꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦

Venica baru saja kembali kerumah, tadi Ardo mengajak dirinya jajan di indomaret terdekat sebelum pulang.

"Bang, ada surat dari Mama sama Papa." ucap Venica kepada Ardo.

Ardo mengerutkan keningnya heran, membuka lembaran surat itu. Tertata jelas tulisan akan penerbangan kedua orangnya, ini dadakan. Bahkan Ardo kaget melihatnya,

"Sebentar, ya. Abang mau telpon Mama." tutur Ardo mengelus rambut adiknya yang sedari tadi menatapnya polos.

"Assalamualaikum, halo, Ma?" sapa Ardo dari balik sambungan telepon.

"Waallaikumsalam, Ar.. Mama sama Papa ada penerbangan mendadak, ada kerjaan disana. Maaf ya Mama gak pamit, Mama juga kaget karena Papa mu mendadak pulang ke rumah, beberapa bulan bakal disana, kamu gak papa kan? Jaga adek ya, Bang." ujar Yuli panjang lebar, membuat Ardo menghela nafasnya gusar.

"Mendadak gini masa, Ma?"

"Iya nak, gak papa ya? Maaf bilang adek, nanti Mama Papa transfer buat biaya kalian, itung-itung mandiri tanpa orang tua, kalau ada apa-apa kabarin ya Ar, Mama matiin, Assalamualaikum."

"Waallaikumsalam." Ardo mengusap wajahnya pelan, memang Ardo maupun Venica sudah biasa ditinggal berpergian keluar negeri oleh kedua orang tuanya, mereka sudah kebal. Namun ini terlalu mendadak yang menjadi masalah adalah adiknya nanti, Ardo jarang berada dirumah nasib adiknya bagaimana nanti? Ardo tidak mau adiknya kesepian, memang Venica jarang merasakan kasih sayang yang lebih dari orang tuanya.

Namun, kedua orang tuanya sayang sekali kepada anak-anaknya, mereka hanya ingin yang terbaik. Mereka kerja keras untuk keduanya, kedua orangtuanya Venica dan Ardo itu orang-orang yang bisa dibilang penting, jadi begini lah resikonya.

Ardo menolah kearah adiknya, dengan wajah yang seakan-akan bertanya "kenapa?"

"Mama sama papa, beberapa bulan bakal gak ada di rumah, kita ditinggal lagi kayak biasa!" ucap Ardo mengukirkan senyuman kepada Venica.

"Loh! Kenapa?" tanya gadis itu dengan raut wajah kecewa. Ditinggal lagi!

"Ada urusan kantor, keluar negeri."

"Kok mendadak, sih!?"

"Ya, mana abang tau!"

Ardo mengelus rambut hitam serta kecoklatan adiknya itu. "Gak papa ya, sama Abang dulu?"

"Iya udah, deh" balas Venica sembari cemberut, Venica itu paling gak bisa di tinggal Mama Papa nya pergi. Pastinya akan uring-uringan tidak jelas.

Ardo kembali memainkan ponselnya, terlihat dia sedang berusaha menghubungi seseorang.

"Halo, Ji kesini ya?"

"......"

"Gua tunggu."

     ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦ ͝ ꒷ ͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦͝͝ ꒷ ͝͝͝ ꒦

"Halo bocil sayang!"

Senyuman Venica mengembang lebar, lihat! Siapa yang dateng? Kakak-kakak nya, mereka Xianziliquis, Jingga Naila Falo dan juga Acasha.

Xianziliquis, mereka adalah circle nya Venica, yang dibuat oleh Danudaksa, kalau Danudaksa itu nama geng motor Abangnya, Ardo. Mungkin sudah diceritakan di chapter satu ya...

"Kalian semua, lupa sama Veni ya!" seru Venica mendengus.

"Enggak dong bocil, kita semua gak lupa kamu, cuma lagi sibuk aja." balas Naila, lalu di anggukin yang lainnya.

"Gimana, kalo kita nonton balapan nanti malam?" Falo berucap.

"Wah ide bagus tuh!" teriak mereka semua menyetujui.

"Kalian mau kemana?" tanya Ardo, yang baru saja keluar dari dapur serta membawakan makanan ringan.

"Liat balapan Ar, gak papa ya sekali-kali?" ucap Acasha penuh permohonan.

"Kamu ikut?" tanya Ardo kepada sang adik.

"Boleh kan bang?" katanya penuh harapan. Venica sangat bosan sekali dirumah, mana tidak ada orang tuanya juga, dan pastinya nanti malam Abangnya tidak akan dirumah. Ardo, pasti akan meninggalkannya sendirian.

"Boleh, nanti abang hubungin Ari." jawab Ardo.

"Yes! Akhirnya." girang Falo, membuat yang lain hanya terkekeh.

"Nih makanan, gua titip Veni ya. Ada urusan bentar." alih-alih mengambil kunci motor tiba-tiba, pundak Ardo pegang oleh seseorang.

"Lo gila? Ninggalin kita semua disini?" jingga melirik sinis. Ardo selalu saja pergi tiba-tiba! kan membuat dia khawatir.

Ardo melepaskan tangan Jingga, dari pundaknya pelan. "Gak usah lebay ya, gua mau ke markas."

"Suruh yang lain kesini juga Ar." teriak Naila duduknya. Naila sedang mencubiti pipi gembul Venica.

"Ogah! Nanti rumah gue dibikin kapal pecah." ketus Ardo.

"Lydia danira itu siapa, mas!?" sentak Jingga dengan raut wajah marah, istilah mendalami peran yang sedang viral saat ini.

"Hah?" Ardo yang tidak mengerti apa-apa pun mengerutkan keningnya heran.

Jingga membuka sling bagnya, mengeluarkan satu kertas entah apapun itu hanya Jingga yang tahu. "Namanya ada dimana-mana loh! Disini kamu sampai transfer berkali-kali ke dia pake rekening sendiri, yang aku gak tau kamu punya loh, mas!" sungut Jingga mengebu.

Lagi-lagi Ardo dibuat bingung dengan kelakuannya, Ardo menatap satu persatu gadis yang berada di rumahnya hendak meminta jawaban, Venica, Falo, Naila dan Acasha hanya tertawa kecil melihatnya.

"Ohh! Gak cuma itu." Jingga menghentikan ucapannya, melotot gemas kearah Ardo yang menegang. "Kamu beliin dia penthouse seharga 5M! It's the fucking penthouse, terus, kamu bawa dia ke cappadocia IT'S MY DREM!"

"NOT HER! MY DREAM, MAS!!!!"

"Jingga kenapa? Gue punya salah apa?" tanya Ardo lembut.

"Pfft!" sudah pecah, ketawa mereka semua tidak bisa lagi ditahan karena ulah Jingga yang mengerjai Ardo habis-habisan.

"Kok ketawa dah? Kenapa?"

Venica tidak tega melihat wajah Abangnya yang sangat amat tertekan, hingga akhirnya gadis itu menunjukan satu vidio yang berada disana.

"ANJIRRR GUE DI KERJAIN!!!" gertak Ardo mendengus lalu meninggalkan tempat ini.

"Ngambek loh kak, hayo loh!"

"Hahaha, udah-udah, ayo katanya mau girls time." tutur Acasha melirik satu persatu temannya.

"Nah iya, ayo ganti bajunya kita mau foto-foto kan."

Tbc...

⎙ yyebinie  ⌕

Halo, kalian jangan bosen-bosen ya ( ◜‿◝ )  oiya bole aku minta kalian vote and komen? biar tambah semangat lagi nih nulis cerita nya. See u ketemu di bagian berikutnya ya!

ig : @naddptrii mutualan la bestie

DEVIAN [ END ]Where stories live. Discover now