02

7.8K 715 40
                                    

WARNING!
Typo bertebaran-

.

.

Taehyung terus memasang wajah masam seharian. Ya tadi pagi-pagi sekali orang tuanya berangkat ke Jerman. Menyebalkan baginya. Sudah tak di ajak tak pamit pula. Makin hancur mood anak itu.

Jungkook sudah mulai bekerja sejak ia tiba di rumah ini. Menyiapkan segala keperluan tuan mudanya tanpa terkecuali.

Bahkan ia samlai di masukan kesekolah yang sama dengan Taehyung. Tentu gratis, mengingat sekolah itu milik orang tua Taehyung.

"Hari ini nyonya menyarankan untuk tak bermain lebih dari jam 12 malam. Jika lebih maka aku berhak mengunci pintu rumah ini atas perintah nyonya" ucap Jungkook sambil membaca pesan dari nyonya besar di rumah itu.

"Berhenti menggangguku bocah. Ini rumahku maka terserah aku. Dan jangan menckba untuk mengadu pada Mommy jika ingin nyawamu selamat" ancam Taehyung sembari mengarahkan ujung sumpitnya seakan siap menusuk mata Jungkook.

Jungkook yang pada dasarnya bukan pemuda yang manis sepenuhnya tersenyum simpul. Ia diberi kekuasaan besar atas tuan muda satu ini. Tentu dengan beberapa larangan. Salah satunya melukai Taehyung. Selebihnya bebas ia akan melakukan apa yang sekiranya baik.

"Kau berangkat sendiri saja, aku malas menampung mu di mobilku" datar dan dingin. Taehyung mengambil tasnya dan segera keluar ranpa menghabiskan sarapannya. Helaan nafas terdengar dari belah bibir Jungkook.

Tuannya sulit sekali di atur, oke tak ada bedanya dengan mengasuh anak-anak. Bedanya hanya di ukuran badan. Untung Jungkook uke macho.

Ototnya yang ia latih sewaktu mengikuti kelas karate masih tercetak jelas membuat dirinya setidaknya punya kekuatan lebih untuk menyeret tubuh kurus tuannya jika macam-macam.

Jungkook turun dari bis dan berjalan menusuri trotoar untuk sampai ke sekolah megah itu. Jaraknya cukup jauh dari jalan raya membuat Jungkook harus sedikit berlari.

Namun sebuah mobil porsche merah melaju melewatinya begitu saja. Membuat Jungkook mendengus. Jelas ia tau mobil itu, desainnya saja berbeda dan dibuat khusus untuk tuan mudanya.

Berjalan sedikit lebih lama untuk sampai ke koridor karna memang jauh gerbang dan gedung sekolahnya benar-benar menguji iman.

Menginjakkan kakinya di sekolah elit untuk pertama kalinya. Ada debaran baghagia juga takut disaat bersamaan. Seperti kebanyakan pasti sekolah elit begini banyak tukang bully bertebaran. Benar saja ketika memasuki koridor yang sedang ramai semua mata menatap ke arahnya. Seakan siap menguliti dirinya.

Mengitari sekolah hanya untuk mencari ruang kepala sekolah tapi tak kunjung menemukan.

"Permisi sunbae? Boleh aku tau dimana ruangan kepala sekolah?"

Seorang yang di panggil sunbae itu menoleh. Mengerjap sebentar laku mengangguk

"Ada di lantai 2, jalan saja ke lorong sebelah kiri terus hingga menemukan papan bertuliskan ruang kepala sekolah"

"Terimakas-"

"Hyung!"

Hendak memberikan terimakasih namun telinganya mendengarkan sebuah suara yang tak asing di telinganya.

"Kau?" Pria itu Taehyung, datang mendekat ke arah Jungkook yang juga terkejut.

"Kalian saling kenal?" Pria berbahu lebar itu menatap dua anak adam itu penuh tanda tanya.

DADDY or BABY (Taekook) (END)Where stories live. Discover now