" Eee aku lagi ngebersihin kelas kaka. Aku lihat kelas kaka sangat kotor," belum selesai bicara Adel sudah mendapatkan tatapan tajam dari sang empu.

" Eum maksudku mulai sekarang aku mau ngebersihin kelas kaka. Biar kalian tidak repot-repot piket biar aku saja yang bersihin,"

" Apa?"

" Apa gw nggak salah denger?" Lanjutnya

Adel hanya diam tak berbicara.

Brakk!

" Katakan apa mau lo hah?!" Adel tersentak kaget saat tiba-tiba Diana mengebrak meja keras dengan tatapannya yang tajam mengarah kepadaku.

" Ti...tidak aku hanya ingin membersihkan kelas kaka. A...aku tidak berniat apapun," jawab Adel gugup dengan tangannya yang tak henti-hentinya gemetar

" Ada apa ini?" Suara dingin tiba-tiba berhasil mengalihkan perhatian Adel dan Diana, kini menatap sosok pria yang tak lain Marvin di ambang pintu.

Marvin menghampiri kami dengan menatap kami satu persatu.

" Ada apa? Kenapa lo ngebrak meja?" Tanya Marvin dingin

" Gw hanya melakukan pemanasan. Dan anak culun ini, dia sangat berani masuk ke dalam kelas ini tanpa seizin gw,"

Marvin memicingkan matanya dan menatap Diana datar. " Siapa lo?" Tanya Marvin datar. "Ini bukan kelas dan sekolah lo, lalu atas izin apa dia harus meminta izin ke lo jika dia ingin masuk ke dalam kelas ini." Lanjutnya membuat Adel dan Diana melongo tak percaya.

Diana kira Marvin akan membelanya tapi ternyata tidak dia malah mempermalukan dirinya di hadapan Adel si gadis culun. Sedangkan Adel, merasa senang karna baru kali ini ada seseorang yang membelanya seperti ini.

" Lo benar-benar..."

" Apa?" Diana mencoba menahan kekesalannya dan beranjak pergi dengan keadaan marah.

Setelah kepergian Diana, kini Adel di buat gugup karna berduaan dengan Marvin di dalam kelas.

" Kak Marvin makasih karna...,"

" Gw tidak melakukan apapun sehingga lo berterima kasih. Gw hanya mengatakan apa yang menurut gw benar," seloroh Marvin tanpa mendengarkan ucapan Adel.

Seperti nya rencana Adel berhasil. Yak... Adel melakukan ini agar dirinya bisa bertemu dengan Marvin setiap waktu, apapun akan dia lakukan agar bisa bertemu dengan Marvin meskipun harus di tindas sekalipun Adel akan tetap melakukan nya. Begitulah cinta harus butuh perjuangan bukan?

Skip

PoV Adel

Hari ini adalah hari yang menyenangkan untukku, karna yang aku dengar hari ini ada pertandingan basket dan pemainnya adalah kelas XI IPS dengan XI IPA. Itu berarti dalam permainan kali ini Marvin akan bertanding basket.

Terlihat semua orang bersorak-sorak menjadi supporter pemain. 
Namun, terlihat jika aku lah supporter yang paling heboh saat mendukung kelas XI IPS (Marvin), banyak orang yang menatapku sinis tak suka, namun aku menghiraukan tatapan mereka dan melanjutkan aktivitas ku.

Dari kejauhan Marvin terlihat sangat tampan saat bermain apalagi air keringat yang menetes dari dahinya menambah ketampanan itu semakin menjadi-jadi.

" Adel," teriak Irene keras

" Apa?" Sahutku dengan tatapan yang masih pokus ke lapangan

" Ini air minum lo," Irene menyodorkan botol air minum ke arahku

" Ehk makasih yah Irene,"

" Oke,"

Suara peluit terdengar jelas di telinga ku. Itu tandanya waktu istirahat untuk mereka, tanpa pikir panjang ku langkahkan kakiku ke pinggir lapangan menghampiri Marvin dan yang lainnya, semua orang heran melihatku termasuk Irene yang terus berteriak memanggil namaku.

STARWhere stories live. Discover now