Hari dia datang

839 155 15
                                    

Kini Cale beristirahat di kamar tamu istana kerajaan, kamar biasanya dimana tamu kerajaan lain akan beristirahat.

Insiden teror plaza kemarin berakhir dengan penyihir gila darah Redika kabur setelah gagal mengebom plaza. Serta lahirnya tuan muda perisai perak.

Singkatnya begitu.

Alberu  baru saja keluar dari ruangannya setelah berbicara dengan cale mengenai 'kompensasi' tindakan kepahlawanan Cale di plaza.

Setelah melihatnya sendiri alberu dapat memastikan cale bukanlah sampah seperti rumor yang didengarnya, seorang sampah tak mungkin bisa bersikap seperti itu. Memilih uang daripada kekuasaan dan ketenaran. 

.

.

Melebihi waktu perkiraannya, alat pengacau mana itu akhirnya terdapat celah setelah lebih dari satu minggu.

Callian segera berteleportasi ke puppet yang ada di ibukota bersama Cale tanpa membuang buang waktu lagi.

Tubuhnya sudah cukup lelah dengan tidak tidur dan menelan apapun selama berhari hari sambil melawan musuh yang menyusup ke rumahnya.

Walau tubuhnya mungkin masih kuat untuk melanjutkan pertarungan sayang sekali mentalnya sudah mulai menggila karena terlalu lama berada disana.

Lingkaran teleportasi terbentuk di sebelah badan Ian.

Callian muncul disana dengan penampilan berantakan dan seluruh badannya tertutupi darah sambil memegang Aether yang berbentuk tombak. 

Pintu terbuka dengan keras dan seorang pendekar pedang berbaju hitam masuk dan langsung mengarahkan pedangnya ke arah Callian. Wanita berambut merah yang memegang tongkat sihir juga masuk dan memasang pelindung di badan Ian yang tertidur di atas kasur. Juga terlihat ksatria yang mengelilingi Callian dengan pedang yang diarahkan pada Callian.

Callian yang masih sensitif dengan suasana pertarungan sebelumnya langsung membalas pedang yang diarahkan padanya. 

Pendekar pedang itu- Choi han terkejut dengan kekuatan besar yang menekannya, aura membunuh yang dikeluarkan Callian begitu berat hingga beberapa ksatria mulai gemetaran dan jatuh.

Penyihir berambut merah- Rosalyn memberikan sihir support pada Choi han untuk melawan penyusup yang datang ke istana kerajaan.

Callian benar benar sudah terlalu lelah untuk berpikir dan membiarkan tubuhnya secara otomatis bergerak sesuai insting, Aether yang menyadari bahwa kesadaran Callian benar benar diambang batas segera mengambil wujud manusianya dan memukul belakang leher kepala Callian dengan keras.

Suara pukulan Aether terdengar begitu keras dan jelas hingga semua orang berhenti di tempatnya.

Aether menangkap Callian yang sudah tidak sadar dan menggendongnya.

"Siapa kalian?" Choi han bertanya dengan dingin dan mengarahkan pedangnya tepat ke leher Aether.

Semua ksatria yang jatuh tadi bangkit kembali dan mengarahkan senjata mereka ke Aether yang mengendong Callian.

Aether menghela napas dan cemberut.

Merepotkan.

"...bilang pada cale henituse kakak penyihirnya sudah sampai" 

Orang orang di ruangan itu terlihat terkejut, apa kira kira hubungan penyusup berpenampilan berbahaya ini dengan pahlawan mereka. 

Bagaimanapun juga seseorang tetap memberitahukan apa yang dikatakan oleh Aether.

"kalian masih mencurigakan" Choi han masih belum menarik pedangnya.

Aether mengangkat bahunya dan membawa Callian ke sofa lalu menidurkannya. "Ya sepertinya cara kami datang terlalu terburu-buru, lagipula situasi tadi cukup bahaya"

I'm obsessed with ∎∎∎ || TCF × Male OcWhere stories live. Discover now