Kecemasan.

11 9 2
                                    

#Aksara Rasa

Pada suatu hari yang terasa membosankan, aku duduk termenung di dekat jendela. Melihat lalu lalang kendaraan yang kelamaan membuat mataku lelah. Aku menghela nafas panjang, berharap dalam satu nafas yang aku hembusan ada satu kecemasan yang turut pergi. Aku sering bertanya-tanya, dari manakah kecemasan-kecemasan itu ada. Apa yang membuatnya tumbuh subur dalam kepalaku? Mungkinkah itu semua tanpa sadar telah aku beri pupuk sehingga subur?

Tapi akhirnya aku tak ambil pusing atas pertanyaanku sendiri. Aku percaya pada satu hal. Bahwa setiap manusia memiliki kecemasan dalam diri mereka masing-masing. Meski mungkin beda rupa dan jenisnya.

Kecemasanku beragam. Ada yang akan hilang terbawa angin, sirna tertelan sepi, tapi ada juga yang bertahan cukup lama meski kemarau datang. Bahkan anehnya, setiap hari kecemasanku seakan bertunas. Terus bertambah semakin banyak. Hingga pada satu waktu kepalaku penuh sesak oleh kecemasan itu.

Lalu beberapa hari lalu, aku seperti tersentil saat mendengarkan sebuah lagu.

Jika kau terus merasa ragu, maka kau akan hanyut
90% dari kecemasan itu hanya berasal dari imajinasi yang kau ciptakan
Tak perlu cemas, jalani saja

Ya, mungkin itu memang benar. Hampir semua kecemasan yang aku punya mekar diakibatkan pikiranku sendiri. Tapi akhirnya aku juga berpikir banyak hal setelah mendengar lagunya secara berulang.

Merasa cemas itu normal. Tapi kita tidak boleh tertelan kecemasan itu sendiri. Jangan biarkan kecemasan yang kita punya membuat kita menjadi seseorang yang sangat takut melangkah ke depan. Kita tidak boleh takut selama belum mencoba. Lebih baik mencoba tapi gagal daripada tidak mencoba sama sekali, kan?

Aku rasa setiap dari kita punya kecemasan yang sama meski hanya beberapa. Salah satunya cemas akan masa depan kita. Aku pun begitu. Cemas tentang masa depanku. Takut jika nantinya aku tak mampu jadi apa-apa dan tak bisa dibanggakan. Akan aku bawa ke mana hidupku kelak? Mau jadi apa di masa depan saja aku tidak tahu. Yang saat ini sibuk kupikirkan hanya bagaimana caranya agar setiap hari aku selalu punya alasan untuk bertahan dan terus berjuang. Terkadang aku merasa rugi, banyak waktu yang tersita karena hal yang tidak berguna. Aku tak punya waktu untuk membahagiakan diriku sendiri. Lingkungan yang aku punya ... mencekik diriku lebih erat. Aku ingin lepas. Tapi aku tidak tahu, apakah aku mampu.

Aksara Rasa [ TAMAT ]Where stories live. Discover now