Part 09

3 1 0
                                        

" Lo gak bawa motor hari ini Ka?" Tanya Ridho padahal dirinya sudah tau kalau Raka memang tidak membawa motornya hari ini

Raka mengangguk "kenapa?" Tanya Ridho sambil meminum air yang sempat dia beli tadi

Raka mendaratkan bokongnya pada kursi kantin begitupun dengan Ridho. Yah memang saat ini kedua sejoli itu sedang berada dikantin kampus. Tadi mereka bertemu di depan gerbang setelah Pretty pergi keperpus.

"Gak papa. Pengen aja" jawab Raka cuek sambil mengambil hpnya didalam saku jaket yang ia pakai.

" Tumben-tumbenan lo nanya kek gitu sama gue? Perhatian amat." Goda Raka yang membuat Ridho menatap jijik kearahnya.

Raka nyengir tak berdosa " eh Dho si Pretty manis amat. Sunpah gue dibuat meleleh ama senyumnya." Puji Raka.

Lagi lagi Ridho menatap Raka tapi kali ini dengan tatapan tajam dan tak bersahabat.

"Sans aja kali Dho. Gue cuma mau memuji indahnya ciptaan Tuhan. Gak ada maksud lain sumpah." Raka mengangkat dua jarinya membentuk huruf V sambil tersenyum ramah.

" Awas aja lo kalau sampai suka ama Pretty." Ujar Ridho serius

Raka menggeleng "Gak bakal Dho. Emang gue akui dia cantik dan manis. Tapi dia bukan tipe gue" ucap Raka dengan yakin.

Kedua sejoli dari orok itu kembali berbincang dan tertawa bersama sambil menunggu jam kuliah tiba.

***
Seorang gadis dengan tinggi pas-pasan sedang berpikir mati-matian untuk menemukan cara bagaimana agar dirinya bisa mengambil buku yang ada dirak yang cukup tinggi untuk dirinya jangkau.

"Kenapa sih simpannya harus tinggi-tinggi. Kan susah jadinya kalau mau ambil" Keluhnya sambil terus menjinjit agar bisa menggampai buku tersebut.

"Makanya tumbuh tu keatas jangan kesamping" ujar seseorang yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya Pretty sambil mengambil buku yang sedari tadi Pretty incar.

Yah gadis yang sedari tadi berusaha mati-matian untuk mengambil buku itu adalah Pretty Cantika.

Tubuh Pretty menegang seketika mendengar suara barinton itu menyapa pendengarannya. Suara yang terdengar tidak asing lagi bagi Pretty.

Dengan sekuat tenaga dan keberanian yang Pretty sudah kumpulankan, gadis itu berbalik dan melihat pemilik suara itu yang berdiri didepan Pretty dengan jarak 2 langkah.

"Kok kamu bisa disini?" Pretty berusaha untuk terlihat tenang walau jauh didalam tubuhnya, jantungnya sedang berdetak tak karuan.

Pria didepan Pretty mengernyit "Emang gak boleh? Ini kan tempat umum. Suka-suka gue dong" ujarnya percaya diri lalu memberikan buku yang dia ambil tadi kepada Pretty sebelum berlalu dari sana.

Pretty memegang dadanya dan merasakan denyut jantungnya yang masih terpompa dengan cepat. "Astaga bisa jantungan gue lama-lama" keluhnya dan segera pergi meninggalkan perpus.

Pretty melihat jam yang ada pada tangannya yang menunjukan limabelas menit lagi pelajaran akan segera dimulai. Dengan langkah cepat ia berjalan menuju keruangannya.

Ditengah perjalannya, langkah Pretty tiba-tiba berhenti karena panggilan seseorang.

"Kok lu baru datang sih? Masih ngapain?" Tanya Pretty pada Remini yang sudah menghampiri dirinya dan bahkan sekarang mereka sedang berjalan beriringan.

" Tadi habis mandi gue ketiduran dikasur pas mau make deodoran. Untung jiwa gue cepat-cepat terbangun." Cerita Remini menanggapi pertanyaan Pretty sahabatnya.

"Kok bisa? Aneh bangat lo sumpah" Pretty menggeleng-gelengkan kepalanya tak paham dengan sifat Remini. Kok bisa-bisanya dia ketiduran pas pake deodoran? Jangan-jangan dia pake deodoran sambil tiduran?

Remini tak lagi menjawab pertanyaan Pretty. Dia hanya cengar-cengir gak jelas.

Kedua gadis itu akhirnya tiba didepan ruangan mereka dan langsung saja mereka masuk.

Eun woo yang melihat Pretty baru masuk, tersenyum geli mengingat bagaimana syoknya gadis itu pas tadi dirinya menolong Pretty.

Eun woo yang baru saja tersenyum tak lepas dari pandangan beberapa teman ceweknya. Semuanya menatap kagum kearahnya karena selain manis, ini adalah senyum perdananya Eun woo.

INSECUREDonde viven las historias. Descúbrelo ahora