H&z

61.1K 5K 194
                                    


Sekarang mereka semua sedang menunggu didepan ruang UGD.

Sisil sedari tadi, dia tidak bisa berhenti, selalu mondar-mandir didepan ruang UGD.

Zavanessa ia sudah di obati sepas baru pertama kali menginjakan kaki nya di rumah sakit.

"Lo tenang sil, Arya kuat ko." Ucap Fares, ia pun sangat khawatir dengan kondisi Arya yang berada didalam sana.

"Tenang gimana, dari tadi dokter nya kaga keluar-keluar." Resah Sisil sambil menggigiti ujung kuku jempol nya.

Ceklek

Pintu UGD terbuka, sontak membuat mereka semua berdiri dengan kompak.

"Gimana keadaan Arya dok?" Tanya Sisil dengan kesetanan.

"Kami tim dokter sudah melakukan sebisa mungkin, Tetapi Arya di nyatakan koma." Ucap dokter itu.

Tubuh Sisil nyaris ambruk, untung saja ada Erlangga yang dengan sigap menopang tubuh Sisil.

Fares menggeleng dan tertawa getir"Gak mungkin Arya koma."

Mekel memegang kerah kemeja dokter itu."Lo bohong kan dok." Teriak nya.

Hanfrel melepaskan tangan Mekel dari kerah kemeja dokter itu."Ini takdir Kel, lo tenang."

Mekel menjambak rambut nya frustasi.

"Gue mau masuk." Ucap Sisil.

Erlangga pun menuntun Sisil masuk kedalam ruangan Arya.

Terlihat sangat jelas, bahwa Arya terbaring lemah tidak berdaya, tidak ada lagi senyuman dari Arya, canda Arya, lawak Arya, garing Arya semua nya tidak ada.

"Lo lemah Ar, masa di tembak doang koma." Lirih Fares sambil menatap sendu kearah Arya.

Sisil ia mendudukkan diri nya diatas kursi disebelah berankar milik Arya, lalu menggenggam tangan Arya.

"Bangun Ar, gue udah ada di sini." Ucap Sisil mulai menetes kan air mata nya.

"Gue harus gimana supaya Arya bangun." Lirih sisil sambil bertanya entah kepada siapa itu.

"Lo pikir sendiri aja sil." ujar Erlangga sudah duduk diatas sofa bersama Zavanessa, Hanfrel, Mekel, Fares dan Erlangga.

Sisil menghapus air mata nya dan mendekatkan wajah nya ke telinga Arya."Gue cinta sama lo Ar." Bisik nya lalu menjauhkan kembali wajah nya.

Sisil terlonjak kaget dan Ia memundurkan tubuh nya sehingga kursi itu terjatuh.

Sontak membuat mereka semua langsung berdiri dan  berjalan kearah Arya dan Sisil.

"Ta-tangan Arya gerak." Ucap Sisil sambil menunjukan kearah tangan Arya yang sedikit bergerak.

Fares langsung berjalan kearah pintu lalu ia membuka nya sedikit dan berteriak."WOUY DOKTER SI ARYA SADAR!!!"

Erlangga menggeleng dan Ia langsung memencet tombol di dinding disamping berankar Arya.

"Fares tolol ngapain teriak-teriak udah tau ada tombol." Sarkas Mekel.

Fares menggaruk tengkuk nya yang tak gatal."Gue refleks anjg."

Seorang dokter pun langsung masuk kedalam ruangan Arya dan Ia memeriksa keadaaan Arya yang sudah membaik dari pada sebelum nya.

"Keadaan dia sudah membaik." Ucap dokter.

"Terimakasih dok." Ujar Sisil tersenyum ramah dan dokter itu pun mengangguk dan berpamitan kepada mereka semua.

"Gue kira lo bakal koma terus." Ucap Fares memukul pundak Arya.

Arya meringis dan menatap tajam kearah Fares.

"Sakit ya?" Tanya Sisil.

Arya dengan alay nya mengangguk."Sakit banget."

Sisil menatap tajam kearah Fares."Jauh-jauh tangan lo."

"Ko lo bisa sadar si Ar?" Tanya Mekel.

"Pas di alam mimpi sadar gue, disitu banyak banget ke bunga-bunga, tapi gue gak tau jelas itu dimana terus ada suara dari langit gue cinta sama lo Ar, pas banget pas suara itu kedenger sama gue, ada cahaya putih, ya gue langsung masuk aja ke cahaya putih itu, terus tiba-tiba mata gue melek." Jelas Arya.

Kedua pipi Sisil memanas.

"Lah muka lo kenapa sil, ko merah?" Tanya Fares iseng menggoda Sisil.

Sisil berpaling muka."Panas."

"Orang dingin kaya gini masa panas, Sisil aneh." Ucap Zavanessa, ia baru angkat bicara karena tidak diboleh terlalu banyak bicara oleh Hanfrel.

Arya meraih tangan Sisil yang berada disebelah nya lalu menggenggam nya dengan erat."Sil gue tau, gue bukan cowok yang baik buat lo dan gue tau kalo gue brengsek mungkin gak pantes buat lo, tapi gue bener- Bener cinta sama lo sil dan gue janji, bakalan bikin lo bahagia, jadi lo mau gak jadi pendamping hidup gue yang pertama dan terakhir." Ucap Arya

Sisil menoleh dan menatap kearah Arya dengan lekat."Iya gue mau dan maaf gue telat ngungkapin rasa cinta gue ke lo."

"Makasih." ucap Arya lalu mencium punggung tangan milik Sisil.

"Arggghh soswit." Ucap Fares sambil memeluk tubuh Mekel.

"Lepasin bangsat!!" Ketus Mekel dan langsung mendorong tubuh Fares sehingga lelaki itu membentur lantai cukup keras.


***

Seorang pria yang sedang menggenggam tangan gadis nya dengan sangat erat, sedangkan gadis itu masih saja setia memejamkan kedua mata nya tanpa sedikit mau untuk membuka nya.

"Fris aku di sini." Ucap Leon sambil mengecup punggung tangan milik Friska berkali-kali.

"Leon." Ucap Sisil yang baru saja masuk ke dalam ruangan Friska.

Leon pun menoleh dan menatap kearah Sisil dengan tatapan sendu."Sil." Lirih nya.

Sisil berjalan dan langsung memeluk tubuh Leon.

Kedua pundak Leon bergetar sangat hebat."Ini salah gue sil, Friska koma gara-gara gue."

Sisil mengelus punggung lelaki itu."Stop nyalahin diri lo sendiri."

"Gue mau Friska, gue mau dia, gue mau dia bangun Sil."

Sisil melepaskan pelukan nya lalu memegang kedua pundak lelaki itu."Lo harus kuat.

Leon menggeleng."gtue gak bisa kuat kalo soal Friska Sil."

"Ion." Lirih Friska dengan suara serak nya.

Leon dan Sisil pun menoleh kompak kearah Friska yang tengah tersenyum.

"Aku ga koma ion, aku cuman gak sadar diri doang."

Leon langsung menciumi setiap wajah Friska."Ada yang sakit gak?"

Friska menggeleng."Sisil maafin aku ya?" Ucap Friska.

Sisil pun mengangguk."Iya udah gue maafin ko."

Lauren? Jangan ditanyakan lagi wanita jahat itu sedang beradu nasib di kandang harimau yang bernama malex, mungkin Lauren sudah dimakan hidup hidup oleh harimau milik Hanfrel.

HANFREL & ZAVANESSA [ SUDAH TERBIT! ]Where stories live. Discover now