Special Chapter : Jaghana Nala Seorang Narendra

501 70 8
                                    

Pagi menuju siang hari ini, seseorang sedang berjalan menyusuri jalanan ibukota yang ramai. Dengan setelan kaus yang dibalut dengan kemeja dengan warna earth tone sebagai luaran, kemudian dengan celana berbahan katun juga dengan warna yang selaras dengan baju yang ia pakai.

Di tangan kiri nya juga tergantung sebuah totebag, yang berisi laptop, dompet, buku, juga airpods miliknya.

Melihat penampilan nya, sepertinya ia seorang mahasiswa yang akan pergi ke kampus.

Ia terus berjalan, hingga akhirnya sampai di kampus tempat dimana ia berkuliah. Ia masuk ke dalam salah satu gedung fakultas disana.

Ia terus berjalan menyusuri lorong panjang, tanpa mengubris sekitarnya ia hanya fokus berjalan. Mencari ruangan kelas mana yang harus ia masuki.

Hingga akhirnya ia tiba di salah satu ruangan yang berada di bagian tengah menuju ujung gedung fakultas.

Ia kemudian memasuki ruangan itu.

"Renjun!" panggil seseorang disana.

Ia yang baru masuk ke dalam ruangan itu pun, langsung menoleh tatkala mendengar namanya di panggil seseorang di dalam ruangan itu.

Ia menunggingkan senyum indah di wajahnya.

Sudah tiga tahun lamanya dari kepergian Doyoung, kini Renjun sudah memasuki bangku kuliah. Ia kemudian berjalan menuju bangku orang yang memanggil nya tadi.

Renjun memberikan senyum hangat nya pada sang puan yang sudah lebih dulu datang, "Hai!" Ucapnya sembari duduk di samping seseorang yang memanggilnya tadi.

"Ke kafe hari ini jadi gak?"

"Jadi Lily sayang."

Ya, seseorang yang memanggilnya tadi adalah sang pujaan hati Renjun, bernama Lily. Mereka bertemu, ketika mereka pertama kali masuk di bangku kuliah.

Renjun masuk di fakultas kedokteran, dengan jalur undangan. Ia ingin mengejar mimpinya untuk menjadi seorang dokter. Sekarang ia sudah berada di tahun kedua kuliahnya, tepatnya di semester 4.

Renjun juga menjadi volunteer di salah satu komunitas kesehatan mental disana. Ia aktif membantu teman teman mahasiswa yang sedang kesulitan dan membutuhkan teman untuk bercerita.

Perkembangan kesehatan mental yang dimiliki oleh Renjun pun semakin kesini semakin membaik. Ia terus berhubungan dengan dokter Jungwoo sampai hari ini.

Begitupun dengan Lily, ia juga merupakan volunteer di salah satu komunitas kesehatan mental bersama Renjun. Rencana nya, ia akan mengambil S2 Spesialis Kesehatan Jiwa.

Lily dan Renjun memiliki banyak kesamaan. Yang membedakan hanya kondisi kesehatan mental mereka. Lily memiliki mental yang sehat, sedangkan Renjun di diagnosa memiliki gangguan kesehatan mental.

Hubungan mereka sudah berjalan hampir 2 tahun lamanya.

Renjun menoleh menatap Lily yang sedang fokus di samping nya, "Lily, i love you." ucapnya sangat acak.

Lily pun menoleh ke arah Renjun, kemudian ia tersenyum sangat manis, "I love you too, boy!"

*

Renjun dan Lily sedang berjalan menuju halte bus yang berada di depan gerbang kampus. Mereka saling berpegangan tangan bak sepasang kekasih pada umumnya.

"Maaf ya, hari ini kita pergi jalan nya naik bus. Aku gak bawa mobil." Ucap Renjun.

"Gak apa apa, Jun."

Sesampainya mereka di halte bus, mereka tidak usah payah menunggu bus datang dengan lama. Karena sesampainya mereka disana, bersamaan dengan bus yang datang.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang