Unconditional 4

422 35 0
                                        

Unconditional 4

Dilain tempat tepatnya di kediaman keluarga Kim, tawa cekikikan tidak bisa berhenti keluar dari belah bibir ranum seorang perempuan cantik. Saat ini dia sedang membayangkan bagaimana ekspresi ketiga wanita dewasa yang dia berikan kejutan itu. Pasti sangat mengasyikkan, rasanya dia ingin bergabung.

Jujur, sebenarnya ketiga tas itu akan dia berikan kepada teman baiknya seklub fans karena telah membantunya mengirimkan beberapa soal latihan untuk masuk ke university indamannya, namun kali ini dia akan menundanya terlebih dahulu. Ia akan menunggu sekertaris mommynya mengirim tas baru ke Seoul baru memberikannya ke temannya. Biarlah. Sebab dia terlanjur memberikan ketiga tas itu kepada ketiga wanita yang tidak dia kenal.

Kenapa dia memberikan tas mahal keluaran terbaru itu dengan percuma, karena ia memiliki 2 alasan. Alasan pertama, jujur dia bertujuan memberi pelajaran kepada orang yang memandangnya buruk namun juga tidak bisa disebut itu dan kedua dia memberikannya sebagai ucapan tulus akan hari natal yang akan datang.

Soal memberi pelajaran, dia benci mengingat kejadian itu.

Tepat setelah dia sampai di sungai han, Chanyeol oppa mengajak menetap sebentar di sebuah Cafe untuk menghangatkan tubuh karena semakin malam cuaca disekitar sungai han semakin dingin. Selagi kekasihnya berbincang dengan sepupunya yang berjaga sebagai kasir, dia meminta izin sebentar pergi ke toilet untuk membenahi dandananya dan menuntaskan buang air kecil.

Dan kesialan pun terjadi, bersamaan keluar dari bilik toilet seseorang wanita tidak dia kenal tiba tiba menariknya menuju westafel. Menatapnya tajam. "Siapa kau, kenapa bisa bersama Chanyeol. Kau-" belum selesai ucapan tajam itu ditujukan kearahnya, ia dengan tatapan polosnya segera memotong dengan nada ramah. Itu sangat menjengkelkan dan itu bukan dirinya jika menghadapai sosok seperti wanita dihadapannya.

"Hello, are you his friend???. How are you. Maybe, we can get acquainted. My name Elif Kim and you?? (Halo, apakah kamu temannya ???. Apa kabar. Mungkin, kita bisa berkenalan. Namaku Elif Kim dan kau??)" tutur Baekhyun ramah mengulurkan tangannya untuk bertujuan menjabat tangan. Dia tidak akan memakai bahasa korea jika berhadapan dengan orang asing. Itupun yang menyuruh mommynya untuk menghindari hal hal buruk.

Dan ekspresi wanita itu membuat Baekhyun menyeringai. Dia merasa puas mengetahui wanita itu terlihat bingung tidak dapat mengatakan apa apa lagi. Wanita itu sepertinya tidak begitu menguasai bahasa inggris.

"Sorry, my speaking Korean is bad" ujar Baekhyun menunjukkan wajah tidak enak.

Tak lama suasana canggung melanda namun yang terasa canggung wanita itu. Dan Baekhyun segera memperbaikinya, dia menjadi merasa tidak enak sendiri dengan apa yang barusan dia lakukan. "Maafkan aku eonni, bahasa korean ku kurang baik" jelas Baekhyun, dan itu memang benar adanya. Bahasanya masih terbata. Itu pun saat dia berbicara dengan Chanyeol oppa dia harus menggunakan bahasa kelahirannya. Prancis. Mengingat kekasihnya juga menguasai bahasa itu dia sangat senang dan kagum. Dan Chan oppa mengatakan akan mempelajari bahasa inggris. Sangat sempurna.

Wanita cantik itu hanya dapat bergumam O~ panjang, dia terlihat malu dan hampir saja marah marah kepada perempuan cantik yang dia jumpai jalan dengan sepupunya. "You-and Chanyeol, love??" tanyanya terbata dan di sambut senyuman Baekhyun. Bagaiman dia tidak tersenyum jika setiap ucapan singkat itu terdapat gerakan menunjuknya dan menunjuk kearah pintu toilet. Maksudnya Chan oppa.

"Nde, eonni. You're right" setelah menjawab itu wanita itu langsung pergi dengan wajah angkuhnya, namun Baekhyun mendengar jika wanita itu mengumpatinya.

Keluar dari toilet dapat Baekhyun lihat bagaimana wanita itu mengomel di hadapan Chanyeol dan dia mendengar wanita itu menyebut nama Luhan. Nama yang paling dia tidak sukai. Dia ingat, perempuan bernama Luhan pernah mendatanginya saat pertama kali dia bertemu dengan Chanyeol. Dan nama itu akan selalu dia ingat baik baik, tidak akan dia biarkan kekasihnya menatap perempuan bernama Luhan. Katakan dia egois, tapi itulah dirinya, perempuan egois dan keras kepala.

UnconditionalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang