03

198K 2.7K 66
                                    

( 3 hari kemudian )

Devan dan Ara setelah pulang dari sekolah di mintai kedua orang tua mereka untuk pergi ke butik melakukan fitting baju.

"Kak beli itu ya?" Pinta Ara penuh harap saat melihat penjua es cream ti pinggir jalan sana.

Devan mengangguk dan memberhentikan mobilnya sedikit ke pinggir, ia turun dari mobil menghampiri penjual es cream.

Ia menengok ke arah Ara yang membuka kaca mobilnya, ia mendelik tidak suka.
"Tutup jendelanya, Ara. Aku bisa kok beliin es cream nya." Tegur nya datar pada Ara. Ia tak rela jika penjual es cream tersebut melihat kecantikan gadis nya, terlebih juga ada beberapa pengendara motor yang meneduh di sana.

Ara mencebikkan bibir nya, baru saja ia membuka kaca nya sekarang harus di tutup lagi. Ia memainkan ponselnya mengecek media sosial nya terutama Instagram miliknya.

Terdapat begitu banyak notifikasi permintaan mengikuti, dan juga permintaan mengirim pesan. Ia menghela nafas pelan, jika Devan tau tentang ini bisa-bisa lelaki itu mengamuk.

Bagaimana tidak, hampir semua yang meminta konfirmasi dari nya adalah laki-laki. "Gimana nih? Konfir apa nggak, ya? Lumayan nih buat nambah followers. Tapi... Nanti kak Devan marah"

"Ara diemin aja kali, ya? Konfir yang cewek nya aja." Pikirnya dan segera mengkonfirmasi akun yang perempuan saja.

Devan pun kembali membawa es cream coklat, seperti kesukaan Ara biasanya.

"Makasi kak Devan sayangg" ujarnya sambil mengecup pipi Devan lalu mengecup bibir Devan juga.

Devan mengangguk dan tersenyum, ia segera melajukan mobilnya menuju butik yang di katakan mama nya.

Mobilnya berhenti di saat lampu merah, Devan melirik sebentar ke arah Ara.
Shit! Umpat nya dalam hati melihat apa yang di lakukan Ara di samping nya.

Devan menelan ludah nya kasar dan dapat ia pastikan di bawah sana miliknya sudah tegang sepenuhnya. Bagaimana tidak? Ara saat ini menguji iman nya dengan mengulum habis es cream nya, lalu mengeluar-masukkan es cream tersebut.

"Anjir bikin sange ahh" batin Devan.

Ara menoleh kearah Devan karna sedari tadi ia merasa Devan memperhatikan nya, dengan wajah polosnya ia masih melakukan kegiatan laknat itu. "Kwak dewvan kewnapha?" Tanya nya.

"Ah, anjing. Gue jadi bayangin punya gue di dalam tuh mulut, pasti enak banget."  Desah nya dalam hati sambil melihat es cream dalam mulut Ara.

"Raa" tegurnya.

"Iya? Kenapa, kak?" Jawabnya masih belum menyadari kalau ia sudah membangun kan singa yang sedang tertidur.

Devan menggeleng, mencoba menahan gejolak dalam dirinya saat ini. Ia kembali menatap ke arah depan dan segera menancap gas saat lampu bergantikan warna hijau.

"Tenang, Dev. Tinggal 3 hari lagi, setelah itu Lo bisa buka puasa sepuas Lo." Ucap Devan dalam hati berusaha menenangkan dirinya.

Ara mengerjapkan mata, Devan kenapa? Tadi manggil, terus tiba-tiba geleng-geleng. Devan gak lagi kesambet kan?

Dan akhirnya mereka pun sampai di butik tersebut, Ara mengambil ancang-ancang untuk membuka pintu mobil. Tetapi tangan di tahan lebih dahulu oleh Devan, baru saja ia menoleh ingin bertanya kenapa, dirinya—bibir nya sudah di sambar ganas oleh Devan.

"Mmhh" ronta Ara mencoba mendorong dada Devan, tapi tenaganya terlalu kecil ketimbang tenaga Devan.

"Kamu nakal banget sih, sayang.." ujar Devan memegangi kedua tangan Ara.

my couple 18+ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang