Kamu mau ikut aku?

1.7K 281 29
                                    

"Siapa kau?"

Tanpa melihat kebelakang Hyuk soo tahu jika itu adalah pria yang ia tolong tadi, "Bukankah tidak sopan mengarahkan tongkatmu pada orang yang menyelamatkanmu tuan?" balas Hyuk soo dengan suara sesantai mungkin.

Tak lama kemudian tongkat yang mengarah padanya tadi sudah turun dan kembali ke tempatnya. Hyuk soo berbalik dan naik ke daratan dengan tubuhnya yang basah dan tak tertutup lalu mengambil bajunya yang sudah dia cuci sebelumnya, walau masih sedikit lembab setidaknya lebih baik daripada telanjang di depan orang lain.

Sebenarnya Hyuk soo cukup panik, ia yakin jika melawan pria di depannya itu akan berakhir dengan kematiannya. Jadi otak kecilnya mencari cara bagaimana cara ia bisa selamat.

Pria itu menatapnya dengan tajam, "Jadi siapa kau?" tanyanya sekali lagi.

Hyuk soo tentu tidak bisa mengenalkan dirinya dengan identitasnya di masa lalu, dan dia tidak tahu apa nama tubuh ini. Namun biasanya anak anak dari lingkungan kumuh tanpa oran tua tidak memiliki nama.

"Aku orang yang tuan mintai tolong sebelum pingsan, aku tidak tahu namaku dan asalku dari lingkungan kumuh sebelah sana" ucap Hyuk soo sambil menunjuk arah lingkungan kumuh dia bangun.

Pria itu memperhatikan Hyuk soo dengan teliti, melihat tidak menemukan kebohongan pria itu menjadi sedikit santai. Sampai tak lama kemudian perut pria itu berbunyi minta diisi.

Wajahnya sedkit memerah karena malu. "Baiklah, sebagai ucapan terimakasih akan ku traktir kau makan" ucapnya lalu berdiri.

Hyuk soo menengok dan melihat pria yang tadinya berantakan kini sudah rapih seolah olah penampilan berantakannya tak pernah ada. Rambut putih pria tadi kini sudah terikat rapih dengan pita, bajunya juga sudah bersih dan rapih juga jubahnya menghilang. Apakah itu sihir?

Pria itu menarik tangan Hyuk soo dan cahaya putih menutupi mereka, saat ia membuka mata pemandangannya berubah menjadi tempat yang banyak orang. Tempat ini terlihat seperti alun alun kota.

"Kalau begitu ayo, aku tahu restoran yang bagus di sekitar sini" ucap pria itu dan menggendong Hyuk soo yang masih terlihat bingung.

Hyuk soo juga nampaknya belum menyadari jika baju lusuhnya telah berganti menjadi kemeja dan celana panjang yang seukuran dengannya.

Tanpa disadari Hyuk soo kini mereka sudah memasuki sebuah restoran yang terlihat cukup nyaman. Seorang pelayan resto menghampiri mereka dan bercanda, "Wah tuan ini pertama kalinya anda membawa seseorang ke sini, ditambah lagi seorang anak kecil". Hyuk soo melihat wajah tampan orang yang menggendongnya dan memasang wajah aneh setelah mendengar perkataannya selanjutnya.

"Tentu, selama ini tubuh anakku agak lemah. Ini ulang tahunnya jadi aku mengajaknya ke restoran yang sering aku kunjungi"

"Wah selamat ulang tahun tuan muda. Silahkan naik ke lantai dua meja yang biasa tuan"

Pelayan itu mengantar mereka ke meja yang dimaksud lalu menyerahkan buku menu pada mereka lalu pergi lagi.

Soo hyuk memulai pembicaraan diantara mereka, "apakah aku adalah anak haram anda atau semcamnya tuan? aku tak ingat memiliki ayah seperti anda"

Pria itu tertawa dan dengan santainya membalas, "tentu bukan, aku saja tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun apalagi punya anak"

Muka Hyuk soo membentuk huruf o dan melihat sekitarnya, lantai dua cukup sepi dan terlihat vip dibanding dengan lantai satu yang ramai pengunjung.

"Apakah kamu sudah memutuskan ingin pesan apa?" tanya pria itu dengan senyumnya. Hyuk soo membalas singkat, "aku tidak bisa membaca". Itu kebenaran, Ia samasekali tak bisa membaca tulisan yang ia lihat pada buku menu, dan ia tak pernah sekalipun melihat tulisan semacam ini di bumi. 

"Begitukah" ucap pria itu geli seolah olah dia sudah tahu jawaban anak kecil di depannya.

Hyuk soo cemberut, orang di depannya mengerjainya.

Pria itu mengambil bel tangan yang ditinggalkan pelayan dan membunyikannya, tak lama kemudian seorang pelayan datang membawa kertas pesanan di tangannya. 

"Aku minta steak dan wine satu gelas, lalu salad, sup krim, roti, dan susu hangat untuk anakku"

Pelayan itu mencatat pesanannya dan pergi setelahnya.

"Aku bukan anakmu tuan"

"Tentu kau bukan, tapi bukankah itu lebih mudah sehingga tidak perlu memastikan identitasmu"

Itu tidak salah, anak dari lingkungan kumuh biasanya tidak memiliki identitas jika tidak memiliki orang tua, dan untuk masuk kota diperlukan kartu identitas. 

"Lalu, anda belum mengenalkan nama anda. Tidak mungkin kan aku memanggilmu tuan terus terusan"

"Hmm, namaku itu tidak penting. Kamu bisa memanggilku ayah atau tuan penyihir jika kamu mau" 

"Penyihir?" Itu adalah sesuatu yang hanya Hyuk soo lihat dalam buku fantasi, ia tak pernah menyangka akan bertemu salah satunya.

Penyihir itu menemukan situasinya cukup menarik. Setelah kemarin ia bertarung melawan sebuah organisasi yang ingin mencuri penelitiannya ia berteleportasi secara acak ke tempat yang jauh. Sebelun kehilangan kesadarannya ia melihat orang dengan energi sihir yang cukup besar, namun karena gelap ia tak dapat melihat wajah orang itu. Ternyata anak kecil di depannya adalah orang yang energi sihir yang besar itu.

Jika dilatih anak kecil di depannya pasti bisa menjadi orang yang hebat di masa depan. Anak kecil itu bahkan terlihat tenang saat ia mengarahkan tongkatnya pada lehernya.

Penyihir itu tertarik pada anak di depannya dan ingin mengajarinya sihir, namun ia sekarang buronan sebuah kelompok selama ia memegang penelitiannya.

"Hei bocah, kamu mau jadi anakku?"

Hyuk soo menyemburkan air putih yang sedang ia minum. Apa orang di depannya sudah gila?

"Hei aku serius, jangan pasang wajah seperti itu. Aku akan jujur padamu, kamu memiliki energi sihir yang besar dalam tubuhmu. Jika tidak mengendalikannya kamu mungkin akan mati sebelum 20 tahun karena ledakan mana"

Soo hyuk mendengarkan dengan serius, dia tidak menyangka jika ia mungkin akan mati sebelum usianya 20 tahun. Baru saja kemarin dia mati, dan kini seseorang memberitahukan sisa umurnya.

"Jika kamu jadi anakku aku akan mengajarkanmu semua yang aku tahu"

Itu tawaran yang menguntungkan di mata hyuk soo, dia tidak perlu khawatir tentang ledakan mana jika mempelajari sihir dari penyihir di depannya. Instingnya mengatakan ia harus menerima kesepakatan ini.

"Jadi mulai sekarang aku harus memanggilmu ayah?" Tanya hyuk soo dengan wajah yang diimutkan.

Penyihir tertawa geli, "tentu, kau anakku sekarang"

Makanan mereka datang Dan pelayan merasa akan pingsan melihat pemandangan indah ayah dan anak tertawa bersama.

Penyihir makan dengan santai dan merasa lucu bagaimana ia kini bahagia melihat anaknya yang makan makanan sederhana dengan mata berbinar seolah baru saja makan makanan paling enak di dunia.

Selesai makan penyihir menggendong hyuk soo dan turun lalu membayar makanan mereka.

Penyihir membawa hyuk soo ke beberapa toko, mulai dari toko baju, toko buku, dan ke taman air mancur dekat alun alun tempat mereka berteleportasi tadi.

"Apakah ayah masih belum mau mengungkapkan nama ayah?"

Penyihir tersenyun tak tertolong dan menurunkan hyuk soo Dari gendongannya ke atas kursi taman.

"Huft, anak ku sangat ingin tahu nama ayahnya kah?"

"Bukankah itu normal untuk anak mengetahui nama ayahnya?"

"Namaku Lubell white" jawabnya lalu membuka kotak kue dengan lilin. Lubell menjetikkan jarinya dan api menyala di atas lilin.

"Dan namamu Callian white, selamat ulang tahun Lian" sambungnya.

Tanpa ia sadari air matanya jatuh, itu adalah kasih sayang orang tua yang sudah lama Tak ia rasakan, lalu ulang tahun nya yang ia kira tak akan pernah datang setelah dunia hancur.

Lubell membawa Lian pada pelukannya membiarkan anaknya menangis mengeluarkan semua kesedihannya yang ia pendam.

I'm obsessed with ∎∎∎ || TCF × Male OcWhere stories live. Discover now