Chapter 3-Aku yang Jahat

560 87 16
                                    

~Happy Reading~

Tepat di kalimat 'Raja macam apa tidak bisa berenang, haha.' Menghadirkan senyuman remeh di wajahnya.

"Sorry sorry aja, nih, gue bisa renang." Gumamnya sambil menggulung kertas itu dan dikembalikan pada seseorang yang tadi mengantar surat.

"Pergilah, Jaden. Biar Ayah yang menangani rapat ini."

"Terima kasih." Yoshi melenggang pergi dari hadapan singgasananya dan dikejutkan oleh kehadiran Mashiho yang tiba-tiba. Terlihat bila Mashiho berlarian, bahkan tidak mengatur napasnya dan langsung membungkukkan tubuh begitu saja di depan Yoshi.

"M-maaf yang mulia, saya terlambat datang untuk mendampingi Anda." Yoshi dapat melihat ketakutan di binar mata Mashiho.

"Atur napas mu dulu." Pintanya secara lembut. Reflek tangannya mengusap pelan di punggung lelaki itu yang malah menimbulkan rasa takut.

"Y-y-yang Mulia ..., saya bersedia dicambuk dan didepak dari istana. Saya sadar bila saya tidak disiplin waktu." Semua yang berbau negatif terlintas dalam benaknya. Bagaimana jika sikap manis sang Raja hanya tipuan? Bagaimana jika punggungnya tiba-tiba dicakar? Atau lebih parahnya ia akan dibunuh?

"Cukup, Mashiho...." Hati kecilnya tidak tega melihat para Bawahannya yang selalu ketakutan ketika mereka melakukan kesalahan sekecil apapun itu. Yoshi jadi memiliki tekad untuk menghapus sikap toxic Jaden. "Di mana biasanya aku menyiksa rakyat Bourbon? Aku lupa tempatnya."

Deg!

Mashiho ragu-ragu mengangkat kepalanya. "Apakah Anda akan menyiksa saya?" Mashiho mencicit.

Yoshi ingin sekali meremat pipi chubby itu. Sekaligus lelah menghadapi sikap buruk Jaden yang benar-benar melekat di hati mereka.

Yoshi menghentikan langkahnya dan memutar tubuh untuk menghadap Mashiho. "Apa kau ingin disiksa?" Yoshi malah menanyainya dan Mashiho enggan menjawab-tidak berani menjawab.

"Gemes banget, sih, kamuuuu~" Yoshi mencubit pelan di pipi kiri Mashiho. "Aku hanya ingin membebaskan tawanan. Beri tahu aku di mana tempatnya."

Lagi dan lagi Mashiho dibuat kaget akibat rangkulan yang datang dari Yoshi.

Siapa yang tidak kaget jika orang itu yang biasanya tegas kepadamu, tiba-tiba sokab (sok akrab) denganmu?

"B-baik, Yang Mulia." Dalam keadaan dirangkul, ia tetap bekerja secara profesional untuk sang Raja.



Pengap dan lembab karena terletak di bawah tanah. Jeruji besi menjulang tinggi, disertai alat-alat siksaan yang tertata rapi.

Sol sepatu yang Yoshi pakai mengeluarkan suara berat yang terdengar khas di kuping rakyat Bourbon. Hanya dengan gema sol sepatu, tapi mereka sudah menjerit minta ampun di dalam jeruji.

Yoshi menghela napas kasar dan membuang mukanya. Hatinya terlalu lembut untuk melihat keadaan mereka. Yoshi tidak bisa membayangkan, entah itu korban luka ringan atau parah, mereka semua dijadikan satu di ruang sempit sampai bau nanah pun dapat tercium.

"Tolong buka semua pintunya dan suruh mereka keluar, Mashiho." Yoshi langsung berpegangan pada dinding, sebab pasang kakinya tidak kuat menopang berat badannya lagi. "A-aku takut."

Mashiho bergerak sesuai perintah. Membuka pintu jeruji besi dan meminta mereka keluar satu-persatu dengan tertib. Sikap aneh dari sang Pelaku, malah membuat mereka ketar-ketir. Mereka tidak sedarah, tapi mereka punya satu pemikiran yang sama sekarang. 'Apakah sebentar lagi kita akan dibantai?' Beserta adu pandang satu sama lain.

Mampus, jadi Raja✓Where stories live. Discover now