Perlu diingat, Vale belum ingat tentang hari ini. Tentang Anniversary mereka.
Aksara sebenarnya kesal, tapi tetap menerima es krim itu dan memakannya di bangku ini, persis seperti orang asing kesasar. Bagaimana tidak asing, jajaran sekre organisasi adalah tempat yang jarang sekali Aksa kunjungi di kampus. Beberapa kali mahasiswa lewat dan menatap Aksa dengan heran, agaknya kenapa bisa anak band hits kampus bisa nyasar kesini dan duduk anteng sambil makan es krim cornetto di bangku panjang depan sekre BEM seperti sekarang. Kira-kira begitulah yang ada di pikiran mahasiswa yang menatap heran Aksara disini.
“Keseeelll” rajuk Haechan dengan mulut penuh es krim, persetan dengan sedikit ngilu di giginya.
“Pengen buang es krim nya tapi sayang..”
Aksa menatap es krim cone itu yang masih sisa setengah, memandanganya jengkel.
“Bisa-bisanya lupa?? Awas aja kalo cuma pura-pura lupa, tapi kalo lupa beneran.. ya masak sih lo lupa Le.. gue aja inget kok,” ucap Aksa monolog dan masih dengan rasa kesalnya.
30 menit menunggu seperti bayi hilang, kemudian terdengar suara pintu sekre yang terbuka dan Aksa langsung menolehkan kepalanya, ternyata bukan Vale.
“Cer, udah selesai belom?” tanya Aksa kepada orang yang tak dikenalnya—Yasa.
“Lo nunggu Vale?” tanya Yasa membuat Aksa mengangguk
“Beloman, masih sama Nadin di dalem, tungguin aja bentar lagi palingan” jawab Yasa yang bersiap-siap untuk pergi.
Aksa menghela napas, sudah sekitar satu jam ia duduk disini, tapi rapat juga belom selesai. Berapa lama lagi ia harus menunggu Vale? padahal Aksa sudah menurunkan egonya demi anniversary mereka. Namun pernyataan 5 detik lalu oleh Yasa langsung menyadarkan Aksa dari rasa bosannya, ia langsung memproses semuanya; Nadin.
Sementara itu Vale di dalam sekre masih setia membahas proker baru milik divisinya, ia hanya berdua dengan Nadin sekarang karena Yasa sudah pulang duluan. Vale tidak fokus dari awal rapat tadi, ia ingin meminta maaf secepatnya perihal kejadian ciuman itu kepada Nadin, tapi sepertinya Nadin masih sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
“Gini, gimana?” tanya Nadin kepada Vale yang saat ini masih melamun
“Le?”
“Hah” Vale tersadar dari lamunannya, kemudian ia melihat laptop yang menampilkan proposal proker baru tersebut dan membacanya sebentar
“Boleh, udah gitu aja” ucap Vale membuat Nadin mengangguk-angguk
“Din,” panggil Vale
“Hm?”
“Eee.. gue..”
Nadin memberhentikan aktivitasnya lalu menatap Vale, “Apa?”
“Yang di Pallas itu, gue.. gue minta maaf ya, gue ga sopan deh sama lo,” ujar Vale akhirnya
Nadin mengerjap-ngerjap lalu tertawa kecil menanggapi, “Lo apa dah.. kayak sama siapa aja,”
“Serius Din, gue gaenak sama lo,”
Nadin menggeleng, “Gak perlu gak enak, santai aja kalo sama gue” ujar Nadin yang diakhiri dengan senyumannya
Vale akhirnha bernapas lega, sepertinya Nadin juga tidak ambil pusing tentang kejadian itu.
“Tapi.. kalo gue minta buat lo rahasiain ini, boleh?” ucap Vale hati-hati kepada Nadin
“Hm, lo juga rahasiain ya, biar lo aja yang tau” jawab Nadin sambil mengangguk
Vale tersenyum senang mendengar jawaban Nadin, “Oke, maka—”
Namun ucapan Vale terhenti ketika Aksara tiba-tiba membuka pintu sekre dan langsung bertanya kepada mereka,
YOU ARE READING
WISH YOU WERE GAY | NOHYUCK
RandomKamu bilang, perasaan itu nggak ada yang salah, semuanya itu murni dari hati. Aku juga merasakan itu, perasaan tulus yang hanya aku dan Tuhan ketahui. Perasaan yang Tuhan berikan itu, enggak salah kan? tapi kalau perasaanku itu untuk kamu, apa itu t...
24. HATE TO SEE YOU WITH SOMEONE NEW
Start from the beginning