Bab 19

342 34 3
                                    

19. Kenyataan yang Menyakitkan

KEDUANYA melotot kaget, menatap satu sama lain. Wajah mereka berdekatan, sangat dekat, hingga nafas mereka tertahan.

"Ih!" rintih Emilia kesal, mengerutkan keningnya. "Balikin nggak!" Emilia berhasil meraih buku harian itu dari tangan Bara.

Sementara itu, Bara mencoba menyadarkan jiwanya yang tengah loading. Hal yang mengerikan baru saja terjadi. Wajah Emilia tepat di depan wajahnya. Dan tadi itu hampir.. Hiiis! dia memejamkan matanya kuat sambil menggelengkan kepalanya.

"Bukan urusan lo!" lanjut Emilia menggerutu, dia sudah berdiri menjauh dari Bara, wajahnya tampak sengit.

Sial! Gue ketahuan.

Bara membuka matanya dan kembali menatap Emilia. Jiwanya sudah sadar ke alamnya.

"Cewek kayak lo nggak pantes suka sama Tama, tahu nggak!" Seru Bara, satu kalimat itu meluncur dari mulutnya.

Bara sakit hati. Entah karena wajahnya yang ditutupi Emilia dengan sticky note di buku hariannya, atau karena wajahnya nyaris bersentuhan dengan wajah cewek yang ada di depannya ini.

"Siapa elo-yang boleh ngomong kek gitu ke gue?" Jawab Emilia nyolot.

"Gue? Siapa gue lo bilang?" Bara melotot tajam memandang Emilia

"Iya, siapa elo?" Emilia mengulangi perkataannya, menantang tatapan Bara.

"Gue orang-yang bakal bilang ke Tama, kalau lo naksir sama dia!"

"HAH?!" desah Emilia kaget mendengar jawaban cowok itu dengan kedua alisnya yang terangkat.

"Gue pengen tahu gimana reaksinya.." lanjut Bara lagi dengan wajah yang menjengkelkan, "..kalau cewek jelek, bodoh dan nggak tahu malu di sekolah barunya ini, suka sama dia!"

Telinga Emilia berdenging hebat saat mendengar Bara menghinanya jauh lebih kejam dari yang sebelumnya-saat Bara mengetahui Emilia menyaksikan dia diputusi. Seingat Emilia, cowok yang ada di hadapannya ini adalah satu-satunya orang yang bilang dia 'cewek jelek' dan sekaligus 'cewek bodoh' di sekolah secara terang-terangan di depannya.

Emilia menyipitkan matanya, jantungnya berdegub kencang, terasa panas-melebihi terik matahari siang ini, Emilia mengepal tangan kanannya, kuat.

"Lo bilang apa yang terakhir?"

"Lo nggak dengar atau pura-pura tuli?" sahut Bara dengan wajah meledek. "Gue bilang, lo itu nggak lebih dari seorang cewek bodoh yang nggak tahu malu di sekolah. Nggak pantas tahu nggak, lo suka sama Tama!"

Brengs*k!

Reflek Emilia melayangkan kepalan tangannya ke arah muka cowok itu begitu mendengar dia mengulangi kalimat yang sama, bahkan kalimat itu terdengar menjadi sangat-sangat kejam.

Tak tahu kenapa-kepalan tangannya ingin memukul Bara, rasanya begitu menyakitkan. Padahal bukankah sangat jelas, Emilia sendiri yang sengaja melakukan pembodohan terhadap dirinya?

"Lo mau nonjok gue?" sergah Bara melotot kaget, berhasil menangkap lengan kecil Emilia dengan cepat.

Hampir saja wajahnya jadi sasaran Emilia. Bara tak ingin ada seorang pun yang boleh melukai bagian wajahnya.

"Menurut lo?" sahut Emilia dengan napas memburu, sudah di luar kendalinya.

Emilia berusaha melepas pergelangannya yang digenggam Bara dengan kuat. Berharap ada celah untuk memukul cowok ini sekali lagi. Tangan Emilia sebelahnya ikut terangkat-tangan yang menggenggam buku hariannya, sampai-sampai kacamata Emilia terlepas dari tempatnya karena tersentuh buku tersebut.

DELUVIEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin