PART 02

18 3 1
                                        

"Untuk saat ini aku tak bisa membantumu lebih dari memberikan pelukan hangat dan kedua bahuku"
By: nelci kause


***


" Prety, Prety, kamu dimana?" teriak Remini saat memasuki kamarnya yang merupakan kamar Pretty juga.

" Dimana gadis itu? Apa dia ditempat ibadah?" batin Remini.

Dengan kekuatan yang dimiliki, Remini dengan cepat berlari bagaikan angin puting beliung menuju keruang ibadah.

Ia menyusuri setiap sudut ruang itu untuk mencari gadis malang yang tak tau dimana dia berada saat ini dan membuat bingung semua orang termasuk para dosen.

Setelah mencari Pretty diruang ibadah yang begitu luas dan besar bagaikan istana, Remini pun mulai merasa kelelahan. Dia duduk disebuah kursi yang tepat berdiri disamping ruang ibadah itu untuk sedikit melepas kelelahannya setelah melakukan petualangannya yang luar biasa itu.

" Dimana kamu Pretty? Aku harus kemana ini? Ya Tuhan tolonglah aku." Batin Remini mulai mengeluh.

" Baaaaa."

Remini terkejut mendengar teriakan itu. Dengan cepat ia menoleh kearah suara itu berasal.

" Pretty, kamu darimana? Kok pergi ga bilang-bilang? Kalau terjadi sesuatu sama kamu gimana? Kamu tau ga kalau semua orang saat ini lagi cariin kamu? Aku khawatir sama kamu tau ga? Kamu kok bandel bangat sihh kayak kecil?"

"Stttttttttt" Jari telunjuk Pretty dengan cepat mendarat dibibirnya Remini.

"Sejak kapan kamu belajar jadi wartawan? Kok pertanyaannya banyak bangat."

"Ah. Kamu nih, jawab aku dulu"

"Mau jawab yang mana? Kan pertanyaannya banyak bangat dan aku gak ingat satu pun."

Remini tak menghiraukan lagi rasa penasarannya, kini ia ingin melepaskan rasa khawatirnya itu agar ia seutuhnya merasa lega.

Kedua tangannya terbuka lebar lalu mulai mendekat kepinggang Pretty temannya itu. Ia merangkul Pretty dengan sangat erat yang menandoakan bahwa ia sangat takut jika terjadi sesuatu pada teman sekamarnya itu.

" Prêt, jangan ulangin hal ini lagi ya? Walaupun kita kenalnya belum lama tapi aku sayang sama kamu dan aku udah anggap kamu seperti saudara aku sendiri."

" Iya, terimakasih ya Remini. Aku janji gak bakalin ulangin lagi."

Kedua wanita cantik itu kemudian berjalan sambil bergandengan tangan menuju asrama tempat tinggal mereka yang menyimpan sejuta kenangan indah disana.

"Remini, aku mandi dulu ya? Soalnya aku panas bangat nih." Kata Prety membuka percakapan mereka ketika mereka tiba didalam kamar.

Remini menganggukan kepalanya menandakan iya tapi matanya tak mampu berpaling dari hpnya.

Remini memang dikenal sebagai gadis yang suka sekali bermain game online dan mungkin sudah menjadi pencandu game online.

Ketika ia mulai mengahadap hpnya dan mulai bermain game dia takkan peduli lagi terhadap siapa yang sedang mengajaknya berbicara atau yang sedang duduk disampingnya.

Ya lebih cocoknya adalah ketika di mulai bermain game online dia akan merasa bahwa dunia miliknya sendiri.

" Kamu tuh, kalau sudah main game bakal lupa akan semuanya" omel Pretty saat keluar dari kamar mandi.

" Kamu jangan marah-marah entar cepat tua"

" Ayo mandi Ni."

" Ok bu"

Remini meletakkan hpnya diatas sebuah meja yang ada didalam kamar itu lalu berjalan menuju sebuah kamar kecil yang merupakan tempat mereka mandi.

Sore ini Remini ingin mengajak Pretty mengunjungi sebuah perpustakan yang tak jauh dari tempat mereka tinggal. Namun setelah ia pikir – pikir ia membatalkan rencananya itu. Ia lebih memilih tetap di kamar kecil itu dan mengajak pretty bercerita, siapa tahu ia bisa mendapatkan informasi mengenai masalah yang saat ini Pretty hadapi.

Ia bukan bermaksud jahat namun dia hanya ingin membantu Pretty yang saat ini dia anggap sebagai sahabat terbaiknya.

" Pret, kamu kenapa kok hari ini gak ngampus?" pertanyaan Remini kali ini berhasil menghentikan kegiatan Pretty yang sedari tadi terus membaca buku.

" Gak ada apa-apa hanya saja aku malas bangat ke kampus"

" Iya aku tahu, tapi apa alasan kamu malas? Setahu aku, kamu mahasiswa yang paling semangat kalau kuliah."

" Ya biar pun aku selalu semangat tapi aku juga manusia Ni, aku juga bisa merasa malas." Suara Pretty terasa bergetar seakan ingin menangis.

" Prêt, are you oke? Apa ada yang salah sama pertanyaan aku tadi?"

Pretty tersenyum tipis melihat Remini lalu mulai berlinang air mata. Dari wajahnya terlihat suatu kesedihan yang sangat mendalam yang memberi bekas luka yang tak mudah disembuhkan.

Melihat Pretty yang sedang menangis Remini berjalan kerahnya dan memeluk gadis Sembilan belas tahun itu sambil meyeka air mata yang terus membasahi pipi mungil itu.

" What's wrong Pretty? Why you crying?"

Pretty sama sekali tak menggubris pertanyaan itu, ia tetap menyandarkan kepalanya dibahu Remini yang memberikannya sedikit rasa lega. Air matanya masih saja terus berlinang sementara pikirannya melayang entah kemana yang dapat dlihat dari sinar kedua bola matanya.

" Kalau kamu belum mau cerita it's ok. Kalau kamu mau menangis, nangis aja! Kalau itu buat kamu sedikit lega."

Dalam benak Remini timbul seribu pertanyaan yang menggunung.
Ia binggung melihat kelakuan sahabatnya itu yang tadinya begitu ceria kini berubah hanya karena sebuah pertanyaan. Entah apa masalahnya Remini pun belum tau.

Pretty masih saja menyandarkan kepalanya dibahu Remini tapi kali ini suaranya tak terdengar lagi, tentu saja hal ini membuat Remini penasaran dan dengan cepat Remini melihat kearah sahabatnya dan mengangkat kepala sahabatnya itu dengan pelan lalu merunduk untuk melihat keadaannya.

" Ya ampun Prety" Remini terkejut ketika mendapati Pretty pingsan dalam pelukannya. Dengan pelan dan hati-hati Remini membaringakan tubuh Prety ditempat tidur. Yang memang tak jauh dari meja belajar tempat Pretty duduk tadi.

"Kamu kenapa sih? Masalah apa yang saat ini kamu hadapi? Seberat itukah sampai kamu jadi kayak gini?" Tanya Remini penuh rasa penasaran, batinnya ingin sekali membantu sahabatnya itu tapi ia tak tau masalah apa yang saat ini dihadapi Pretty.

Untuk saat ini ia hanya bisa membantu Pretty dalam doa dan akan selalu hadir sebagai teman terbaik untuk Pretty.

***

Sekian dulu ya SUN part berikutnya nanti nyusul ok?

Tapi sekali lagi aku ingatkan yahh, jangan lupa vote dan komen biar aku semangat nulisnya

INSECURENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ