"Terimakasih Atas Segalanya Sahabatku"
#nelci31
Selamat membaca,tapi jangan lupa vote dan komennya yah. Kalau ada yang typo boleh kasih tau aku. Bisa lewat kolom komentar atau yang dibawah ini:
Aku masih dalam tahap belajar ya SUN, jadi mohon bantuannya.
Mata Remini berkaca-kaca melihat tubuh Pretty yang masih terbaring kaku ditempat tidur. Sudah hampir sejam namun Pretty tak kunjung sadarkan diri.
Remini bingung bagaimana caranya agar membuat sahabatnya itu kembali siuman . semua cara yang ia dapat dari internet telah dia lakukan namun tak ada satupun yang berhasil. Kepanikannya semakin bertambah , ia takut akan terjadi sesuatu yang lebih fatal kepada Pretty. Akhirnya, ia memutuskan untuk membawa Pretty kerumah sakit terdekat dengan bantuan beberapa temannya.
Setelah mereka tiba dirumah sakit, Pretty dibawa ke ruang IGD. Remini menghubungi semua teman-temannya untuk memberitahukan bahwa Pretty pingsan dan dibawa kerumah sakit.
"Prety pingsan kenapa? Dari kapan pingsannya?" Tanya seorang lelaki yang dengan wajah penuh khawatir.
" Dia tadi nangis, eh ga lama kemudian pingsan"
"Nangis kenapa ?"
"Aku gak tau ,Dho."
Ternyata setelah mendengar berita bahwa Pretty pingsan, Ridho langsung menuju kerumah sakit. Ia ingin sekali melihat keadaan gadis yang mungkin masih membencinya.
Karena sampai hari ini Pretty belum berbicara dengan Ridho. Jangankan ngomong lihat saja sepertinya Pretty gak sudi.
" Siapa disini yang merupakan keluarganya saudari Pretty?" Tanya seorang laki-laki yang menggunakan pakaian serba putih. Itu dokter yah bukan malaikat.wkwk
" Saya pak." Jawab Ridho dan Remini secara serentak.
"Oh ya udah, tolong satu orang ikut keruangan saya. ada yang ingin saya bicarakan mengenai keadaan saudari Pretty."
"Tapi pak ,apa Pretty sudah sadar?"
"Iya saudari Pretty sudah sadar dua menit yang lalu"
Remini memutuskan untuk pergi melihat Pretty sementara Ridho yang ikut keruangannya pak dokter. Sebenarnya Remini yang ingin ikut untuk mengetahui keadaannya Pretty tapi kalau Ridho yang masuk untuk menemani Pretty yang ada nantinya mereka berselisih dan Pretty bisa pingsan seminggu lagi.
"Apa kata dokter?" Tanya Remini kepada Ridho yang duduk menyenderkan tubuhnya yang seakan tak berdaya pada sebuah bangku panjang yang ada disamping kamar Prety.
" kenapa lo gak kasih gue kabar kalau lo udah keluar dari ruangan dokter Arif?" Protes Remini pada Ridho yang seakan tak berniat menjawab Remini.
"Kenapa lo keluar, kan kata dokter harus jagain Prety didalam. Gimana kalau dia butuh sesuatu atau terjadi sesuatu sama dia?"
"Udah soal itu mah lo tenang aja. Pretty lagi tidur makanya gue keluar sebentar mau ketoilet." Ujar Remini
"Eh, hampir lupa! Lo jawab dulu pertanyaan gue yang tadi ayo!" Desak Remini
" A...a..a.. katanya lo mau ketoilet, ayo cepat! Lo gak boleh nahan pipis nanti kalau lo juga sakit gimana, siapa yang urus Pretty?" Ridho berusaha mengelak dari pertanyaan Remini.
"Kok lo malah kayak nutupin sesuatu dari gue? Apa ada kaitannya dengan keadaan Pretty?"
Ridho tak menjawab pertanyaan Remini. Ia nampaknya sibuk memikirkan sesuatu yang saat ini melayang-layang dipikirannya dan mengganggu batinnya.
"Kok lo malah jadi ngelamun sih? Ayo jawab!"
" Kata dokter, Pretty kelelahan jadi dia butuh isterahat yang cukup."
" Masa cuman itu doang? Gue gak percaya!"
" Ya sudah kalau anda tidak percaya silahkan anda menuju ke kantor dokter Arif untuk mendapatkan informasi ini sekali lagi. Ruangannya berada dipojok kanan rumah sakit ini. Sekian dan terimakasih."
" Apa sih lo lebay bangat."
" Makanya kalau jadi orang itu tolong percaya sama orang lain."
Remini hanya memutar bola matanya malas lalu pergi ke toilet untuk menyelesaikan panggilan alamnya yang sempat tertunda. Namun sebelum pergi ketoilet Remini menyempatkan diri berterimakasih pada Ridho yang sudah datang.
Remini dengan perlahan membuka pintu ruang rawat Pretty. Dia takut kalau akan membangunkan gadis itu dari tidurnya. Tapi sangat disayangkan disana Remini mendapatkan Pretty tengah menangis.
Dengan perlahan Remini berjalan kearah Pretty yang duduk membungkuk dan memeluk kedua lututnya diatas brankar rumah sakit sambil menangis tersendu.
"Kamu kenapa?" Tanya Remini dengan suara bergetar
Pretty terkejut mendengar suara yang tak asing dikedua kupingnya. Dia bergegas mengambil tisu untuk mengeringkan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Pretty, kenapa kok nangis?"
Pretty membalikkan tubuhnya kearah Remini dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Melihat tingkah Pretty itu rasanya Remini ingin untuk mencari tahu lebih dalam lagi alias ingin menginvestigasi gadis yang selalu menutupi dan menyembunyikan lukanya.
Tapi Remini sadar bahwa mungkin Pretty belum siap untuk mengatakan apa masalahnya sekarang jadi ia akan menunggu sampai Pretty siap untuk menceritakan semuanya.
" Apa kata dokter Ni?"
" Kata dokter kamu butuh isterahat yang cukup karena darah kamu rendah bangat."
" Terus kata dokter kapan aku bisa pulang kerumah?"
" Soal itu aku gak tahu. Oh iya Pret, kok kamu gak kasih tau orang tua kamu kalau kamu lagi sakit?"
" Gak usah Ni, kan aku udah sembuh. Aku gak mau mereka khawatir"
" Ok, kalau gitu aku beli makanan dulu buat kita yah, udah lapar soalnya."
Pretty menganggukan kepalanya, lalu ia kembali membaringkan tubunya di tempat tidur sembari menunggu Remini.
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Remini kembali dengan membawa dua nasi kotak.
" Tadi aku kayak dengar suara cowok diluar, siapa itu Ni?" Tanya Pretty kepada Remini ketika mereka sedang makan
"Oh, itu Ri.." hampir saja Remini keceplosan kalau Ridho juga ada disana untuk melihat keadaannya Pretty " diluar'kan banyak cowok Pret, ada pasien, ada dokter, ada juga pengunjung. Jadi bisa saja kamu dengar ada suara cowok."
" Iya benar juga yah.." Pretty tertawa dengan keanehan yang ada didirinya.
Remini menatap gadis yang saat ini sedang tertawa sangat bahagia itu dan menarik napas lega.
Selain karena tidak ketahuan kalau ada Ridho tadi. Remini juga lega karena akhirnya ia bisa melihat wajah selalu tampak rapuh itu tertawa bahagia seperti ini.
Tiga hari berlalu dan sekarang pihak rumah sakit mengijinkan Pretty untuk kembali lagi kerumahnya dengan memberikan beberapa obat untuk diminum dirumah. Ia Nampak senang karena ia bisa lagi menghirup udara yang berbeda. Yah walaupun tidak segar karena telah tercemar tapi setidaknya ia tidak terkekang dirumah sakit itu.
" Akhirnya aku dan kamu bisa kuliah dengan lancar lagi yang Ni."
" Iya benar."
" Btw, thanks ya untuk semuanya"
" Iya sama-sama"
Setelah menempuh jarak yang tidak terlalu jauh akhirnya mereka tiba diasrama.
Mereka mencuci semua pakaian mereka yang tertumpuk setelah mereka isterahat.
Keesokan paginya mereka dengan semangat pergi kekampus dan setibanya disana mereka mendengar informasi bahwa hari ini jurusan mereka menerima mahasiswa baru yang sudah memilih untuk pindah jurusan. Mereka semua penasaran menunggu siapa sosok itu.
BINABASA MO ANG
INSECURE
General FictionIni cerita gak ada deskripsinya soalnya bingung mau gimana😂 Kalau mau, baca aja! Kalau gak mau juga gak papa! Skip Aja! Tapi bagi yang baca jangan lupa VOMENT!😎
