ada dimana-mana. Tentu saja karena ini club malam.

Pemuda dengan kemeja biru tua itu menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya. Tangan satunya memegang segelas wine.

"Carilah kamar, wanitamu sudah tidak tahan," celetuknya. Temannya yang duduk disebelahnya itu terkekeh.

"Carilah wanita untuk memuaskan juniormu, jangan sampai spermamu itu basi didalam sana." teman pemuda itu menggendong wanita dipangkuannya, berlalu meminggalkan temannya itu yang kesal karena perkataannya.

"Shit!"

Laki-laki itu mematikan rokoknya, meneguk habis wine ditanganya, lalu berlalu keluar. Sedikit sulit, karena harus melewati lantai dansa dimana ada ribuan manusia disana.

Laki-laki itu mengendarai mobilnya meninggal kawasan club tempat biasa ia nongkrong bersama teman-temannya. Jalanan sepi, wajar saja. Sudah hampir tengah malam.

Mobilnya berhenti di apartemen tempatnya tinggal. Kakinya melangkah perlahan menuju lantai dimana kamarnya berada. Menekan beberapa nomor pin, laki-laki itu membuka pintu.

"Willi? Kamu dari mana saja?" pertanyaan itu menjadi sambutan kedatangannya.

"Bukan urusanmu!" ketusnya.

"Kamu pergi ke Club lagi?! Mommymu akan marah jika ia tahu!" laki-laki itu menatap sinis  perempuan dihadapannya.

"Sudah kubilang bukan urusanmu!"

"Tapi aku tunanganmu!" gertak wanita itu. Tangannya mengepal emosi, menatap kecewa tunangannya itu.

"Itu bagimu, bagiku kau hanyalah seonggok sampah rendahan yang gila akan kekayaan!" laki-laki itu meninggalkan wanita itu menuju kamarnya. Tak menghiraukan tangisan juga terikannya.

"Kenapa kamu tega berucap seperti itu?! Aku tunanganmu!"

"Wili!"

Wanita itu memejamkan mata saat suara pintu yang dibanting menggelegar didalam apartemen itu.

"Ramona Willi Abraham!"

*****

Laki-laki itu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Helaan nafas terdengar dari mulutnya. Memejamkan mata saat rasa pening menderanya.

Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya. Membuka galeri yang penuh dengan foto seseorang yang begitu berharga baginya.

"Ramon rindu Abi," lirihnya.

Laki-laki itu, Ramon. Menitihkan air matanya. Karena kesalahan yang ia perbuat, membuatnya tak diperbolehkan menemui seseorang yang begitu ia rindukan. Abighail.

Ramon mengusap wajahnya. Ia lelah, andai saja dulu ia tak terayu bujukan temannya akan dunia malam, mungkin kini ia masih bisa bersama dengan sahabat-sahabatnya di Indonesia.

I'm YoursWo Geschichten leben. Entdecke jetzt