16. Waiting is a Sign of Patience

193 31 11
                                    

-Anyone can say I love you,
but not everyone can wait and prove it's true.-

🌸

Sejak melihat kejadian tadi, mood Beomgyu benar-benar buruk sampai saat ini. Senyuman yang biasa bertengger di wajahnya telah sirna tak berbekas. Huening sempat bingung dengan perubahan sikap sahabatnya itu, namun ketika ia menanyakan alasannya Beomgyu memilih untuk tidak menjawab.

Saat ini ia hanya sedang duduk seorang diri di halte, menjauh dari kerumunan seperti biasanya sambil memeluk paper-bag berisi cookie jar buatannya yang belum ia berikan kepada Yeonjun. Apakah sebaiknya ia buang saja atau ia berikan pada yang lain? Namun jujur saja dalam hatinya, ia sangat ingin memberikannya pada Yeonjun.

Mengingat pria itu membuatnya kembali menghela nafas, ia sangat kalut dengan perasaannya saat ini. Apa sebaiknya ia bertanya pada Yeonjun, siapa sebenarnya gadis itu? Bagaimana jika Yeonjun marah? Ah, atau ia tanya saja pada Soobin--pria itu pasti tahu sesuatu, tapi memangnya apa haknya ingin mengetahui soal gadis itu? Ia tidak ingin Yeonjun marah padanya karena ia ikut campur dalam urusan pribadi pria itu.

Sementara disisi lain, raut wajah Yeonjun juga tidak kalah masam lantaran gadis bernama Yoo Jimin yang notabene-nya sebagai mantan kekasih Yeonjun terus mengusiknya sejak kemarin malam, bahkan hari ini ia tidak bisa menemui Beomgyu karena gadis itu terus membuntutinya. Ditambah lagi ia juga kesal karena tidak mendapat hadiah dari Beomgyu seperti teman-temannya.

Saat bel pulang berbunyi, Yeonjun segera pergi meninggalkan kelas mengabaikan Soobin dan Jimin yang memanggilnya. Ia tidak ingin semakin pusing jika gadis itu menahannya lagi, jadi ia putuskan untuk segera pergi ke halte bus hingga pandangannya menangkap sosok gadis yang tidak asing baginya.

Yeonjun sempat terdiam beberapa saat, apa sebaiknya ia menghampiri gadis itu dan menyapanya? Jika ia pergi begitu saja pasti orang-orang akan berpikir jika mereka sedang bertengkar. Akhirnya pria jangkung iku memutuskan untuk menghampiri gadis yang sedang termenung menatap jalanan, ia duduk disamping Beomgyu yang sepertinya masih tidak menyadari kehadiran Yeonjun, "ehm"

Beomgyu tersentak kaget ketika akhirnya ia menyadari ada seorang pria yang duduk disampingnya dan membuat gadis itu menolehkan kepalanya. Kedua matanya membulat saat ia mendapati Yeonjun-lah yang ada disampingnya saat ini, "annyeong" sapa pria itu namun Beomgyu hanya menjawabnya dengan seulas senyuman singkat. Entah mengapa Beomgyu seperti ini, padahal ia ingin bersikap biasa saja namun sial hatinya menolak.

Yeonjun juga menyadari perubahan sikap Beomgyu tersebut, namun ia tidak tahu apa penyebabnya. Apa gadis itu sedang ada masalah? Tidak biasanya ia terlihat murung seperti saat ini, "apa terjadi sesuatu?" tanyanya.

'eo, aku melihat seorang gadis memelukmu..' jawab Beomgyu dalam batinnya, namun ia memaksakan dirinya untuk kembali tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "ani, gwaenchana.."

"jinjja? tapi sepertinya tidak begitu, apa ada yang mengganggumu lagi hari ini?"

"anio.."

Lagi Beomgyu hanya menjawab singkat tanpa senyuman cerah seperti biasanya, dan hal itu semakin membuat Yeonjun yakin jika telah terjadi sesuatu. Namun belum sempat Yeonjun bertanya, bus yang mereka tunggu akhirnya tiba. Penumpang yang lain segera masuk ke dalam bus untuk berebut tempat duduk yang kini mulai terisi penuh.

Beomgyu tidak memiliki pilihan lain selain berdiri dan berpegangan pada tiang agar dirinya tidak terjatuh, lalu Yeonjun yang mengekor dibelakangnya kini berdiri disamping Beomgyu dan entah sengaja atau tidak, tangannya justru menggenggam tangan Beomgyu yang sedang menggenggam tiang. Hal itu sontak membuat Beomgyu terkejut dan menatap kearah Yeonjun yang tak membalas tatapannya, pria itu justru menatap ke luar jendela seolah tidak terjadi apapun.

Love SightWhere stories live. Discover now