Kehidupan baru

2.6K 280 26
                                    

Kang hyuk soo mati melindungi kim rok soo saat pertama kali timnya melawan monster, itu tak terhindari. Jika dia tak mati saat itu maka kim rok soo yang akan mati dan dia tak menginginkan itu, kedua hyungnya sudah meninggal sebelumnya dan sulit baginya bertahan hidup di dunia tanpa hyungnya. Mungkin Rok soo hyung juga akan sulit bertahan hidup tanpanya tapi jika itu adalah Kim rok soo yang dia kenal maka orang itu pasti bertahan hidup.

Menyedihkan sekali ia bahkan tak bisa melihat wajah hyungnya untuk yang terakhir kali, "Kau harus bertahan hidup pemimpin tim- tidak Rok soo hyung, lalu jangan lupa jadi pemalas kaya dan buat kebun soo hyuk hyung dan jung soo hyung"

Monster itu berhasil dikalahkan, Kim rok soo hidup, namun Kang hyuk soo telah mati.

===

Ya itulah yang harusnya terjadi. Seharusnya seperti yang ia perkirakan nyawanya takkan bisa selamat, namun kini ia melihat tangan kurus dan kotor miliknya di depan matanya. Ia segera mencari sesuatu untuk melihat pantulan dirinya. Ia menemukan sungai tak jauh dari tempatnya, disana ia melihat anak kecil berpenampilan kotor dan tak terawat. Rambutnya berwarna putih perak dengan ujung ujung merah, bajunya lusuh dan matanya berwarna perak.

Dan yang lebih penting lagi dia bisa melihat!

Ia bersihkan tangannya yang kotor dengan air sungai dan ia meminum air sungai itu. Rasa segar melewati tenggorokannya. Sungguh sudah lama sejak ia bisa 'merasakan' sesuatu dengan lidahnya mengingat seberapa sering dulu ia menggunakan Aether.

Ability Kang hyuk soo, Aether bisa berubah menjadi segala macam senjata dengan daya hancur yang cukup besar. Namun bayarannya juga besar, semakin sering ia menggunakan aether indranya akan semakin tumpul. Indra pertama yang ia berikan adalah pengecapnya, setelah itu pengelihatannya. Teman teman timnya bilang warna matanya berubah menjadi perak setelah ia kehilangan pengelihatannya.

Ia melihat sekeliling, tempat asalnya tadi merupakan lingkungan kumuh dan di depannya terlihat hutan yang lebat. Ini jelas bukanlah korea karena tidak ada orang korea dengan rambut warna warni seperti yang dilihatnya sepanjang perjalanan. Ia ragu apakah ini bahkan bumi yang dia ketahui.

Saat pikirannya menjelajah melihat kemungkinan kemungkinan yang ada perut nya berbunyi dengan keras, "Lapar memang tidak melihat waktu ya? Aku yakin tubuh ini belum makan untuk waktu yang lama". Tak berlama lama Ia ambil ranting kayu dan batu tajam yang bisa ia temukan, lalu ia buat ujung kayu itu menjadi runcing dan cukup tajam.

Ia melihat beberapa ikan di sungai tadi, sudah ia putuskan itu akan menjadi makan malamnya. Ia tidak yakin abilitynya masih ada atau tidak, tapi pengalamannya tentu masih ada bersamanya. Kalau cuma ikan di sungai ia percaya diri untuk menangkapnya.

Dan hasilnya? Cukup baik, Ia mendapatkan dua ikan sungai yang sepertinya bisa dimakan. 

Ia bahkan tak memiliki apapun untuk dijadikan perasa, namun menurutnya selama rasa laparnya terpenuhi ia tak keberatan jika rasanya seperti sampah. 

Dengan susah payah ia menyalakan api, membutuhkan waktu yang cukup lama hingga terbuatnya api unggun. Matahari bahkan kini sudah tenggelam, ia sebenarnya cukup sadar bahaya berada di dekat hutan apalagi pada malam hari. Namun jika ia tak makan sekarang ia juga pasti akan mati kelaparan dalam beberapa hari.

Sambil menunggu ikannya terbakar sempurna Hyuk soo meruncingkan sebuah batang kayu, antisipasi jika benar benar ada bahaya datang setidaknya ia bisa mengulur waktu untuk lari. Di saat yang bersamaan Hyuk soo juga memikirkan apa yang terjadi padanya. Apakah setelah ia mati hyungnya masih bertahan? Apa yang harus ia lakukan mulai sekarang? dan semacamnya.

Pikirannya dibuyarkan oleh suara yang datang dari semak semak di sebrang sungai. Hyuk soo mematikan api unggun yang ia buat dengan susah payah, lagipula ikannya terlihat sudah matang. 

Cahaya bulan cukup terang hingga memungkinkan baginya melihat tanpa api unggun. Batang kayu yang cukup tajam itu ia arahkan ke arah suara yang datang. Berlawanan dengan imajinasinya tentang monster atau hewan liar, yang muncul adalah seorang pria dengan banyak luka di tubuhnya.

Hyuk soo mendengar suara si pria tadi yang lebih seperti bisikan "t-tolong". Bukannya ia tak ingin menolongnya, namun untuk menolong pria tadi ia harus melewati sungai yang sangat dingin dan membawanya ke tempatnya. Sedangkan badanya hanya anak kecil yang bahkan belum melewati 5 tahun dan parahnya malnutrisi. Apa yang bisa ia lakukan sekarang.

Tapi ia juga tidak bisa meninggalkan orang sekarat yang meminta tolong padanya. 

'Kungggg'

Dan kini perutnya demo meminta diisi. 

"Arggh aku tidak tahu lah pokoknya!" teriak Hyuk soo lalu duduk dan makan ikan yang tadi dia bakar sambil melihat pria yang pingsan di sebrang. Ia memutuskan untuk melakukan apa yang dia bisa sekarang, iya benar. Makan.

Pria tadi terlihat seperti lari dari sesuatu, badanya penuh luka, dan penampilannya berantakan. Namun sebelumnya tidak ada apapun disana, seolah olah pria tadi muncul sendiri dari udara tipis. Jika benar disekitar tempat tadi ada pertarungan besar seharusnya Hyuk soo bisa mendengar suara pertarungan tadi, namun ia tak mendengar apapun.

Angin malam berhembus sedikit lebih kencang, namun anehnya itu tak terasa dingin melainkan hangat. Sekuat apapun mental Hyuk soo tetap saja ia kini seorang anak kecil, badanya cepat lelah. Setelah makan ia segera mengantuk dan menutup matanya sambil bersender di pohon dan memeluk batang kayu yang tajam tadi.

Hari yang melelahkan itu berakhir dengan suara serangga serangga malam dan kunang kunang disekitar sungai.

===

Matahari kembali bersinar setelah turunnya malam bersama bulan. Mata Hyuk soo terbuka secara perlahan, cahaya terang memasuki pengelihatannya. Ia segera sadar dan berdiri untuk merenggangkan tubuhnya yang kaku akibat tidur duduk.

Ia berjalan ke sungai dan mencuci wajahnya juga minum air sungai untuk membersihkan tenggorokannya.

Di sebrang sungai pria kemarin malam masih berada di tempat yang sama. Hyuk soo sudah memikirkan cara untuk menolong pria itu kemarin namun ia tak bisa membawa pria itu kemanapun karena selain ia tak kuat ia juga yakin kalau ia tak punya rumah di lingkungan kumuh.

Tinggi sungai hanya mencapai pahanya dan setelah melewati malam disini ia tak merasa jika ada hewan buas di sekitar sini. Jadi menurutnya hal yang bisa ia lakukan untuk menolong pria itu hanya dengan membersihkan lukanya dan menjaganya setidaknya sampai pria itu bangun atau kemungkinan terburuknya sampai pria itu menghembuskan napas terakhirnya.

Hyuk soo menyebrangi sungai itu sambil membawa batang kayu dan tusukan bekas ikan kemarin malam. Aliran air sungai yang tenang membuatnya tidak kesulitan untuk sampai di sebrang sungai dengan cepat.

Pria itu memakai jubah dan baju yang terlihat mahal dilihat dari bahannya yang lembut. Yang pasti itu bukan sesuatu yang dimiliki oleh orang biasa. Hyuk soo melepaskan jubah dan baju milik pria itu, terlihat luka bekas panah dan sayatan pedang. Darahnya sudah berhenti namun masih basah, memang sudah terlambat untuk menghindari infeksi namun menurut hyuk soo itu lebih baik daripada tidak sama sekali. 

Hyuk soo melepaskan bajunya dan membasahinya dengan air dari sungai dan membersihkan bekas darah dari seluruh badan pria itu. Melihat keadaan pria itu sekarang harusnya ia bisa selamat karena Hyuk soo melihat tubuh pria itu perlahan tapi pasti mulai disembuhkan saat jubah miliknya memiliki efek penyembuhan, mungkin sore atau besok pria itu sudah bangun. 

Hyuk soo memutuskan untuk mandi setelah mengurus pria itu. Badannya sendiri penuh dengan debu dan tanah, juga bajunya yang ditempeli beberapa lumpur terasa tidak nyaman.

Di sekitar sungai tidak ada orang lain selain dirinya dan pria yang pingsan, jadi ia bisa mandi tanpa khawatir di sungai. Lagipula hei, mana ada orang yang mau mengintip anak kecil yang bahkan tulangnya terlihat sedang mandi. 

Tanpa ia sadari sebuah tongkat mengarah ke lehernya sampai suara seorang pria mencapai telinganya.

"Siapa kau"

***

I'm obsessed with ∎∎∎ || TCF × Male OcDonde viven las historias. Descúbrelo ahora