Prolog

1K 111 4
                                    

~Happy Reading~

"Yang Mulia, kami akan mengawal anda untuk berjalan-jalan."

Matanya menyorot tajam kepada seorang Kepala Dayang yang melemparkan pernyataan itu padanya. Tanpa berucap sepatah kata, dayang tersebut bergegas membungkuk meminta maaf berjuta kali hingga telinganya memanas. Tangannya mencengkram kuat di leher dayang itu.

"Suasana hati ku sudah buruk dan kau malah memperburuknya." Bisiknya. Tanpa ada beban dia patahkan leher tersebut.

Melenggang pergi dari aula istana. Tidak ada lagi yang berani membuntutinya setelah kejadian pada sepuluh detik yang lalu. Di sini, tepat di danau milik istana, dia hanya ingin menyendiri. Matanya melirik sekilas kepada beberapa bangsawan yang bercengkrama, tidak lama mereka menyadarinya dan beringsut pergi.

Ini adalah kondisi danau yang sangat dia inginkan sekarang. Kesunyian.

Dia berdiri di tepi danau. Menatap bayangan raut datarnya yang terpantul pada tenangnya air.

Suasana hatinya benar-benar buruk, negaranya disenggol terus dengan raja yang memimpin negara sebelah. Tak ada yang mau mengalah tentang masalah ini.

Byurr!!

Tubuh jangkungnya sengaja didorong seseorang dari belakang. Tak ada perlawanan, pikirannya berkecamuk alhasil membiarkan tubuhnya ditarik semakin dalam oleh air. Netra biru turquoise-nya berkedip lambat sebelum semuanya menjadi gelap.

Kisahnya menggantung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kisahnya menggantung. Akankah ada seseorang yang mau meneruskan jalan cerita yang belum jelas ini?

-Mampus, jadi Raja-

Mampus, jadi Raja✓Where stories live. Discover now