PART 13

3.9K 505 102
                                    

Tuhan, ini arahnya kemana?
Kanan, kiri, maju, atau mundur
Aku bingung.

†††

Sudah tiga jam berlalu, Bintang masih setia terbaring diatas kasurnya. Ia hanya memandang langit langit kamar sambil memikirkan banyak hal.

Pertama tentang Semesta yang masih setia terpejam di rumah sakit dengan keadaan koma.

Kedua, apa ia harus melanjutkan syarat yang diberikan Callisto agar bisa bertemu dengan bundanya. dan merelakan cita citanya menjadi seorang Atlit Maraton.

Ketiga, haruskan dirinya bertahan sedikit lagi untuk tetap bersama Langit?

Sungguh membingungkan!

Bintang mendengus lirih, "bisa bisanya aku masih sempet mikirin kamu, Lang."

Drtt
Drttt

Bintang meraih ponselnya diatas nakas, ia mengubah posisinya menjadi duduk ketika tertera nomer baru dilayar ponselnya.

"Hallo" Bintang mengucapkan lebih dulu ketika tak ada sapaan dari seberang.

Bip

"Orang nyasar?" gumam Bintang lebih tepatnya bertanya pada dirinya sendiri ketika sambungan diputus dari seberang.

Bintang menyibak korden jendela, matanya melihat ke arah teras rumah dekat garasi mobil. Ketika deru mobil berhenti di halaman rumahnya. Ada Callisto, Arcas dan Bulan yang turun dari mobil dibantu bantu Langit, menandakan bahwa pulang dari rumah sakit.

"Pantesan enggak bisa dihubungin," gumamnya pelan.

Bintang memilih menutup jendela lalu masuk ke dalam toilet untuk mandi.

Tepat jam 7:00 malam Bintang keluar menuju meja makan, ditatapnya dari atas sebelum ia menuruni tangga. Ada Callisto, Arcas dan Bulan yang sedang makan malam sesekali bertanya tentang keadaan Bulan.

"Mulai sekarang kamu hanya boleh makan setelah kami selesai." ucap Arcas ketika Bintang menggeser kursi meja makan untuk dirinya.

Gadis itu diam melihat ke arah Arcas, lalu menatap Bulan yang tersenyum senang seolah dirinya tengah memenangkan kompetisi, hingga beralih ke arah Callisto yang tengah lahap memakan nasi dengan lauk lele sambel kemangi tanpa memikirkan perasaan anaknya.

Entah apa yang baru saja Bulan katakan pada mereka, tiba tiba membuat Bintang tersadar kalau dirinya hanya sebatas anak pungut.

Callisto bangkit di ikuti Arcas yang juga sudah selesai makannya. "Bulan ayo," kata Callisto.

Bulan mengangguk berjalan mengikuti papa dan mamanya.

"Gue cuma mau bikin lo sadar akan posisi lo disini, dirumah ini maupun di hadapan Langit,"

"Satu lagi, jangan bikin gue muak," lanjutnya saat bersampingan dengan bahu Bintang.

Tangan Bintang mengepal kuat, sial! Ternyata Bulan lagi lagi  berhasil memanfaatkan situasi.

†††

Goodbye [HIATUS]Where stories live. Discover now