41

650 104 21
                                    

Hari ini, keluarga Narendra sedang berkumpul di ruang keluarga. Semuanya sedang sibuk dengan kegiatan masing masing. Ada yang bersiap untuk pergi ke kantor, ada yang bersiap untuk pergi ke kampus, juga ke sekolah.

Ini juga sudah menjadi hari ke enam dari kejadian terakhir yang menimpa keluarga Narendra. Semenjak hari itu juga, Doyoung menjadi anak yang sedikit lebih murung dan pendiam dari biasanya.

Berbeda dengan hari ini, dapat Ny. Narendra lihat Doyoung sudah kembali lagi seperti semula.

Doyoung yang asyik menjahili adiknya, menggoda nya hingga adiknya merasa kesal kemudian berakhir berteriak mengadu, Ny. Narendra senang melihatnya.

"Kak, udah dong jangan usilin adek nya gitu." Ucap Ny. Narendra sembari terkekeh kecil.

"Tau ih! Bukan nya cepet siap siap, udah siang ini adek nanti kesiangan!" Ucap Renjun kesal.

Doyoung yang sedang berada di ruang keluarga pun, berjalan menghampiri Ny. Narendra yang masih asyik membereskan sisa sarapan tadi, "Adek lucu banget ya, mi. Dia marah marah kakak bukannya takut malah gemes." ucap Doyoung sembari terkekeh pelan.

"Udah udah ih, kak. Cepet berangkat nanti kesiangan adeknya kasian."

"Iya, mami. Kakak pergi dulu ya." Ucap Doyoung sembari mencium pipi ibunya.

Doyoung berjalan meninggalkan area dapur, ia berjalan ke arah Renjun yang sedang terduduk kesal di ruang keluarga, "Cepet anak harimau katanya takut kesiangan." ucap Doyoung yang di detik kemudian berlari keluar dari rumah.

"IH!! Awas aja ya lo Doyoung Putra Narendra, liatin aja!"

Renjun berjalan ke arah ibunya, "Mami, anak ganteng mau pergi sekolah dulu." ucapnya sembari mencium pipi sang ibu.

Renjun kemudian berlari meninggalkan rumah.

Doyoung dan Renjun sudah ada di dalam mobil. Mereka sedang menuju ke sekolah nya Renjun. Sepanjang perjalanan, Renjun hanya memperhatikan pandangan ke arah luar jendela.

Dengan mulut yang lebih maju dari biasanya, ia merasa kesal karena kakaknya kembali menggodanya seperti biasanya.

Ketika mobil akan sampai di sekolah Renjun, Doyoung melirik ke arah adiknya sebentar, kemudian menahan tawa nya agar tidak keluar. Karena sungguh, jika sedang merajuk seperti sekarang, Renjun terlihat sangat menggemaskan.

"Udah dong, jangan maju gitu bibirnya, biasa aja." Ucap Doyoung sembari fokus mengemudikan mobilnya.

Renjun mendecak sebal, "Ck, diem lah, i'm not in a good mood." ucapnya.

Doyoung terkekeh pelan.

Renjun langsung menatap ke arah Doyoung dengan tatapan yang sedikit mengintimidasi.

"Apa? Ngetawain adek hah?!"

"Apaan sih dek, nggak. Kakak gak ada ngetawain."

"Itu tadi ketawa ketawa kayak gitu, kenapa coba?"

"Kamu gemes kalo marah marah kayak gitu, malah makin pengen gangguin aja kakak rasanya." Ucap Doyoung.

Renjun memutar bola mata nya malas, "Emang, semua kakak sama aja ternyata." ucapnya, berbarengan dengan mobil yang sudah sampai di area parkiran sekolah Renjun.

Dengan segera, ia melepas sabuk pengaman yang mengikat menahan tubuh Renjun dari kursi penumpang.

"Udah ah, adek sekolah dulu. Bye!" Ucap Renjun keluar dari mobil dan menutup pintu nya sedikit lebih keras.

Ia berjalan dengan cepat meninggalkan mobil kakaknya.

"Adek!" Renjun memutar bola mata dengan malas, kemudian beralih untuk membalikan badan nya ke arah belakang melihat kakaknya yang membuka jendela mobil dan memanggilnya dari kejauhan.

Me and my illness ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang