chapter Twenty One : Pillow Talk

768 129 12
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

Setelah izin pada Jeno malam ini Jaemin tidur di kamar sang anak, Jaemin berbaring di samping Jisung ia merasa baru kemarin ia menimang bayi mungil di sampingnya ini, baru kemarin ia mengajarinya jalan dan baru kemarin ia menangis merengek sekaran...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah izin pada Jeno malam ini Jaemin tidur di kamar sang anak, Jaemin berbaring di samping Jisung ia merasa baru kemarin ia menimang bayi mungil di sampingnya ini, baru kemarin ia mengajarinya jalan dan baru kemarin ia menangis merengek sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan.

"Papa, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Jisung.

"tentu sayang, ada apa?" Jaemin menyampingkan dirinya.

"Kenapa kasus kematian pemilik rumah di kota pathsburgh itu tidak pernah di selidiki lagi?" Tanya Jisung, Jaemin menyiritkan keningnya.

"rumah mana yang kau maksud?" tanya Jaemin.

"rumah milik huang renjun dan Lai guanlin, mereka sebenarnya bukan bunuh diri melainkan dibunuh—"

"tunggu, dari mana kau tau itu Jisung?" tanya Jaemin, Jisung menatap Jaemin.

"apa papa bisa percaya aku?"

"apa kau ragu terhadap papa?" Jisung menggelengkan kepalanya.

"aku takut papa tidak percaya perkataanku, aku takut papa melihatku aneh."

"hei hei, kau anak papa pasti papa mempercayai apapun yang kau katakan Jisung."

"walau hal yang tidak masuk akal sekalipun?"

"apapun itu." Jisung menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku bisa kembali ke masa lalu." Jaemin membelakan matanya.

"maksudmu?"

"aku bisa kembali ke masa lalu, aku melihat kejadian saat Renjun dan guanlin di bunuh oleh Jihoon, dan pria itu berkata kalau dua manusia itu akan menjadi tumbal untuk iblis, ia juga berkata padaku kalau iblis tidak mati dan akan kembali bangkit mencari wadah baru untuk dirinya bangkit." Jaemin bangun dari posisi tidurnya membuat Jisung juga ikut bangun.

"bagaimana mungkin?"

"maaf aku baru mengatakannya sekarang papa, aku takut jika papa dan ayah tidak percaya padaku dan mungkin mengatakan aku gila, bahkan aku melihat diriku sendiri ketika usiaku lima tahun apakah ini aneh?" Jaemin menangkup wajah Jisung mengelus pipinya dan tersenyum.

"Bagaimana mungkin Jisung, papa tau kau terlahir sebagai dewa perang tapi bagaimana bisa kau memiliki kekuatan lebih dari satu? Kenapa tidak bilang pada papa dari awal?"

"aku biasa bercerita pada karina nona karena hanya dia yang percaya padaku, aku bisa memakai kekuatan ini ketika aku bermimpi aneh."

"papa percaya padamu, hanya saja papa terlalu kaget dengan semua ini, sudah. Sekarang sudah larut malam kau sebaiknya segera tidur besok kalian masuk akademi pagi-pagi bukan?" Jisung mengangguk.

Acttledon : Butterfly Effect [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang