part 4

109 77 117
                                    

Tara mengeledah semua barang barang tak berguna menurutnya itu.

Setelah kejadian itu kini dia tidak seperti anak kecil yang bermain permainan seperti anak kecil pada umumnya.

Lalu dia mengambil boneka kelinci berwarna putih yang telah usang,itu adalah boneka kesayangan nya dulu Karna di berikan oleh seseorang yang begitu penting dalam hidupnya.

Kemana pun dia pergi pasti di bawa olehnya.

Tara semakin mengeledah ke dalam dan dia menemukan beberapa mainannya dia hanya tersenyum kecil mengingat masa lalunya.

Tangannya terhenti setelah melihat benda berukuran persegi itu.

Itu adalah sebuah bingkai foto.

Dia meraih benda itu dan membalikkan nya.

Terlihat disana seperti sebuah keluarga yang bahagia sama sama tersenyum menghadap kamera.

Laki laki,wanita dan seorang anak perempuan berumur 5 tahun yang berada di tengah tengah mereka.

Tidak terasa air matanya jatuh begitu saja.

Anak kecil itu adalah dirinya.

Terlihat bahagia di foto itu.

Dan dua orang itu pastilah ayah dan ibunya.

Tara mengusap kasar wajahnya berani sekali air mata ini jatuh tanpa seizinnya.

Mengapa dia harus menangisi seseorang yang telah lama pergi?

Yang telah meninggalkannya tanpa alasan.

Yang telah mengubah kehidupannya sejak saat itu.

Yang tidak peduli dengan ronta tangisnya yang memohon untuk tidak pergi.

Yang telah membuatnya menjadi anak yang berbeda pada umumnya.

Yang dia banggakan kepada semua orang bahwa dia adalah seorang malaikat.

Dialah seseorang yang begitu penting dalam hidupnya.

Ibunya.

Tiba tiba telefonnya berdering.

Tara langsung mengangkatnya jarang sekali orang ini menelfonnya.

"Yeoboseyo?"

"......."

"Nee,aku kesana"

"......."

"10 menit"

Tara menghela nafas setelah panggilan di matikan.

Jantungnya terasa berdegup kencang entah kenapa setelah mendapatkan panggilan itu.

Lalu dia pun langsung merapikan kembali barang barang itu,foto yang ada di album itu di ambilnya dan bingkainya dia taruh di dalam peti lagi.

Setelah selesai dia pun buru buru keluar takut membuat seseorang yang baru saja menelfonnya itu akan menelfonnya lagi dan memarahinya.

******

Disinilah dia sekarang berada di depan kamar apartemennya.

Lalu membuka Kode kamarnya itu dan langsung masuk ke dalamnya dengan tergesa.

Terlihat seseorang duduk di sofa dengan posisi membelakanginya.

"Appa?"panggil Tara dengan nada setengah berbisik.

Seseorang itu menoleh kebelakang.

Seorang laki laki yang gagah dan masih tampan walau umurnya memasuki kepala tiga dan dia pun tersenyum kearah Tara putrinya yang selama beberapa bulan ini tidak di temuinya karna saat ini dia sedang berbisnis di luar negeri.

Psycho My Girl (PJM)✔️Where stories live. Discover now