Save 1

11.5K 816 5
                                        

Happy Reading

***

Dia terbangun dengan kebingungan. Dimana ini? Bukankah dia sedang berjalan pulang?. Aneh, tapi dia merasakan ini nyata.

Sehabis pulang sekolah dia menuju sebuah halte, namun apa ini? Kenapa dia berada di tempat yang kotor.

"Ah, kepalaku. Apa yang terjadi?" dia berguman.

Menoleh ke samping Kiri, apa ini? apa mereka semua mayat. Dia merasa aneh dengan tempatnya sekarang. Kotor dan gelap, ada beberapa bau busuk dan, ah ini bau darah. Apakah Ada yang sedang terluka?.

Terlalu lama menduga, dia bahkan tak mengetehui Jika badannya menyusut, menjadi bocah.

Memastikan kembali keadaan, menoleh lagi ke kiri dan kanan. Tetap sama, gelap dan kenapa banyak sekali anak kecil disini...

Kret

Suara pintu terbuka dengan pelan. Dia menoleh, matanya memincing.

"Apa ini, kenapa lelaki Itu menatapku. Menggelikan" gumannya.

Dia membalas tatapan tajam yang di berikan seorang pria. Di lihat Dari tinggi pria itu, mereka terlihat seumuran, namun Jika di lihat Dari wajahnya umur pria Itu lebih Tua.

Pria itu mendekat, "kau masih hidup ternyata" katanya lalu berdiri tepat di depan dia.

"Jangan tak sopan bocah" dia membentak, pria itu dengan berani memegang rambut berharganya..

Hah, pria itu menyeringai. Menarik, mainan baru kali ini sangat berani.

"Berapa umurmu?" Tanyanya. "ah, Kau Laki laki atau perempuan?"

"18 tahun, dan jauhkan tanganmu dari wajahku" dia memukul tangan pria itu yang dengan berani memegang wajahnya. Menyebalkan, siapa sebenarnya pria ini, dia sangat tak sopan.

"Wow, kau berumur 18 tahun? Dengan tubuh sekecil ini?" pria itu meledek, menatap tak percaya bocah di depannya.

"Apa maksudmu kecil jerk, Aku sudah besar" dia berdiri lalu dengan angkuh memukul wajah pria di depannya.

Tunggu, kenapa tanganya menjadi kecil. Dia menunduk menatap tangan dan baju yang dia kenakan.

Tidak, ini bukan dia. Dia tak pernah memakai baju selusuh ini. Dia bahkan memiliki kulit yang putih, bukan coklat seperti ini.

Apalagi ini tuhan dia berguman.

Pria itu terkejut. Wow, dia sangat menarik, batinnya. Pria itu mengangguk dengan semangat, ah Aku mendapatkanya.

"kau kemarilah" ucap pria itu kepada pria lainya.

Pria yang daritadi menunggu di depan pintu itu datang. Menunduk dengan sopan lalu berjalan ke arah Tuanya.

"Ya Tuan?" Tanyanya sopan

"Aku akan membeli bocah ini, urus keperluanya" ucapnya mutlak lalu pergi keluar.

Sebelum pergi menjauh pria itu berkata. "Kita akan bertemu Lagi bocah"




Dia, Rovinaz Angeline. Gadis muda yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional di sekolah nya. Itu tadi, sebelum dia terbangun di tubuh kecil ini.

Ah niat Hati, ingin cepat pulang dan bersantai di kamar. Tapi apalah daya, dia sekarang tersesat. Dunia apa ini? Apakah aku menyusut? Tidak tidak, itu sangat tak mungkin.

"Sekarang aku sudah di beli. Ah lalu siapa pria yang membeliku tadi?"

"Bodoh sekali, Aku malah memukul wajahnya. Apa ini? apa aku Akan menjadi budaknya?"

"Tidak!! Jangan berfikir aneh aneh Vin, Kau kan pintar"

"Ah otakku, Aku benar benar tak Bisa menerima keadaan ini"

Dia berguman, bodoh memang apa gunanya berfikir. Lebih Baik dia diam dan tidur. Tubuh kecil bocah itu sungguh tak sehat. Hanya menggunakanya berfikir sebentar kepalanya langsung pening.

Vina yang tak Bisa menerima keadaan pun hanya pasrah, dia tertidur. Bahkan ketika mobil itu berhenti dia tak bangun sama sekali.

Sopir itu hanya Bisa mengehela nafas lelah. Apalagi ini? Apa tuanya mendapatkan mainan baru Lagi?.

"Nona, kau bisa bangun" katanya mengoyang Kan Badan kecil Vina.

Vina terganggu, guncangan yang di berikan pria itu tak main main. "Ah paman, apakah sudah sampai" Vina mengerjapkan matanya. Dia harus tau situasinya sekarang.

Di depannya terdapat rumah yang mewah dan besar, jauh lebih besar daripada rumahnya yang dulu.

"Turunlah Nona, Tuan sudah menunggu anda" katanya

Malas sekali bertemu dengan pria seperti tadi, tapi dia juga tak tau jika tak pergi Kan?

Vina berjalan, di depannya terdapat beberapa pelayan dan seorang bodyguard? Ah ini menakutkan, wajahnya seperti preman.

Vina meneguk ludah nya dengan kasar. Dia bertemu lagi dengan pria kurang ajar itu. Ah sial sekali hidupnya, pria Itu menatapnya tajam.

"Pelayan, Bawa bocah ini ke kamar. Bersihkan badannya dan beri dia makan" ucap pria itu, lalu pergi keluar. Di lihat dari pakainya yang serba hitam, dia seperti seorang anggota mafia. Oh, atau mungkin dia salah satu ketua Mafia?.

Selesai di bersihkan, Vina bersantai di kamarnya. Ada satu pelayan yang menunggunya, dia terlihat Masih muda.

"Kak, bisakah aku tau ini dimana?" Vina bertanya dengan sopan.

Pelayan itu tersentak dengan panggilan Vina. "Negara Skyfier, wilayah Barat Nona" jawabanya sopan.

Negara Skyfier apa ini?

Vina bingung, pelayan tadi bilang apa?aneh sekali. "Negara Skyfier kau bilang? Mana ada Negara Skyfier disini"

Pelayan itu mengeryit, kenapa gadis ini sangat aneh."Nona kau tak tau negara Skyfier?"

Vina menggeleng, "aneh sekali namanya, Aku tak pernah mendengarnya"

"Nona Kau lahir dimana?"

"Indonesia, Kau tau negara itu?"

Dia bingung, baru pertama kali pelayan itu mendengar negara Indonesia. "Nona kau masih waras kan?" Tanyanya.

"Ah sudahlah, Kepalaku pusing. Kau bisa keluar"

Vina termenung, pikiranya kacau. Pertama, dia memiliki tubuh yang aneh, kecil! Jelas sekali ini bukan tubuh aslinya. Walau kulit nya terlihat Sama setelah di bersihkan, Putih mulus.
Kedua, dia bahkan baru pertama lali mendengar negara Skyfier. Hey, Nama ini jelas jelas sudah aneh Kan? Dirinya Saja baru pertama Kali mendengar. Pelayan tadi saja tak tau negara mana itu Indonesia.

Lalu dimanakah dia sekarang?

Dan pria tadi?

Aneh sekali, sangat sulit untuk berfikir jernih. Kepalanya seakan ingin pecah.

"Gunakan otakmu Vin"

"Jelas jelas tubuh ini masih berusia 8 tahun, ah atau lebih"

"Kenapa aku bahkan tak mengingat apapun. Lalu apa yang terjadi setelah aku pulang?"

"Hah siapa saja dengarkan dan jawab aku"

Berguman, berteriak, dan membatin, Vina melakuhkan itu semua.

Dirinya benar benar stress...

"Baiklah, semoga besok Aku Akan berada di rumah"

***

Udah part 2. Tapi Masih belum yakin sih kalian suka apa nggak.

Makasih udah nyempetin mampir.

Plot BreakerWhere stories live. Discover now