𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟑

314 42 6
                                    

Baekhyun berjalan memasuki gedung perkantoran yang menjulang tinggi di tengah kota itu ―tempat dimana Chanyeol berada. Karena waktu makan siang sudah hampir habis, ia pun bergegas menuju meja resepsionis untuk meminta seseorang menunjukkan dimana ruang kerja pria tinggi itu karena Joy tidak bisa mengantarkannya langsung pada Chanyeol mengingat tugas yang diberikan oleh Chen di Markas Dua.

❝Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?❞ Sapa pria berkulit putih itu pada Baekhyun.

Baekhyun dengan ragu menjawab, ❝Emh, siang. Saya ingin mengunjungi Park Chanyeol, bisakah anda mengantarkan saya?❞

❝Apakah anda sudah mempunyai janji dengan Park Sajangnim?❞ Tanya sopan pria itu tanpa melunturkan senyumannya.

❝Oh, saya diminta untuk mengantarkan makan siang padanya. Kalau mau, anda bisa bertanya padanya.❞ Kata Baekhyun pelan, ❝nama saya Byun Baekhyun, Park Sajangnim mengenal saya.❞ Sambungnya lagi.

Resepsionis itu mengangguk dan memutuskan untuk menghubungi sekretaris atasannya itu tetapi setelah sekian lama menunggu tidak kunjung terhubung juga, akhirnya ia memutuskan untuk langsung mengantarkan tamunya itu menuju ruangan Chanyeol. Toh pria di hadapannya itu sudah mengaku jika atasannya mengenalnya, tidak akan ada masalah pikirnya.

❝Baik, saya akan mengantarkan anda langsung. Mari, ikuti saya.❞ Ucap pria itu dan jalan menuju lift. Baekhyun hanya bisa mengikuti pria itu dan berdoa semoga saja Chanyeol telah selesai dengan pekerjaannya.

Di lantai atas, keduanya berjalan menuju salah satu meja yang Baekhyun yakini jika itu adalah tempat dimana sekretaris Chanyeol seharusnya berada tetapi mereka tidak melihat siapapun berada disana.

❝Nona Mina mungkin sedang beristirahat. Tuan bisa langsung masuk saja ke ruangan itu.❞ Kata resepsionis itu sambil menunjuk ke arah pintu besar berwarna coklat di depannya.

❝Ah, terimakasih.❞ Kata Baekhyun sambil membungkukkan sedikit badannya untuk mengucapkan terima kasihnya yang juga direspon oleh pria itu.

❝Sama-sama. Kalau begitu saya tinggal, jika ingin kembali lagi ke bawah, anda bisa memanggil saya lagi di lantai satu.❞ Ucapnya sebelum meninggalkan Baekhyun di sana.

Dengan cekatan, Baekhyun membuka pintu besar itu tetapi alangkah terkejutnya saat dirinya melihat pemandangan di hadapannya. Dimana ia melihat ada seorang wanita yang membuka atasannya dan hanya menyisakan rok span berwarna senada sedangkan Chanyeol hanya bersandar duduk di kursi kebesarannya tanpa melakukan apapun pada wanita di hadapannya itu.

❝Chan..❞

Mendengar namanya dipanggil oleh suara yang sudah ia hapal dengan jelas, Chanyeol menoleh ke arah Baekhyun yang berdiri di dekat pintu masuk. ❝Bee, kau sudah datang? Kemari, Bee.❞ Kata Chanyeol yang membuat Baekhyun sedikit ragu tetapi herannya ia tidak melihat perubahan yang signifikan dari wanita yang dengan tidak malunya masih berdiri tegak tanpa membenarkan bajunya walaupun ia tau jika ada orang yang datang. Melihat itu Baekhyun merasa kesal dan akhirnya berjalan mendekati Chanyeol dan di pangkuan pria tinggi itu, hal tersebut tentu disambut baik oleh Chanyeol.

❝Kau sendiri? Kemana Joy, bukannya dia seharusnya mengantarkanmu?❞ Tanya Chanyeol sambil mengelus pipi Baekhyun yang berisi.

❝Joy noona sedang ada perlu dengan Chen.❞ Jawab Baekhyun.

❝Park, kau mengabaikanku?❞ Terdengar wanita itu berbicara membuat Baekhyun kesal sekaligus risih dengan tatapan merendahkan dari wanita itu.

❝Dia siapa, Chan?❞ Tanya Baekhyun sambil mengelus pipi Chanyeol, merasakan bulu kasar dari jenggotnya yang tadi pagi dicukur oleh pria tinggi itu.

❝Bukan orang penting, hanya seseorang yang ternyata punya kehaluan yang membuatnya berpikir aku bisa digoda dengan semudah itu.❞ Jawab Chanyeol sambil mengendus di daerah leher Baekhyun.

❝Bukan hanya halu, aku yakin bisa membuatmu jatuh dengan pesonaku.❞ Jawab wanita itu dengan tidak malu.

❝Maaf, tetapi bukannya nona juga mendengar kalau Tuan Park tidak akan tergoda padamu.❞ Kata Baekhyun karena kesal. Sebenarnya ia tidak ingin mencampuri urusan Chanyeol tetapi lama-lama ia juga jengah dengan tingkah laku wanita di depannya ini.

❝Heol, kau siapa huh?❞ Kata wanita itu pada Baekhyun.

❝Aku? Aku istri dari pria yang kau goda sekarang.❞ Jawab Baekhyun karena kesal akhirnya tanpa sadar menjawab seperti itu yang membuat Chanyeol tersenyum sambil mengecup kepala sampingnya, merasa bangga pada si kecil itu.

❝Hah, kau bermimpi?❞ Ejek wanita itu, ❝kalaupun benar, aku pasti akan membuat kau ditinggalkan olehnya. Yang pantas bersanding dengan Park Chanyeol hanya Park Jimin, bukan orang yang biasa dan seperti orang miskin sepertimu.❞ Katanya dengan wajah mengejeknya, membuat Baekhyun benar-benar tidak bisa menahan kesalnya. Ia menoleh ke arah Chanyeol, tetapi pria itu hanya menggerakkan kepalanya pelan seolah-olah memberikan kode padanya.

❝Ya walaupun aku terlihat miskin di matamu, tetapi nyatanya Chanyeol lebih memilihku dibandingkan wanita tidak tau malu yang setengah bertelanjang sepertimu.❞ Ucapnya sambil menyeringai.

❝KAU!❞ Teriakan wanita itu membuat Chanyeol langsung memandangnya dengan tajam tetapi ia masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan membuka mulutnya atau bahkan mengusir wanita itu. Ia masih ingin melihat bagaimana Baekhyun bereaksi.

❝Cih, tidak akan ada yang menyukaimu, nona. Lebih baik kau pergi dari sini sebelum kesabaranku habis.❞ Baekhyun memperingatkan wanita itu tetapi seperti cerita lainnya memperlihatkan bagaimana setengah mati orang dengan niat merusak hubungan orang lain itu mempertahankan gengsinya padahal sudah jelas sekali kehadirannya tidak diharapkan.

Masih dengan wajah angkuhnya, wanita itu tidak menghiraukan ucapan Baekhyun. Membuatnya jengah dan akhirnya ia langsung membuka laci di bawah meja Chanyeol dan mengeluarkan pistol dari sana, beruntungnya ia paham dengan isyarat dari Chanyeol sebelumnya.

❝Keluar sekarang juga atau isi kepalamu yang aku paksa keluar?❞ Kata Baekhyun sambil menjulurkan pistol tersebut tepat di kepala Jimin.

❝Hah, kau tidak mungkin punya keberanian un―❞

DOR!

Belum sempat Jimin berbicara, Baekhyun langsung menarik pelatuk senjatanya dan akibatnya membuat peluru itu menancap tepat di dahi Jimin, membuat perempuan itu jatuh tersungkur dan mati seketika.

❝Chan, aku membunuhnya.❞ Kata Baekhyun menyimpan pistolnya di atas meja dan mengalihkan pandangannya ke arah Chanyeol.

❝Dia pantas mendapatkannya karena membuatmu kesal.❞ Ucap Chanyeol sebelum akhirnya ia melumat bibir tipis milik Baekhyun dan si kecil pun membalasnya.

★★★

❝Akhirnya kita bisa tau titik lemahnya, secepatnya kita akan membuatnya menderita.❞ Terlihat pria berusia senja itu menikmati cerutu dengan beberapa orang lainnya yang juga duduk mengelilingi meja itu. Mereka tertawa dan bersulang untuk rencana membuat Klan Phoenix jatuh pada kesengsaraan dan mengambil alih daerah kekuasaannya.

[✔] THE INVINCIBLE PHOENIX ∣ ChanBaekWhere stories live. Discover now