Chapter 6

766 90 4
                                    


INI HANYA SPOILER DARI EBOOK FIREFLIES, BAGIAN LENGKAPNYA ADA DIEBOOK YANG  DIRILIS YA GAES..

Lisa POV

Cahaya mentari senja menembus kain tipis yang terkibas di jendela, tiupan angin membuatnya melambai dengan lembut. Daun-daun berwarna kuning dihalaman telah berguguran, angin itu turun mengantarkan hawa dinginnya pagi hari, menandakan sebentar lagi musim dingin akan menjelang.

Aku menggeliat, merasakan bulu roma di punggung polosku berdiri tegak diterpa hawa dingin. Rasanya tak nyaman, walau sebenarnya terlalu mengantuk untuk menarik selimut lebih tinggi hingga menyelimuti tubuh.

Tiba-tiba aku mendengar pintu jendela itu berdecit dan seseorang datang untuk menutupnya. Sayup-sayup dari sebelah mata, aku melihat seorang gadis dengan rambut hitamnya yang panjang berdiri dan bermandikan sinar jingga. Garis punggungnya yang indah, lekuk pinggangnya yang seperti gitar spanyol, dengan panggul yang begitu montok. Ia terlihat seperti dewi yang menanggalkan setiap helai benang ditubuhnya demi memandikan dirinya dengan cahaya senja.

Wanita itu berbalik, melenggang-lenggok dengan tubuh telanjangnya kearahku lalu duduk dipinggir ranjang. Ia menangkup sebelah pipiku dan menatap sendu dengan penuh cinta dari mata kucing yang menggemaskan. Tak ragu ia bergerak mencondongkan tubuhnya kearahku lalu melumat bibirku dengan mesra. Begitu hangat, lembut, dan alangkah nikmatnya hingga aku memejamkan mata.

"Kamu baru bangun sayang ?" Katanya dengan penuh perasaan.

Kedua tangannya dengan leluasa meraba tubuhku yang ternyata juga tak mengenakan sehelai benangpun. Telapak tangannya begitu hangat, ia letakkan di tulang dadaku yang sedang polos. Entah mengapa tiap telapak tangannya menyentuh pipi, dada, dan punggungku, aku begitu menyukainya. Berharap ia tak akan pernah menjauhkan tangan mungilnya itu dariku.

"Tidurmu nyenyak sayang.. Apakah kamu tidak kedinginan tidur telanjang begini ?" Tanya perempuan itu lagi.

Lama aku menatapnya makin lama makin tersedot oleh pandangan memukau dari kedua maniknya yang manja. "Iya, aku kedinginan.. Sekarang aku butuh penghangatku" Jawabku.

Langsung saja ku tarik pinggang mungilnya itu lalu merebahkan tubuh polosnya keatas kasur. Dada sintalnya membuat ku gemas, caruk lehernya adalah tempat favorit bagiku untuk meninggalkan jejak menyala berwarna merah. Dia hanya pasrah mendesah nikmat dibawah permainanku yang liar, seakan ia dengan senang hati memberikan tubuhnya seutuhnya.

Aku tak ingin berlama-lama, langsung saja ku buka kedua pahanya. Gadis itu menggigit bibir dia menatapku ramu, dari pandangannya aku tahu kalau dia menginginkan. Kami beradu pandangan lalu ia mengalungkan tangannya dipundakku dan menarik kepalaku kuat, hingga aku hanya bisa menurut dan mendekatkan wajah padanya sambil tersenyum.

"Ini untuk ketiga kalinya, kamu meniduriku." Katanya berbisik dengan serak.

"Kenapa Lili ? Apakah ada alasan lain hingga kau begitu menginginkanku ?" Tanya nya lagi.

Aku mengecup dahinya dengan penuh perasaan seraya berkata. "Ada tiga alasan sayang, pertama karena aku telah lama menunggumu, kedua karena kamu adalah Niniku"

"Dan alasan terakhir adalah, karena aku mencintaimu."

Ia langsung memeluk punggungku erat, memberi isyarat agar aku segera menyatukan kami dibawah sana. Sementara itu kami sibuk berpagut dalam ciuman panas hingga kehabisan nafas. Ranjang berdecit hebat, aku dan dia menyatu, merasakan inti ke inti dari tubuh masing-masing yang saling bertemu. Desah menguar, aku mengerjap, nafas memburu seiring pinggul bergerak sekuat tenaga. Sementara gadisku itu tengah menatapku dengan mata yang menahan nikmat, dia menggigit bibir bawahnya yang seksi, dahinya berkeringat, rambutnya acak-acakan dan itu membuatnya terlihat makin panas. Desahannya seperti biola yang membuatku makin bergairah, dada sintalnya turun naik mengikuti goyangan yang aku berikan dibawah sana. Aku merasakan cita rasa dari dirinya yang sebenarnya, seperti obat yang membuatku candu, ibarat penghangat dimusim dingin, mau sebeku apapun dunia ini, aku masih bisa hidup karena sentuhannya.

FIREFLIES [EBOOK]Where stories live. Discover now